Aku tahu, tak banyak waktumu untuk menjadi pendengar bagi keluh dan kesahku. Tak banyak waktumu untuk menemani waktu-waktu sedihku. Tak banyak waktumu untuk mengajakku pergi menenangkan sedih dan pilu.
Aku tahu, hari-harimu di habiskan untuk bekerja sepanjang waktu. Tak ada toleransi pada banyaknya pekerjaanmu. Tak ada waktu untuk berleha-leha dengan semua itu.
Aku tahu, begitu berharga setiap waktu yang berlalu, begitu pun waktumu. Ingin rasanya aku membeli waktumu untuk bisa berlama-lama menemaniku, namun aku memilih untuk diam dan menunggu. Meskipun sesekali aku lelah dengan semua itu.
Aku tahu, sudah saatnya aku berpikir maju. Aku juga harus turut menyibukkan diriku, agar terhindar dari melakukan hal-hal yang tak perlu. Aku harus belajar memantaskan diri untukmu, agar kelak kamu tak menyesal telah memilihku.
08/01/2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Akhir Dari Segalanya
RandomMenulis bukan semata-mata untuk menunjukkan sebuah kehebatan yang ingin dibangga-banggakan. Beberapa tulisan adalah bagian dari ungkapan yang tidak mampu diucapkan. Keresahan-keresahan yang barangkali perlu di sampaikan. Menulis bukan ajang untuk di...