TDOAW || Part (9)

128 19 5
                                    

Author POV

Jari jemari hani perlahan bergerak,semua orang dibuat heboh dengan ini. Dokter han segera menanganinya. Awalnya gadis itu memang diberi obat tidur agar penyakitnya tak sering kambuh,tapi lama kelamaan dia koma singkat,sekitar 5 hari.

Keluarganya masih setia menunggu kelopak mata itu terbuka,dan sekarang penantian mereka sudah berlalu. Hani sudah sadar dengan kepala yang masih sakit keseluruhannya.

"Eomma!! Appa!!"teriak hani yang masih mengigau tak karuan,perlahan mata indahnya mulai terbuka membawa penglihatannya menatap isi bangsal tersebut. Hani masih menatap langit-langit kamar inapnya,cukup lama sekitar 10 menit dan semua orang disana membiarkan hani agar gadis itu merasa rileks. "Apakah aku sudah sembuh?"empat kata itu lolos dari bibir mungil hani,semua orang menatap hani dengan sayu seolah esok hari tak akan melihat gadis berambut gelombang itu.

"Belum,"ucap sang dokter dan berhasil membuat mata hany terbelalak hingga memerah. Pandangan hani kosong,seolah ucapan dokter han adalah obat bius agar dia koma kembali. Rasanya hani ingin tertidur lagi untuk waktu yang sangat lama daripada harus mendengar ucapan tadi.

-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

Disinilah hani sekarang,menikmati sejuknya angin di taman rumah sakit. Angin itu seolah bisa menghilangkan beban hani walau sebentar,matanya terpejam dengan damai sambil menghirup suasana sore hari. Jika orang yang melihat hani,kebanyakan mereka berfikir kalau gadis itu biasa dan terlihat baik-baik saja namun kenyataannya tidak seperti itu. Penyakit yang dialaminya seakan mengambil semua kebahagiaan hani,tidak ada lagi hani yang ceria bahkan cerewet di setiap harinya.

"Apa yang kau lakukan disini?"tanya seseorang hani sudah bisa menebak siapa dia. "Menikmati sisa waktu hidupku,"jawab hani tanpa beban dan tanpa dipikir terlebih dahulu membuat lawan bicaranya membulatkan matanya.
Seperti orang yang sudah pasrah dan kalah dalam pertempuran itulah gambaran yang cocok untuk hani.

Rambut yang kusam dan tak teratur. Kantung mata yang tercetak jelas,dan tubuhnya yang mulai kurus tak terurus.
Hidupnya benar-benar rumit seolah tak ada solusi dari semua masalahnya. Pembullyan,pengkhianatan,kesendirian juga pelecehan fisik maupun mental oleh 'mantan' sahabatnya sendiri.

Hani hanyalah gadis yang lemah dan tak bisa melawan siapapun,apalagi dalam keadaan seperti tempo lalu. Semua itu membuat hani depresi dan frustasi akan nasib juga takdirnya.

Isi dari hati dan pemikiran Hani hanyalah tentang Park Jimin,dia begitu sangat mencintai namja bermarga park itu.

"Kau ingin tahu satu rahasia Jung Hani?"ucap orang itu,jeon jungkook orang yang sedari tadi menemani Hani di taman.

"Apa?"tanya hani yang mengacuhkan jungkook sejak tadi,dia menoleh ke arah jungkook. Sekarang mereka berdua saling menatap,jungkook rasanya ingin mencongkel mata sayu hani. Itu adalah pembuktian bahwa hatinya benar-benar hancur.

"Ini tentang Park Jieun."

****

Mangkuk berisikan bubur yang sedari tadi hani pegang terus ia aduk,hingga gumpalan nasi itu berubah menjadi air menjijikan,air mata gadis itu mengering dan matanya membengkak. Hidungnya merah,rambutnya kusut seperti tak pernah terawat.

Keluarganya sedari tadi hanya menyaksikan kesedihan Jung Hani, pasalnya tak ada yang berani untuk mengganggunya atau ia akan semakin kacau.

Pintu bangsal terbuka menampilkan sosok yang hani rindukkan sejak lama,semua langsung menatap orang itu terutama hani. Gadis itu benar-benar merindukannya,mereka berdua saling bertatapan seolah tak bosan menatap kedua pasang pupil satu sama lain.

Tesss.....

Setetes liquid bening itu lagi-lagi jatuh membahasi pelupuk hani,kedua tangannya diangkat menandakan dia ingin sekali memeluk orang itu

Park Jimin,namja itu berjalan cepat menuju ranjang hani. Kedua tubuh itu menyatu dalam satu dekapan,mereka saling menyalurkan rasa rindunya satu sama lain. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut semua orang yang ada di kamar inap itu. Semuanya tak berani protes ataupun melarang itu semua,toh jika itu yang bisa menyembuhkan hani mereka pasti akan membiarkannya asalkan hani tetap bisa tersenyum .

Lebih dari 20 menit hani dan jimin berpelukan,hani yang terisak dalam dekapan jimin dan jimin yang terus mempererat pelukannya.

"Jangan tinggalkan aku jim,"ucap hani di sela sela isakannya. Jimin dapat merasakan bahunya bergetar kencang akibat tangisan hani. Dia terus mengusap punggung hani,berharap yeoja itu akan tenang.

"Tidak,tidak akan!"tegasnya lalu membelai lembut surai hani.

"Aku benar-benar merindukanmu jim,jangan pernah tinggalkan aku lagi. Maafkan aku jika aku terlalu egois dan manja,kau boleh dekat dengan chaemun ataupun yang lain tapi aku mohon jangan tinggalkan aku. Mianhae jimin-ah mian jeongmal~~"lirih hani,perlahan pelukan hani terhadap jimin mulai mengendur. Tak ada lagi tangisan dan isakan.

"Hani,"ucap jimin mulai memanggilnya,jimin terus memeluk hani. Tangan hani jatuh dan pelukannya melepas,jimin mulai khawatir. Semua orang yang ada disana mulai panik,jimin melepaskan pelukannya dan melihat ternyata gadis pingsan dengan darah mengalir deras di hidungnya,bibirnya pucat pasi.

"Panggil dokter sekarang!"

****

Maap dikit:)
Maap gajelas:')
Maap baru update:")
Maap digantung;")

TBC

The Disappointment Of a WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang