Hutan terlarang

60 2 0
                                    

Di hutan terlarang Ada begitu banyak pohon dengan ukuran besar, tinggi dan juga lebat. Hampir tak ada celah bagi sang surya untuk menelusupkan cahayanya. Elena terus mengedarkan pandangannya, waspada. Peringatan dari Flip benar-benar membuatnya gelisah. Dia mungkin punya kekuatan yang lumayan untuk mengalahkan para pemangsa itu, tapi ia sendiri belum tau cara menggunakannya. Kejadian yang menimpa Nyonya Karen itu benar-benar diluar dugaannya. Bahkan sampai sekarang, ia tidak tau bagaimana bisa kuku-kuku nya berubah begitu mengerikan dan kembali seperti semula setelah ia menghacurkan sasarannya.
Hutan itu semakin gelap membuat Elena sulit melihat apa yang ada didepannya. Beberapa kali ia terjatuh karena tersandung akar pohon dan jalanan yang agak licin.
'Kraak'
Elena menghentikan langkahnya. Iris hitam merahnya menatap lurus ke arah semak-semak disampingnya. Ia yakin kalau ada seseorang yang sedang melihat setiap gerak geriknya dibalik semak-semak itu sekarang.
"Siapa itu??" tanya Elena gugup.
Elena mengamati semak-semak itu cukup lama. Tapi tidak ada yang mencurigakan dari semak-semak itu. Elena melanjutkan perjalanannya, hutan semakin gelap membuat Elena terus waspada dengan sekitarnya.
'wushh'
Sebuah sosok melintas cepat tepat disamping Elena.
"Apa itu?" gumamnya. Elena mengedarkan pandangannya menelusuri hutan terlarang yang gelap gulita. Ia tersentak kaget saat sebuah tangan menepuk bahunya dari belakang. Spontan Elena berbalik dan mendapati sosok dengan iris berwarna biru, sebiru lautan. Elena sesaat terpana melihat indahnya iris milik pria didepannya.
"Hei! Apa yang kau lakukan disini?" Suara berat pria itu memecah lamunan Elena.
"Aku.. Aku ingin ke Red Diamond"
Sebelah alis tebal pria itu terangkat beberapa detik.
"Untuk apa?"
"Mencari seseorang" jawab Elena sedatar mungkin. Ia tidak ingin hatinya merusak apa yang menjadi tujuannya.
"Siapa?"
Elena menatap lekat pria didepannya, ia mencoba mencari tahu apa yang diinginkan pria didepannya.
"Tidakkah kau merasa kalau kau itu terlalu banyak bertanya?"
Pria itu tertawa keras.
"Apa itu terdengar lucu?"
Elena mulai kesal dengan pria didepannya yang terus tertawa. Nafasnya tiba-tiba terasa sesak dan lehernya seperti tercekik.
"To... Tolong" ucap Elena dengan tangan yang mencoba meraih pria didepannya yang masih tertawa, tapi nihil pria itu justru melangkah mundur.
"Aku tau itu pasti menyakitkan. Tapi aku tidak bisa menolak apa yang perutku inginkan"
"Cih!" Elena berdecih. Iris hitam dan merahnya menyala. Ia menyeringai dan menampakkan giginya yang runcing di kanan dan kiri bak seorang vampir yang haus darah. Pria didepannya seketika mundur beberapa langkah.
"Ka kau.. Andrew ??" pria itu mulai gugup melihat seringaian Elena yang mengerikan. Dengan satu gerakkan Elena mencengkram pria didepannya dan menancapkan taringnya dileher putih pria itu.
"Arrrgghhhh"
Pria itu mengerang kesakitan. Elena terus menghisap habis darah pria itu hingga tubuhnya mengering dan mati.
"Cih!" Elena menyeka darah yang ada di dagunya dengan punggung tangannya. Ia menatap benci kearah tubuh kering pria itu.
"Makhluk bodoh!" umpat nya.
"Tapi tunggu!!! Aku menghisap darah???"
Elena mencoba menyentuh taringnya tapi taring itu sudah menghilang tanpa ia sadari.
"Apa yang terjadi padaku??"
'kraak'
Spontan Elena menoleh dan mendapati Flip ada dibelakangnya.
"Apa kau juga ingin berakhir seperti dia?"
Flip menatap ngeri kearah seonggok mayat yang mengering.
"Ti tidak!"
"Lalu apa mau mu?"
"Kau itu apa??"
"Aku sendiri tidak tau"
Flip meraih tangan Elena dan membawanya kesebuah gua.
"Kenapa kau membawaku kesini?"
"Aku melihat kawanan pria yang kau bunuh itu sedang mengamati kita dari semak-semak"
Alis kanan Elena terangkat beberapa detik.
"Benarkah?" tanya Elena datar.
Flip mengangguk mantap.
"Oh iya! Bagaimana kau mengalahkan pria itu?"
"Aku menghisap darahnya" jawab Elena santai.
"Apa???"
"Ada apa?"
"Kau ini sebenarnya apa?? Kudengar kau juga menghancurkan lukisan Nyonya Karen dan sekarang James??!"
"James? Siapa James?"
"Dia pria yang kau hisap habis darahnya!"
"Ohh.. Jadi namanya James"
Flip menatap Elena tak percaya. Ekspresi Elena benar-benar diluar dugaannya.
"Kau tau? Kau mengingatkanku dengan seseorang"
"Siapa?"
"Andrew"
"Oh iya! James juga mengatakan nama itu sebelum aku menerkamnya"
"Kau tau Andrew siapa?"
Elena menggeleng polos.
"Dia adalah Raja dari Black diamond"
"Tunggu.... Jadi, disini ada berapa diamond? Kupikir disini hanya ada Red diamond"
"Di Delix ada 4 diamond yang masing-masing punya Raja dan Ratu"
Elena menyimak apa yang flip katakan.
"Ada Red diamond, Black diamond, Green diamond, dan White diamond. Setiap keturunan Raja dan Ratu pasti memiliki iris berwarna sesuai dengan tempat dia berasal"Elena berpikir sejenak lalu kembali menatap flip yang tengah memicingkan mata kearahnya.
"Kau lihat apa??"
"Kenapa aku baru menyadarinya?"
"Apa?"
"Iris mu ada dua warna. Dan kau bilang ingin pergi ke Red diamond untuk menemui seseorang.. Siapa yang kau cari??"
****
Author comebackkkk 😂 ayolah support author.. jangan pelit ngevote ya.. Kalian kan anak baik 😘

DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang