5) Fool

3.9K 956 126
                                    

Beberapa hal terkadang bisa jadi benar-benar membingungkan.

Dan sejak kemarin Jimin memberitahu Joe soal sticky note itu, Joe merasa baru saja menaiki roller coaster di California yang tingginya bukan main.

Joe pernah ke California? Tidak. Sejauh ini jalan-jalan terjauh yang pernah dia lakukan hanya dari tempat tinggalnya, Daegu, ke Seoul. Dia dan keluarganya bukan tipikal traveler.

Tapi Joe merasa hidupnya baru saja terputar balik.

Kalau selama ini semua sticky note yang dia dapat dari Taehyung, jadi seharusnya dia berpacaran dengan...

Goddamit. Joe merutuk, berusaha menenangkan diri dengan memijat pelipisnya.

Ini terlalu tiba-tiba.

"Joe, balik yuk?"

Kepalanya mendongak, mendapati Eira tengah berdiri tepat di depannya. "Lo ngapain? Yang lain udah pada di rumah, lo malah kayak orang stres di perpus."

Emang lagi stres, Ra. Batin Joe.

Namun kendati mengutarakan isi pikirannya, Joe hanya tersenyum kemudian mengangguk.

"Bentar ya."

Dengan cepat Joe memasukkan sketchbook dan laptop ke dalam tas kemudian beranjak keluar.

"Yuk."

Joe hanya diam, sesekali mengeluarkan suara ketika Eira bertanya soal kelas hari ini karena hari ini dia absen, sibuk mengurusi himpunan. Keduanya sama-sama berjalan menuju ke loker penyimpanan.

"Nanti sore gue ke rumah ya, Joe? Mau main sama Goldi," kata Eira sambil cekikikan.

"Boleh. Goldi juga kayaknya kangen dikasih makan sama..."

"Eira?"

Kalimat Joe terhenti tiba-tiba begitu dia mendenga suara yaang memanggil nama Eeira. Kepala Joe spontan menoleh, mendapati Taehyung yang tengah berjalan ke arah mereka.

What should I do?

Itu pertanyaan yang Joe pikirkan. Harusnya dia menyapa Taehyung? Haruskah dia minta maaf pada Taehyung sekarang? Haruskah dia...

"Kak Ta..."

"Udah pulang? Mau bareng nggak?"

Di detik berikutnya Joe menggigit bibir. Dia seharusnya tidak buka mulut. Terlebih lagi, Taehyung tidak sama sekali menoleh ke arahnya.

Kepala Joe kini beralih ke arah Eira.

"Bukannya rumah kita nggak searah, Bang?" tanya Eira, kening gadis itu mengerut.

"Kebetulan gue mau ke arah rumah lo, makanya ngajak bareng."

Kepala Eira mengangguk selagi dia berdeham, kelihatan tengah berpikir. Eira kemudian menolehkan kepalanya ke arah Joe. "Kalau gitu, bareng Joe juga boleh?"

"Eh?"

Joe langsung membulatkan matanya. Tadinya dia mau protes pada Eira, tapi perhatiannya teralih pada Taehyung.

Ini bukan karena Taehyung tersenyum atau mencoba untuk bicara dengannya. Justru sebaliknya. Taehyung diam, namun tatapannya tajam dan menusuk.

Sebelumnya Joe belum pernah mendapatkan tatapan sebegitu tajamnya dari Taehyung, semarah apapun Taehyung. Tapi kali ini... tatapan itu terasa begitu menusuk.

Tangan Joe mengepal kuat, ada emosi yang terkumpul di kepalanya seperti bom yang siap meledak saat tombol ditekan. Tapi Joe harus menahan diri.

"Duluan aja, Ra. Gue mau mampir dulu ke toko roti," kata Joe. Dia tertawa kikuk. "Baru ingat nyokap minta bawain roti."

"Kan bisa mampir..."

"Nggak usah. Udah duluan aja." Joe langsung memotong. Tangannya kini bergerak menepuk punggung Eira, masih berusaha untuk tertawa. "Udah gih."

