The Human World

50 3 3
                                    


Ratu Alice menatap cemas kearah Elena yang terbaring lemah dengan mata tertutup.

"Kenapa ini bisa terjadi Pangeran?"

Ratu Alice menatap tajam kearah Pangeran Louis yang duduk diatas sofa panjang sembari memeluk kedua lututnya.

"Adik kecil... dia itu apa Ibunda?"

Seketika Ratu Alice tertegun.

"Apa maksudmu?"

"Dia punya taring... dan dia bilang dia bisa merubah seseorang menjadi abu..."

"Bukankah dalam perjalan kemari Elena juga pernah melakukannya?"

"Kupikir itu Bohong"

"Pangeran Louis, Kau tau apa yang sebenarnya terjadi, jadi bukan hal aneh bagimu jika menemukan kekuatan yang diluar dugaanmu ada pada adik kecilmu"

"Ibunda, aku takut karena kecerobohanku membuat adik kecil dalam bahaya"

"Apa maksudmu?"

"Walter"

"Jangan katakan kalau Elena bertemu Walter!"

"Ibunda.. Maafkan aku"

"Ini akan menjadi masalah besar! Ibunda yakin Walter pasti sudah memberitahu Dewa Langit"

"Kita harus bagaimana Ibunda?"

"Bawa dia ke dunia manusia"

"APA????"

"Kita tidak punya pilihan lain! Karena hanya disana lah tempat  yang tidak bisa dimasuki  Para Naga-Naga milik Dewa langit"

"Setidaknya biarkan Adik kecil pulih terlebih dahulu"

"Tidak! Kita tidak punya waktu banyak! Aku akan meminta Pangeran Peter untuk membantumu"

****

Elena melenguh dibalik selimut yang menutupi tubuhnya. Ia menyingkirkan selimut itu kesamping, Iris hitam merahnya menatap lurus ke langit-langit berwarna coklat, persis seperti warna langit-langit rumahnya di dunia manusia. TUNGGU!!!

Elena menatap sekelilingnya dan ya! itu rumahnya di dunia manusia.

Elena sontak bangun dan berlari keluar kamar. Irisnya hitam merahnya membulat sempurna ketika menemuka dua orang pria yang tengah terbaring di lantai tak sadarkan diri dan darah yang berceceran dimana-mana.

"Kakak!!!"

Elena berlari mengampiri Pangeran Louis.

"Elena...." Panggil pria disamping Pangeran Louis.

"Peter??"

"Apa yang terjadi??"

Peter berusaha bangun sambil memegangi lengannya yang terluka cukup dalam.

"Berikan aku dan Pangeran Louis, air matamu"

"Apa?? untuk apa?"

"Hanya itu yang bisa menyelamatkan kami... Tolong cepatlah"

Peter terus meringis menahan lukanya.

"Tapi aku tidak bisa menangis tanpa alasan" Elena menatap polos Peter.

"Dasar bodoh! Kemarilah!"

Elena menghampiri Peter dan duduk didepannya.

'PLAKK'

Telapak tangan Peter mendarat sempurna di pipi putih pucat Elena yang kini berubah merah.

"HEY!!!!!!!!!!!"Teriak Elena dan menatap sangar kearah Peter.

"Kenapa kau tidak menangis????"

"Apa maksudmu??? Kau mau ku bunuh huh??!!!"

"Biasanya wanita akan menangis jika ditampar"

"Dasar kau!!! Apa kau yakin air mataku bisa membuat kalian pulih?"

"Ya" Jawab Peter dengan wajah bingung menatap Elena yang tidak menangis dengan  tamaparan yang cukup keras.

"Baiklah! Peter tatap mataku!"

"Apa??"

"Cepat!!" Desak Elena. Peter menurut.

"Jangan berkedip!"

"Baiklah"

Elena menatap iris hitam legam milik Peter. Hanya butuh waktu 15 menit, air mata mengalir dari pelupuk mata Elena.

Spontan Peter mengambil mangkuk kecil yang ada diatas lemari kecil disampingnya. Peter mendekatkan mangkuk kecil itu kebawah dagu Elena dan kembali menatap irirs hitam merah Elena. Air mata Elena terus menetes hingga matanya memerah.

"Cukup! ini sudah penuh"

"Benarkah?" Sontak Elena menatap mangkuk kecil yang berisi air mata nya. Tapi tunggu!!!

"Peter... ini air mataku?"

"Ya"

"Kenapa warnanya hitam?"

"Pangeran Louis akan menjelaskannya nanti"

"Kenapa tidak kau saja yang jelaskan??"

"Apa kau tau?? keadaanku sekarang bagaimana? Kau hampir membuatku jatuh cinta padamu!"

"Apa????"

"Kau menatapku terlalu dalam!"

******

Pangeran Louis membuka matanya perlahan, sosok pertama yang ia lihat adalah wajah cemas adik kecilnya.

"Kakak.. Bagaimana apa kau sudah merasa lebih baik?"

Pangeran Louis tersenyum sembari Bangun dan langsung memeluk erat adik kecilnya.

Pangeran Louis melepas pelukannya dan menatap lekat wajah adik kecilnya.

"Kenapa pipi kirimu merah? dan ya! matamu juga!"

Spontan Elena melempar tatapan tajam kepada Peter yang tengah duduk sembari menyesap kopi hangat yang dibuatnya sendiri beberapa menit lalu.

"Peter menamparku!"

"APA??????" Seketika asap putih menyeruak keluar dari tubuh Pangeran Louis mebuat Elena seketika menjauh.

"Kupikir dia akan menangis jika ku tampar"

"Dasar kau ini! Dia adikmu!!"

Sontak Elena mentap Pangeran Louis menuntut penjelasan.

*****

AUTHOR COMEBACKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK JANGAN LUPA KASIH BINTANG YAAAAAAAAAAAA.....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang