"Dengan senang hati." ucap An Ru sambil tersenyum kearah dimana pemuda itu pergi.
Ketua pertandingan mendekati An Ru dan An Lu lalu memberikan 10 tael emas.
"Pertandingan dimenangkan oleh pihak penantang." umum ketua.
An Ru dan An Lu turun dari panggung. Saat turun mereka berpapasan dengan JingHuan.
"Apa yang akan kau lakukan." tanya An Ru.
"Kenapa kau memanggilku 'kau'? Seharusnya kalian memanggilku 'Tuan'." ucap JingHuan sedikit kesal.
"Kami tidak mau. Kita memiliki nona yang sama, lagipula kau dan kami sama-sama orang-orang nona alias bawahannya." ucap An Lu.
"Terserah kalian." JingHuan tak ingin berdebat dengan mereka, itu sangat menjengkelkan.
"Jadi, apa yang kau lakukan?" tanya An Ru.
JingHuan menoleh dan tersenyum penuh teka-teki. An Ru dan An Lu mencoba menebaknya tapi semua tebakannya dijawab oleh pengumuman dari ketua pertandingan.
"Pertandingan selanjutnya dari penantang, seorang pemuda gagah."
JingHuan menaiki panggung dan berdiri ditengah panggung. An Ru dan An Lu mengangguk mengerti. Setelah menaiki panggung, seorang laki-laki berusia awal 30 an menaiki panggung.
Dia memakai jubah coklat yang ketat, memperlihatkan otot-ototnya yang besar. Wajahnya yang kecoklatan dan rambut yang berantakan, dia terlihat seperti bandit gunung. An Ru dan An Lu begidik melihat laki-laki itu.
An Ru dan An Lu mendekati panggung dan memperingati JingHuan untuk berhati-hati, dan hanya dibalas senyuman. Walaupun dia memakai cadar, tapi dengan mata yang sedikit menyipit, itu sudah mewakili.
An Lu dan An Ru menjauh dari panggung dan melihat pertandingan diatas panggung. Suara gong telah berbunyi, tanpa menunggu JingHuan menyerang lawannya dengan cepat. Bahkan kecepatannya tak bisa dilihat secara langsung.
"Itu sangat cepat. Bahkan aku tak melihat serangannya." bisik orang dilantai 1.
"Benar, dia pasti seorang jenius." jawab orang disamping orang yang bertanya.
Semua orang terdiam dan melihat secara teliti serangan JingHuan, tapi tetap saja tak dapat melihatnya.
An Ru dan An Lu tercengang melihat pertandingan diatas panggung. Dalam beberapa detik, JingHuan melempar laki-laki itu keluar panggung dengan keras sampai menabrak pembatas penonton.
Dari suara tabrakan yang keras menyadarkan semua orang dari linglungnya.
"Oh ayolah, ini belum ada satu menit. Itu sangat cepat." ucap An Ru.
"Bahkan sangat cepat." tambah An Lu.
Ketua pertandingan dan para juri cepat-cepat tersadar dari linglungnya. Ketua langsung mengumumkan kemenangan ini.
"Pertandingan dimenangkan oleh pihak penantang." ucap Ketua masih dengan rasa kejutan.
Ketua mengeluarkan 10 tael emas dan memberikannya ke JingHuan. JingHuan menimang-nimang tael emas lalu melemparkan kearah laki-laki yang dikalahkannya tadi.
"Dia lebih membutuhkannya." ucap JingHuan datar lalu pergi dari panggung dan kembali keruangan Xi Xi. An Lu dan An Ru mengikuti dan kembali.
Di ruangan lain lantai 6
"Cari tau tentang pemuda itu." suruh seorang laki-laki paruh baya kepada pemuda yang berdiri dibelakangnya.
"Baik Tuan." jawab pemuda itu lalu pergi dari ruangan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wu Xi Xi
Historical FictionXi Xi, gadis cantik dan cerdas. Dalam sekali gerakan, dia dapat menghancurkan seluruh kota. Tapi, karena pengkhianatan dari anak buah yang dipercayainya, dia meninggal ditangan anak buahnya sendiri. Tapi Dewa memberinya kesempatan untuk hidup kembal...