16) Taehyung's Plan

3.1K 733 46
                                    

Udah lama ya? Hehe

...

Jimin masih sibuk dengan tas ranselnya ketika ponsel yang ia letakkan di atas meja bergetar ketika ketukan pintu terdengar.

“Temen kamu?” tanya Jimin pada Erin yang asik berbaring di sofa, mencomot berondong jagung sembari menonton serial drama di televisi.

“Aku nggak ada ngajak temen ke rumah,” teriak Erin dari sofa, kelihatan tak ingin repot-repot menghampiri Jimin. Ya, kakaknya itu kalah pentingnya dengan drama di televisi.

Sebenarnya Jimin sendiri malas membuka pintu. Yang dia pikirkan begitu pulang ngampus hanya mandi, kemudian tidur. Untuk tugas Jimin punya prnsip sistem kebut sejam. Sejam sebelum masuk kampus, lebih tepatnya.

Kaki Jimin bergerak ke arah pintu, tanpa berlama-lama langsung membuka pintu. Dia ingin membereskan urusan apapun ini dan segera mandi. Tadinya sih begitu.

Hanya saja yang ingin Jimin lakukan segera setelah melihat siapa yang muncul di depan pintunya, satu-satunya yang ingin Jimin lakukan adalah menutup pintu. But no. Yang kayak begitu hanya dilakukan perempuan yang patah hati, kan?

Jimin laki-laki, laki banget, kalau boleh dia menambahkan. Tapi bagian patah hati itu memang menggambarkan dirinya.

“Ngapain?” Hanya satu kata itu yang Jimin ucapkan, dan Taehyung seketika merasa canggung. Damn. Sejak kapan dia pernah canggung begini bareng Jimin? Nggak pernah. Hari ini mungkin rekor baru.

Taehyung membenarkan posisi ransel di sebelah pundaknya, berdeham dua kali. Pura-pura batuk biasanya obat kecanggungan. But, okay. Not helping.

“Joe ketabrak mobil tiga hari yang lalu.” Entah ini kalimat yang benar untuk diucapkan, tapi Taehyung ingin mengatakannya. Jimin juga kelihatan nggak bisa diajak basa-basi.

Jimin menganga, dia mencoba mencerna. Now it makes sense. Ya. Jimin sudah pesimis duluan, mengira Joe memang sengaja menghindarinya. Jadi bukan itu alasannya. Joe kecelakaan.

But... What? Kecelakaan?

“Dia sekarang gimana?” tanya Jimin, mendadak dia panik.

“Di HCU. Harusnya siang tadi dia udah pindah ke ruangan biasa.”

Jimin berusaha keras untuk tidak menahan napas, tapi itulah yang jelas dia lakukan. Pupilnya sempat melebar sejenak.

Sesaat Jimin diam, mencoba berpikir. Jadi Taehyung datang ke sini untuk memberitahu kabar Joe?

“Dia dirawat di mana, Tae?” tanya Jimin buru-buru. Dia seolah sudah siap berjalan ke dalam rumah, mengambil kunci motor dan jaketnya lalu pergi sesegra mungkin.

Taehyung sendiri sudah tahu kalau pertanyaan itu akan terlontar juga. Tapi justru karena pertanyaan itulah dia datang ke mari. Dia tidak akan mengubah jawaban yang sudah dia siapkan.

“Gue udah kasih tahu ke Eira,” kata Taehyung. Taehyung tersenyum kecil sebelum berbalik, berjalan menjauh dari teras rumah Jimin. Sebelah tangannya dia lambaikan.

“Kalau lo mau jenguk, sekalian aja bareng Eira, Jim. Sukses, Dude.”

*

Arata’s Noteu:

Been a long time since I last updated this, right? Maap ya. Jadi agak kaku nulis begini karena kebanyakan baca novel terjemahan/english ketimbang metropop. T^T
Tadinya mau kebut tamatin ini, tapi ntar aja deh. Prepare ya, few chapter lagi stroberi bakal habis

Btw, kalo ada waktu coba take a peek di dollaretjeh ya hehe. 🙏

Straw To Berry (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang