"Hehe.. Aku hanya ingin punya teman saja. Diistana ini aku slalu sendiri, jadi aku mengundangmu untuk menemaniku." segurat kesedihan terlihat didalam matanya.
Hati Xi Xi sedikit sakit mendengar penjelasan Shi Yue. Xi Xi membandingkan dirinya dengan Shi Yue, mereka sama tapi bedanya dia mendapat kemewahan sedang dirinya selalu menderita.
Xi Xi tersenyum dan menepuk pundak Shi Yue pelan.
"Mengapa kau jadi sedih? Apakah kau mengundangku kesini hanya untuk melihat kau bersedih?" gurau Xi Xi.
Jujur saja, ini pertama kali dia menghibur seseorang. Jadi dia sedikit kaku. Shi Yue tersenyum dan menghilangkan kesedihannya.
"Jadi mulai sekarang dan seterusnya kau adalah temanku. Aku akan selalu ada dibelakangmu mendukungmu, dan membantu." ucap Shi Yue menggebu-gebu.
"Hahaha.. Baiklah, jadi kita berteman. Tapi ada syaratnya." ucap Xi Xi.
"Syarat? Apa syaratnya?" tanya Shi Yue.
"Kau dilarang bersedih lagi, ini adalah yang terakhir kau sedih. Saling mempercayai dan jujur antar sama lain." jelas Xi Xi.
Shi Yue tersenyum lebar dan mengangguk semangat.
"Aku berjanji." ucap Shi Yue bahagia.
Xi Xi dan Shi Yue tertawa bersama.
Ditempat lain. Diperbatasan utara Dinasti Lan.
Seorang pemuda memasuki sebuah tenda, dia adalah Jendral Yin. Dia berlutut didepan seorang pria yang memunggunginya.
"Melapor pada Wangye." ucap Jendral Yin
"Hm" deham pria itu yang dikenal Tian Wang, Jendral Yin berdiri dan menggeleng kepala pelan menghadapi Wangyenya ini.
"Tanggapanmu selalu sama Wangye." ucap Jendral Yin.
"Hahahah.." tawa seorang pemuda lainnya yang sedang duduk santai dikursi sudut ruangan.
Jendral Yin menoleh dan mendapatkan pengawal kepercayaan Tian Wang, Pengawal Lan.
"Apa kau pikun atau ingatanmu sudah hilang. Wangye kita memang seperti itu. Hemat bicara, bahkan aku sempat mengira kalau Wangye kehilangan suaranya." gurau Pengawal Lan.
Jendral Yin melempar gulungan kertas kearah Pengawal Lan. Pengawal Lan reflek menangkapnya. Pengawal Lan terkekeh melihat Jendral Yin yang kesal padanya.
"Heiiii Jendral kecil, seharusnya kau sopan terhadap orang yang lebih tua darimu." gurau Pengawal Lan.
"Cih.. Kau hanya lebih tua dariku satu tahun, apa kau ingin aku sopan padamu? Dan jawabannya tidak akan. Camkan itu." ucap Jendral Yin sambil menunjuk Pengawal Lan dengan pedangnya.
"Hehehe.. Kau tak pernah berubah ya, cepat turunkan pedangmu." kekeh Pengawal Lan.
Jendral mendengus kesal dan menurunkan pedangnya. Jendral Yin berjalan kearah Pengawal Lan dan duduk dikursi sampingnya.
Pengawal Lan membuka gulungan kertasnya dan membacanya. Raut wajahnya yang tenang menjadi gelap. Seluruh ruangan menjadi terasa suram. Jendral Yin sedikit begidik merasakan aura mematikan dari Pengawal Lan.
"APA-APAAN INI!" teriak Pengawal Lan sambil berdiri.
Pria yang memunggungi mereka berbalik dan duduk dikursi utama. Wajah yang sangat tampan, bahkan wajah itu adalah ketampanan surga. Wajah yang sangat sempurna dipadukan badan kokoh dan gagah.
Tian Wang hanya menatap datar gulungan kertas yang diremas sampai hancur oleh Pengawal Lan. Menatap sebentar lalu menoleh kearah luar jendela.
Tian Wang sudah tahu apa isi dari gulungan itu. Isi dari gulungan itu sama dengan gulungan-gulungan yang telah dikirim di tahun-tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wu Xi Xi
Historical FictionXi Xi, gadis cantik dan cerdas. Dalam sekali gerakan, dia dapat menghancurkan seluruh kota. Tapi, karena pengkhianatan dari anak buah yang dipercayainya, dia meninggal ditangan anak buahnya sendiri. Tapi Dewa memberinya kesempatan untuk hidup kembal...