Situ Babakan

81 16 4
                                    

"Ayyara!"

Panggil seseorang dari arah belakang membuat ku membalikkan badan, terlihat Alfa yang berjalan mendekati ku.

"Kenapa?" tanya ku saat dia sudah berada didepan ku.

"Lo pulang sama siapa?"

"Naik ojek online, ini lagi mau mesen"

"Bareng gue aja gimana? Kita jalan-jalan keliling Jakarta dulu, mau gak?"

Oke. Ini aneh. Dia ngajak aku jalan-jalan padahal kita belum terlalu kenal

"Lo yakin?"

"Yakin 100% gue"

Aku berfikir sebentar, apa tidak apa-apa kalau aku jalan sama dia?

Kita kan baru kenal. Kalau dilihat dari wajah nya sih tidak ada tanda-tanda dia bakal berbuat yang aneh-aneh. Tapi kan, tetap saja.......

......Aku dan dia baru kenal

"Kelamaan mikir lo," ditarik nya tangan ku dan dibawa ke mobil nya yang terparkir di parkiran sekolah.

Sebelum masuk ke dalam mobil nya, "Al, kita jalan-jalan nya jangan sampai malem ya. Sekarang kan jam 3, Pokoknya jam 5 gue udah harus dirumah!"

Dibukakan nya pintu untuk ku, "Siap tuan putri"

Aku terkekeh mendengarnya, mobil pun mulai pergi meninggalkan lingkungan sekolah.

***

"Selamat datang di Situ Babakan, Ra"

Aku pernah mendengar tempat ini, tapi aku tidak menyangka Alfa bakal membawa ku ke tempat ini. Aku kira dia bakal membawa ku ke Kota Tua.

"Kenapa kesini?"

"Lo gak suka ya?"

"Bukan gitu, biasanya kalau gue baca di novel-novel kalau orang ngajak keliling jakarta pasti pertamanya diajak ke Kota Tua"

"Gue bukan orang-orang yang ada di novel lo itu, Ra. Lagian ya disini tuh enak, lo bisa ngerasain makanan khas orang-orang betawi terus sambil ngeliat danau, kan adem jadinya"

“Iya, adem. Untung aja kita kesini nya udah agak sorean, coba kalau siang. Pasti panas banget ”

Alfa hanya cengar-cengir mendengar ucapan ku

"Mending sekarang kita cari tempat duduk yang enak, Ra. Abis itu kita makan kerak telor. Gue yakin lo pasti langsung ketagihan."

Aku mengangguk, kami pun berjalan mencari tempat duduk yang enak.

5 menit kemudian...

"Lo mau duduk dimana sih, Al? Udah pegel nih kaki gue. Dari tadi kita udah lewatin banyak tempat duduk tau"

"Sabar dong, Ra. Bentar lagi nyampe nih"

Aku mendengus kesal, memilih berjalan mendahului nya. Bodo amat lah kalau nyasar.

"Jangan ngambek gitu dong, muka lo gak cocok" ucap nya sambil menggenggam tangan ku

Aku menatap nya kesal, melepas genggaman tangan nya

"Belum muhrim, enggak usah pegang-pegang" ucap ku dengan tangan bersedekap di dada

Dia tertawa kecil melihat sikap ku. Membuat ku tambah kesal dengan nya

"Jangan buat gue tambah kesel deh, Al. Sekarang dimana tempat yang lo maksud?"

"Di belakang lo tuh"

Sontak saja aku membalikkan badan. Dan benar saja, ada penjual kerak telor yang berjualan dibawah pohon rindang dengan pemandangan danau yang jauh lebih indah bila dilihat dari sisi ini

"Gak usah lebay gitu reaksi nya, cepetan sini. Udah laper nih gue"

Suara Alfa membuat ku terbangun dari dunia ku. Tanpa aku sadari Alfa sudah duduk di tempat Favorit nya.

Ku hampiri diri nya, dan memilih tempat duduk didepan nya

"Lo udah pesen?"

"Udah, itu lagi dibuat sama Abang nya"

"Lama gak?"

"Lumayan lah. Kenapa? Lo udah laper banget ya?" Goda nya.

"Iya. Gue laper. Puas lo?"

"Santai aja jawab nya. Gue cuman becanda kok" di acak-acak nya rambut ku

Ucapan Alfa menutup pembicaraan kami.  Aku yang diperlakukan seperti itu oleh nya menjadi bingung untuk membalas dengan kalimat apa.

Tak lama kemudian...

Kerak telor pun di hidangkan di depan kami. Yang membuat ku heran, kenapa cuman ada satu piring?

"Kok cuman satu?"

"Gue takut gak abis kalau makan sendiri, Ra. Gak apa-apa kan kalau kita makan berdua? Gak satu sendok kok"

"Bisaan aja lo modusnya"

Alfa tertawa mendengar nya,

"Kalau udah tau dari tadi gue modusin lo, kenapa masih nanya?"

SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang