Swear It To The Sky - 09

413 71 10
                                    

Inari memutuskan untuk memberi status gagal pada perjalanannya kali ini.

Ini adalah kali pertama dia tidak peduli dengan tempat yang didatanginya.

Sehun, Sehun lah yang merusaknya.

Genggaman tangan Sehun membuat fokusnya terpecah. Alih-alih menikmati musim semi di kota Busan, Inari malah lebih menikmati hangat telapak tangan Sehun, juga wangi yang menguar dari tubuh pemuda itu.

Sehun terlalu indah untuk dibanding-bandingkan dengan musim semi.

Begitu juga dengan Inari di mata Sehun.

Inari tidak bisa ia anggap sebagai pelarian semata. Karena nyatanya, Inari jauh lebih dari itu.

Inari itu kaki. Kaki yang mengajak Sehun melangkah lebih jauh lagi. Yang membuat Sehun pergi lebih jauh dari tujuannya semula.

Katakanlah itu gila.

Mereka berdua sama-sama sedang tidak berniat jatuh hati.

Tapi apa daya, hatinya yang jatuh sendiri.

"Kau lapar, Noona?"

Inari tersenyum. Terusik dari lamunan gara-gara suara Sehun yang menyapa. Sehun juga tersenyum di balik maskernya. Dia baru saja berhasil bangun dari fantasinya. Memiliki Inari, mengaitkan hati Inari di hidupnya yang sepi.

Bagi Sehun, Inari adalah musim semi yang memanjakan hati. Inari membuat Sehun terjebak dan gagal berpaling.

Sehun tahu itu berbahaya. Tapi, jatuh cinta adalah hal langka yang tak pernah ia alami selama ini.

Biarlah nanti patah hati, tapi untuk saat ini, Sehun ingin menikmatinya.

"Tapi aku ingin cepat-cepat pergi ke Gunhangje, Oppa."

"Cherry blossom tidak akan pergi kemana-mana, Noona. Tapi kalau kau sakit karena telat makan, jantungku yang akan kemana-mana."

Inari berhenti berjalan lalu menatap Sehun sambil menahan tawa. "Kenapa begitu?"

"Ya, kalau kau sakit kan aku takut." Sehun menjawab tanpa dosa. Bahkan, walau wajahnya tertutup masker dan kacamata, Inari bisa tahu bahwa Sehun sedang memasang tampang tanpa cela di sana.

"Haha. Jadi ceritanya kau sedang gombal?"

Inari melepas tangannya dari Sehun. Lalu tertawa sambil terbungkuk-bungkuk. Ia kira, hanya lelaki-lelaki Indonesia yang bisa berkata se-cheesy itu. Tahunya, lelaki Korea lebih parah lagi.

Lelaki asing menggombali wanita asing. Lucu!

Tanpa Inari sadari, ketika dia sedang menertawai kalimat Sehun, Sehun justru sedang merengut. Pemuda itu sadar satu hal, ada satu hal lagi yang ia benci dalam hidupnya selain kenyataan bahwa hidup idol itu sangat menjemukan.

Yaitu, Sehun benci saat-saat tangan Inari lepas dari genggamannya. Sehun benci hal itu. Bahkan ketika Inari sibuk tertawa, Sehun ingin sekali menarik tangan Inari. Menggenggamnya kencang-kencang supaya tidak lepas lagi.

"Kita makan dulu. Titik." Sehun merajuk. Tapi tidak kunjung bergerak sebelum Inari bergerak lebih dulu.

"Baiklah-baiklah. Ayo, tunjukkan kepadaku tempat makan yang enak sekaligus paling dicari wisatawan di sini."

SWEAR IT TO THE SKY! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang