#07

9.9K 902 1
                                    

Xi Xi yang melihat kepahitan dimata Putri Shi Yue melunak, dia tersenyum kearah sang Putri. Xi Xi melihat semua orang yang ada diruangan itu.

"Bisakah kalian semua meninggalkanku dengan Putri? Kami butuh privasi." ucap Xi Xi datar.

Semua orang keluar dari ruang tak terkecuali JingHuan. Tetua Du sebenarnya ingin melihat cara pengobatan Xi Xi, tapi dia (Xi Xi) malah menyuruh semua pergi. Tetua Du sangat kesal, tapi dia bingung ingin melampiaskannya.

Didalam ruangan hanya Xi Xi dan Putri Shi Yue yang tertinggal.

"Apa Putri ingin mengatakan sesuatu?" tanya Xi Xi.

Putri Shi Yue mengernyitkan dahinya bingung. Xi Xi menghela nafas pelan.

"Jika tidak, saya akan memulai pengobatannya. Apa Putri punya musuh?" tanya Xi Xi membuat Putri Shi Yue membulatkan matanya.

"Apa maksudmu?" tanya Putri Shi Yue.

"Putri diracuni, racun ini akan bekerja 3 hari setelah mengomsumsinya. Dan sepertinya racunnya telah bekerja." jelas Xi Xi

Putri Shi Yue melebarkan matanya kaget. 'Racun?'

"Apa yang kau katakan? Racun? Bagaimana bisa?" Putri Shi Yue sangat kaget dengan ucapan Xi Xi.

Xi Xi hanya mengangguk pelan. Melihat Xi Xi mengangguk, wajah Putri Shi Yue menggelap.

(Putri Shi Yue = Shi Yue. Biar mudah dimengerti.)

"Omong kosong apa yang kau katakan. Jangan berani membohongiku." ucap Shi Yue dingin.

"Jika Putri tak percaya, saya juga tak perduli. Ini hidup anda jadi sudah hak anda untuk percaya atau tidak." ucap Xi Xi datar.

Xi Xi beranjak dari kursi dan pergi kearah pintu. Melihat Xi Xi akan pergi, Shi Yue menjadi panik.

"Tunggu."

Xi Xi menyeringai dan berbalik melihat Shi Yue yang tampak bingung. Xi Xi melipat tangan didadanya dan memandang santai kearah Shi Yue.

"Aku akan percaya padamu kali ini, jika kau berani berbohong kau akan kehilangan kepalamu." ancam Shi Yue.

Didalam matanya ada jejak merendahkan. Dia (Xi Xi) tak terpengaruh pada ancama kecil itu. Baginya ancaman itu hanyalah lelucon belaka. Dalam hidupnya tak ada yang bisa mengancamnya, tapi sebaliknya.

"Jika saya tak berbohong, beri saya 50 tael emas, bagaimana?" tawar Xi Xi.

"Apa kau berani memeras Putri ini?" teriakan sang Putri sampai terdengar dari luar.

Diluar ruangan, Tetua Du yang sedang menempelkan telinganya dipintu berfikir keras, apa yang dilakukan Xi Xi sampai Putri berteriak? Yang pasti ini bukan hal yang baik.

Tuan Tetua Du dan penatua Li semakin mempelkan telinga mereka agar dapat mendengar pembicaraan mereka (Xi Xi & Shi Yue). Para pelayan yang melihat kelakuan aneh Tetua Du dan Penatua Li sangat bingung. Mereka (TD & PL) adalah orang yang acuh terhadap sesuatu, dan tak peduli dengan permasalahan orang lain.

Tapi mereka penasaran dengan seorang gadis kecil? Ini sangat mengejutkan dan membingungkan.

Didalam ruangan, Xi Xi terkekeh pelan. Xi Xi berjalan mendekati Shi Yue dan duduk kembali dihadapan Shi Yue. Xi Xi memandang datar Shi Yue.

"Bukankah ini adil, tidak, bahkan Putri lebih untung. Jika saya berbohong Putri mendapatkan kepala saya, jika saya jujur jelas saya tak mau rugi. Saya hanya menginginkan 50 tael emas sebagai bayaran saya." Xi Xi menghela nafas pelan dan memalingkan wajahnya kejendela sambil melanjutkan ucapannya.

"Tak mungkin seorang Tuan Putri tak memiliki uang walau hanya 50 tael." ucapan Xi Xi menohok hati Shi Yue.

Wajah Shi Yue sedikit pucat, dia berfikir sejenak sebelum menyetujui kesepakatan itu.

"Baiklah, jika kau juga dapat menyembuhkanku aku akan memberimu 100 tael emas." ucap Shi Yue.

Didalam hati Xi Xi berteriak senang, dia akan mendapatkan apa yang dia inginkan dan ditambah bonusnya. Xi Xi hanya mengangguk.

Karna sudah mendiaknosa racun dalam tubuh Shi Yue, dia pergi keluar ruangan dan menyuruh seorang pelayan untuk mengambil kertas dan tinta.

Saat Tetua Du dan Penatua Li menguping, mereka tak tahu jika Xi Xi akan membuka pintunya dan membuat Tetua Du dan Penatua Li hampir jatuh kedalam. Melihat kejadian itu para pelayan hanya bisa menahan tawanya, sedangkan JingHuan sudah terbahak-bahak.

Tetua Du hanya melihat kepergian pelayan untuk mengambil apa yang dibutuhkan Xi Xi. Saat Tetua Du ingin mengatakan sesuatu, pintu ruangan sudah tertutup kembali. Tetua Du kesal dengan Xi Xi, dia hanya ingin bertanya bagaimana langkah kakinya tak terdengar? Teknik apa itu?

Benar, saat Xi Xi berjalan dia sedikit menggunakan teknik Peredam Langkah, itu adalah teknik pertama yang Xi Xi kuasai saat usia 5 tahun, saat itu orang tuanya masih hidup.

Xi Xi sebenarnya sudah tahu jika Tetua Du akan mencari tahu tentang apa yang dibicarakan Xi Xi dengan Shi Yue. Jadi dia menciptakan pelindung tipis disekitar ruangan tanpa ada yang tahu, agar mereka tak dapat mendengar dengan jelas.

Sifat manusia memang sama, selalu ingin tahu tapi belum puas dengan apa yang ia tahu.

Xi Xi menghela nafas pelan, dia melirik Shi Yue yang tampak berfikir keras. Xi Xi hanya menebak kalau Shi Yue sedang mengingat siapa yang memusuhinya.

Xi Xi duduk dikursi, saat duduk tiba-tiba Shi Yue menggebrak meja. Xi Xi sangat terkejut tapi ditutupi dengan wajah datarnya. Xi Xi hanya menoleh melihat Shi Yue yang sudah menemukan pelaku yang meracuninya.

"Siapa yang akan menjadi daftar pertama?" tanya Xi Xi langsung.

Shi Yue melihat Xi Xi.

"Apa jenis racun dalam tubuhku?" tanya balik Shi Yue.

"Racun Lumpuh." jawab Xi Xi tenang.

Shi Yue membelalakkan matanya. 'Racun Lumpuh?'

Racun Lumpuh adalah racun berbahaya, itu akan membuat orang yang menggunakan menjadi lumpuh total dan kultivasinya menjadi sia-sia belaka. Menurut dijaman ini, Racun Lumpuh adalah racun yang berbahaya. Tapi bagi Xi Xi itu hanyalah racun biasa.

Diumur 7 tahun, Xi Xi sudah dapat mengenali berbagai racun dan penawarnya dari tingkat rendah sampai ketinggi, dan saat usianya 10 tahun, Xi Xi sudah menciptakan racunnya sendiri. Baginya Racun Lumpuh adalah racun yang tidak berpengaruh baginya, bahkan racun itu tak mendekati kriteria racun terendahnya.

"Pelacur itu memang licik. Hehh.." Shi Yue mendengus kasar.

Xi Xi mengangkat alis kanannya.

"Apa Putri sudah menemukan pelakunya?" tanya Xi Xi.

Shi Yue hanya tersenyum memandang Xi Xi, Xi Xi yang melihat Shi Yue yang tersenyum hanya diam saja. Ini adalah permasalahannya, sebaiknya aku tak ikut campur.

Tak lama seorang pelayan mengetuk pintunya. Xi Xi menyuruh masuk dan tak lupa untuk menyuruh pelayan itu menutup kembali pintunya.

Pelayan itu membawa sebuah nampan berisi setumpuk kertas dan tinta dan meletakkan dimeja. Pelayan itu membungkuk hormat dan berlalu pergi. Shi Yue melihat Xi Xi yang mengambil secarik kertas dan menulis sesuatu.

Wu Xi XiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang