love from different Dimention..

part 10

.
.
.
.
Hari yang menegangkan telah usai. Namun ketegangan didalam kerajaan masih tersisa dibeberapa sudut kerajaan yang kini tengah menanjak makmur itu. Ketegangan antara pro dan kontra seorang raja dan ratu. Namun hal ini lingkup perselisihan bukanlah pada peperangan atau perebutan kerajaan melainkan penyalah gunaan kekuasaan yang dicampurkan pada permasalahan keluarga.

"ubahlah sikapmu sebelum sikap burukmu itu merugikan dirimu dan oran disekitarmu... " raja hangeng kini tengah berdiri membelakangi orang yang ia ajak bicara. Orang yang kini tengah menyibukan diri didepan cermin dengan sisir ditangan. Dia, ratu kibum yang tidak lain adalah istri raja hangeng.

Dengan acuh ratu kibum mengabaikan perkataan suaminya. Didalam kamar ini status mereka berubah. Bukan lagi raja dan ratu melainkan sepasang suami istri, yang dijodohkan. #hmmm

Tidak mendapat jawaban apapun raja hangeng berbalik, menghela nafas dalam dan berjalan kearah pintu paviliunnya.

" dia calon penerusmu, calon raja dikerajaan silla apa aku salah jika melakukan itu...? " ujar ratu kibum dengan nada dingin.

Langkah raja terhenti saat mendengar itu. Dia benar benar tidak habis pikir kenapa istrinya banyak berubah. Lebih keras kepala dan sekarang mulai mengambil tindakan tanpa melihat resiko dan kebenarannya dahulu. Walau perasaannya dari awal tidaklah berubah pada istri nya namun raja sedikit kecewa dengan perubahan sikap ratu kibum.

" dimana kau yang dulu? "

"aku yang dulu telah kau bunuh dan mati perlahan... Bukankah kau senang dengan diriku yang sekarang, huh? Tidak lemah ..." ratu kibum tersenyum sinis.

" aku... Merindukan dirimu yang dulu... " raja hangeng berjalan keluar meninggalkan ratu kibum yang kini ambruk terduduk dilantai kamar. Dia benar benar ingin menangis saat berbicara dingin terhadap suaminya itu. Tapi itu lah satu satu nya cara agar dia tidak dipandang lemah oleh sang suami yang dari awal tidak pernah menganggapnya sebagai seorang istri.

" aku membencimu hangeng!!! "
.
.
.
.
Disisi lain eunhyuk tengah tertidur dipinggir ranjang . Sudah lebih dari
Dua jam dia bertahan diposisi tersebut. Cukup membuat punggungnya pegal tapi jangan panggil dia si tukang tidur kalau dia tidak bisa bertahan tidur dalam posisi seperti itu.

Tak...

Suara benda jatuh kini terdengar ditelinga eunhyuk. Dia mencoba membuka mata dan bangkit dari tempatnya. Dia meregangkan tubuhnya yang sedikit pegal. Gerakannya terhenti saat mata nya yang masih setengah terbuka mendapati sahabatnya yang ia tunggui sedari tadi tidak berada diatas ranjang.

"eodi? Eodi!!! Yesung ah... " eunhyuk langsung panik. Mata sipitnya langsung membola menelisik ranjang yang ada didepannya. Selimut bantal semua ia acak acak demi menemukan yesung sahabatnya.

"yak!! Kau sedang apa, eh? "

Deg

Mendengar suara dari belakang eunhyuk terpaku sesaat lalu menoleh. Dan mendapati yesung yang kini tengah menatapnya penuh tanya.

"yesung ah!" eunhyuk langsung melompat turun dari ranjang dan menghampiri yesung.

"... Kau sudah sadar? " dia memeriksa yesung. Meraba gadis itu, mencoba memastikan sahabatnya memang sudah membaik.

"yak... Waeyo? Kau panik sekali... "

Tuk

"appo... " erang yesung seraya menggosok kepalanya yang dipukul eunhyuk dengan sendok kayu.

"michiseo??!! Kau hampir mati bagaimana aku tidak panik!!! " seru eunhyuk seraya menghentakkan kaki kesal karena pertanyaan yesung. Gadis itu menangis dan itu membuat yesung bingung.