Eira nampaknya masih punya ratusan omelan dan sanggahan untuk diberi, tapi Joe cukup pintar untuk tidak memberi kesempatan bagi gadis itu.

Joe sadar sekarang. Taehyung bukannya tidak mendengar suaranya tadi. Laki-laki itu mendengarnya, tapi memilih untuk tidak mendengar.

Kakak tingkatnya yang ini mungkin marah—atau bahkan membencinya sekarang.

Dibanding tetap berada di tempat dan merasa tak nyaman dengan tatapan dan tingkah Taehyung, Joe memilih untuk menutup loker dan menyingkir.

Dia tidak tahu alasan Taehyung tiba-tiba mengajak Eira pulang bersama. Mungkin ada beberapa hal yang terjadi di antara mereka dan Joe sama sekali tidak tahu soal itu.

Di saat Joe memikirkan Taehyung, mungkin laki-laki itu sudah memilih untuk melupakannya. Joe baru sadar kalau sikapnya buruk selama ini.

Yang namanya penyesalan pasti selalu di belakang, ya?

Lagipula ini salah Joe. Dia yang bodoh karena baru menyadari semuanya sekarang tanpa berpikir kalau perasaan orang lain juga bisa berubah.

Dia bodoh. Dia tahu itu.

Kakinya terus melangkah keluar dari perpustakaan. Mati-matian Joe berusaha untuk menahan diri. Jangan sampai dia mempermalukan diri dengan menangis di sini. Oh, itu buruk.

Gadis itu menggigit bibir bagian dalamnya, tangannya masih terus mengepal selagi kepalanya tertunduk.

Namun di detik berikutnya kepalanya mendongak dan menoleh ke belakang ketika seseorang menarik tangannya tiba-tiba.

"Pulang bareng gue aja, yuk?"

"Bang Jim?"

Jimin tersenyum kecil selagi sengaja mengangkat alisnya beberapa kali.

"Ayo pulang bareng," kata Jimin lagi. "Kalau mau mampir dulu juga boleh. Kebetulan gue lagi gabut. Mau makan dulu?"

Joe hanya diam, masih berusaha memikirkan kata-kata apa yang harus dia gunakan untuk membalas pertanyaan Jimin tadi. Tapi yang ada, dia justru merasa pelupuk matanya menghangat.

"Bang, gue..."

Jimin mengangguk, mengelus puncak kepala Joe sebelum memakaikan topi hitam miliknya pada kepala Joe. Tangannya langsung bergerak merangkul Joe.

"Nangis aja, nggak apa-apa. Gue tutupin," bisik Jimin pelan. Bisa Jimin rasakan embusan napas Joe yang terdengar kasar, jadi dia sengaja menepuk-nepuk punggung Joe selagi membawa Joe berjalan keluar dari perpustakaan, keluar ke parkiran.

Oke, Jimin akui ia menguping tadi. Dia bahkan mengintip Joe, Taehyung, dan Eira. Dia tahu ini privasi, tapi ini terlalu berlebihan.

Taehyung bilang dia akan berhenti mendekati Joe. Tapi Jimin tidak mengira Taehyung akan sebodoh itu dengan melemparkan perhatiannya pada gadis lain dan memperlakukan Joe seakan mereka adalah musuh bebuyutan.

Jimin menggelengkan kepala selagi dia memberikan helm pada Joe yang masih menangis. Mungkin dia tidak ada sangkut pautnya di sini. Tapi dia tetap tidak bisa diam kalau sahabatnya menyakiti seorang gadis begitu saja.

Taehyung, sakit hati boleh, bego jangan.

*

BTS lagi di GDA dan aku lemah cuman sama fotonya.

Tae, tanggung jawab :'' aku harus jauh jauh dari kamu minggu depan karena mulai sibuk tapi pasti bakal kangen...

Anyway makasih buat kalian yang masih stay ihiy😄

Straw To Berry (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang