7) Peculiar Feelings

3.5K 870 106
                                    

Terhitung sudah seminggu sejak kejadian Jimin meneriaki Taehyung di perpustakaan.

Dan di hari ke delapan ini, rasanya air mata Joe sudah habis. Jadi Joe memilih untuk berhenti menangis. Dia sendiri merasa tidak enak karena Jimin terus ada di sampingnya sementara dia terus menangis.

Joe tidak ingin kelihatan se-desperate itu hanya karena cinta.

Kenyataannya, semua jadi agak berantakan. Bukan agak malah, memang benar-benar berantakan.

Jimin dan Taehyung jadi jarang mengobrol, bahkan tidak pernah. Dan Joe masih sedikit takut bertemu dengan Eira. Dia masih ingin mencoba menerima semua dulu.

Eira memang beberapa kali mencoba untuk menghubunginya, tapi semuanya selalu Joe hindari. Every broken-hearted girl needs time, right?

Tapi Joe tahu dia tidak boleh terlalu lama begini.

Joe langsung beranjak dari kursi perpustakaan begitu Jimin menghampirinya. “Ke kantin yuk, Joe. Laper.”

Joe hanya mengangguk sebagai jawaban. Diambilnya ransel yang ada di atas meja sebelum dia melangkah keluar bersama Jimin.

Soal ucapan Jimin waktu itu, Joe tidak mau ambil pusing. Dia tidak menanyakan apa maksud dari kata-kata Jimin soal “Joe gue ambil” minggu lalu. Rasa penasaran itu ada, tapi Joe tidak ingin tahu.

Dia punya beberapa prasangka tak pasti soal Jimin. Berapa kali pun diingat dan dipikirkan, kalimat itu memang serius tapi Joe punya keyakinan bahwa hal itu tidak akan terjadi.

Jimin dengan ringannya merangkul Joe dan berjalan bersamaan keluar dari perpustakaan.

“Udah pernah makan baso urat nggak, Joe?”

“Emang ada?”

Jimin terkekeh. “Ada. Temen-temen gue pada nyoba. Kita juga co...”

Suara Jimin mendadak hilang. Joe harus mendongak untuk memperhatikan Jimin. Rupanya laki-laki itu menolehkan kepalanya ke lorong perpustakaan. Butuh waktu bagi Joe untuk sadar kenapa Jimin tiba-tiba menghentikkan langkahnya.

Dari sini Joe bisa ikut melihat sosok Taehyung yang tengah berdiri berhadapan dengan Eira. Rasanya Joe tidak ingin melihat laki-laki itu dulu. Tapi bukan itu yang dia lakukan.

Matanya tetap terpaku pada Taehyung, bahkan tatapan mereka sempat bertemu. Taehyung buru-buru membuang tatapannya dari Joe.

Hatinya mencelos. Sekali lagi. Rupanya satu minggu bukanlah waktu yang cukup untuk mengobati patah hati.

Joe ingin mengutuk diri sendiri karena masih tetap memandangi Taehyung dan melihat Taehyung mengacak puncak kepala Eira.

Sesuatu yang biasanya Taehyung lakukan pada dirinya—yang meskipun seringkali dia balas dengan amukan besar—kali ini diberikan pada gadis lain. Pada sahabatnya sendiri.

Beginilah yang namanya hidup, Joe. Memang begini. Bisikan itu seketika masuk dalam telinganya.

Rasanya sakit. Sangat. Tapi sesuatu membuat Joe merasa bukan hanya dia yang sakit di sini.

Dan keyakinannya bertambah ketika pundaknya merasa tegang karena Jimin yang tiba-tiba mencengkeram sebelah pundaknya. Laki-laki itu masih diam selagi kepalanya masih menoleh ke arah Taehyung dan Eira.

Joe baru saja mau mengeluarkan suara namun Jimin sudah mendahuluinya. “Udah yuk. Gue lapar.”

Kepala Jimin masih belum berubah posisi selama sepuluh detik. Baru akhirnya dia menolehkan kepala ke arah Joe.

“Yuk,” ajak Jimin sekali lagi. Kali ini tangannya yang melingkar berpindah untuk menggenggam salah satu tangan Joe dan melangkah.

Hanya saja langkah Jimin terhenti begitu Joe tidak ikut melangkah.

“Kak Jim.”

“Hm?” Kepala Jimin menoleh ke belakang selagi dia bergumam. “Kenapa?”

Ada sebuah kalimat yang Joe pikirkan. Sebuah pertanyaan yang ingin dia tanyakan. Tapi melihat Jimin yang tersenyum padanya, niat itu hilang.

Biarkan Joe simpan hal ini sendiri dulu.

Jadi Joe menggeleng, balik tersenyum dan membalas genggaman tangan Jimin. “Nothing. Yuk, Bang. Gue juga lapar.”

Bang Jimin, gue nggak broke alone kan di sini? I guess both of us did, am I right?

*

Arata’s Noteu:

Jadi gitu. Ya udah. Gitu. Dan otakku lagi-lagi goyah mau masangin Joe sama Jimin aja. Tapi nggak tau deh. Jadi nggak usah capek-capek nebak endingnya gimana gais, karena yang di sini juga lagi labil setengah mampus. Anway, see ya around next time!

Straw To Berry (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang