Swear It To The Sky - 08

405 76 15
                                    

Setelah kurang lebih tiga setengah jam lamanya menghabiskan waktu dengan bercengkerama satu sama lain, akhirnya Inari dan Sehun sampai di Busan.

Ada suara pemberitahuan dari petugas KTX, Sehun dengan sigap kembali memakai kacamata dan maskernya.

Tubuhnya yang menjulang segera berdiri, menurunkan koper Inari dari kabin sementara Inari mengangkat bahu. Membiarkan Sehun melakukan sesuatu yang pantas dilakukan oleh seorang lelaki.

Anggap saja, Sehun adalah sahabat baru yang sarat manfaat.

Inari terkekeh saat melihat Sehun menyeret kopernya menuju pintu keluar, sementara Inari menguntit Sehun dari belakang.

Sehun tidak lantas melenggang begitu saja, dia bahkan berhenti di depan pintu kereta, mengulurkan tangan kepada Inari. Agaknya, Sehun minta tangannya disambut dan Inari turun dari kereta selayaknya seorang putri.

"No, thank you." Inari menolak dengan sopan. Sehun itu manisnya berlebihan. Salah-salah sedikit, Inari bisa terbawa perasaan.

Perempuan kalau sudah terbawa perasaan biasanya bahaya. Galaunya berkelanjutan. Nanti bisa-bisa, trip-nya hanya sehari bersama Sehun, tapi terngiang-ngiannya bisa sampai sepuluh tahun.

Tidak, Inari lebih baik membentengi hati sebisanya daripada harus jatuh pada pesona Sehun.

Karena kalau sudah jatuh, biasanya Inari mau hubungan yang serius. Bisa jadi, nanti berbalik. Inari yang mengejar Sehun di kemudian hari.

"Kenapa sih tidak mau dibantu? Niatku kan baik, Noona." Sehun merengut sambil mengimbangi langkah Inari yang pelan.

"Selagi aku masih bisa melakukannya sendiri, aku tidak ingin merepotkanmu, Oppa. Melihatmu menyeret koperku saja rasanya sudah aneh. Biasanya, aku menyeretnya sendiri."

"Ha! Kau ini single fighter, ya? Kau tidak punya pasangan ya di Indonesia? Makanya kau sendirian datang ke Korea sekarang. Kenapa aku tidak berpikir kalau kau ini masih single juga dari tadi? Kan, aku jadi bisa lebih agresif biar kau terlena, Noona."

Inari menghentikan langkahnya, matanya melotot marah. Tapi Sehun justru tergelak di balik maskernya.

"Menjadi solo traveler, tidak berarti aku tidak punya pacar, Oppa," sanggah Inari.

"Tapi sayangnya aku tidak percaya. Aku percayanya kau ini memang single."

"Ya, terserah lah. Aku mau ke toilet dulu. Tunjukkan mana toiletnya." Inari melanjutkan langkahnya. Meminta Sehun memandu di depannya, tapi Sehun malah tidak kunjung memandu. Malah berjalan di sampingnya.

"Oppa,"

"Kenapa?"

"Mana toiletnya?"

Sehun mengangkat bahu. "Mana ku tahu."

Sekali lagi, Inari melotot tidak percaya. Sehun ini, orang Korea betulan apa bukan, sih?

"Katanya mau jadi pemandu wisataku?"

"Memangnya aku sudah mengiyakan?" Sehun tertawa mengejek sambil menggandeng lengan Inari.

Sebenarnya, tidak perlu dipandu Sehun, Inari juga bisa menemukan toilet sendiri. Di stasiun Busan, segalanya terarahkan dengan jelas dan baik.

SWEAR IT TO THE SKY! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang