"Bangke pake segala bocor!" gerutu Adhira, melihat ban mobil sebelah kanannya bocor.
"Kalo begini bisa telat." Adhira mengacak-acak rambutnya frustasi, tidak tahu harus melakukan apalagi selain menunggu angkutan umum atau gojek yang akan di pesannya.
Adhira berusaha mengotak-atik ponselnya sebelum benar-benar mati total karena terisa lima persen. Cowok itu lupa men-charge ponselnya akibat semalam harus menemani sang Mama ke mall untuk berbelanja beberapa kebutuhan dan sesampainya di rumah Adhira langsung tidur tak menghiraukan benda pipih yang entah sedari kapan meminta disambungkan dengan kabel bermuatan listrik agar tenaga baterai tersebut kembali seperti semula.
Dan benar saja dugaannya, satu detik kemudian ponsel itu mati. Ingin sekali Adhira membantingnya sekarang juga tetapi mengingat kalau ia harus menabung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun demi membeli benda tersebut jadi cowok itu mengurungkannya. Walaupun keluarganya termasuk dalam status berada. Adrien -mamanya- selalu mengajarkan Adhira untuk menabung kalau ingin membeli sesuatu yang diinginkan dan Milan -papanya- menyetujui perkataan sang istri dan mendukung anaknya.
Satu menit.
Dua menit.
Lima menit.
Tujuh menit.
Sepuluh menit.
"Monyet nih ah! Gak ada yang lewat!" Adhira kesal sambil menendang lagi ban mobilnya yang bocor tanpa rasa bersalah.
Tin..
Adhira menoleh ketika sebuah mobil honda jazz putih menepi tepat di depan tubuhnya. Sang empunya menurunkan kaca, betapa terkejutnya Adhira mendapati Nathusa-- mengendarai mobil sendiri.
"Mau bareng?" tanya Nathusa seraya turun dari mobil.
"Tumben." celetuk Adhira.
"Tumben maksudnya?" Nathusa mengernyit bingung mendengar pernyataaan Adhira.
"Bawa mobil sendiri."
"Ohh. So?" Nathusa menautkan alis kanannya, mengalihkan pembicaraan.
"Oke gue bareng, tapi bentar tunggu montir." ucap Adhira, Nathusa hanya bergumam.
Selang beberapa menit, dua orang berbaju khas montir menghampiri keduanya. Sedikit berbincang dengan Adhira mengenai masalah yang terjadi pada mobil cowok itu. Selain ban bocor, ternyata mobil tersebut juga kekeringan oli dan harus diganti secepatnya. Adhira tak mau ambil pusing, ia mengiyakan semua perkataan sang montir dan meminta satu hal. Yaitu membenarkan keadaan mobilnya, mulai dari mesin, rem, oli, ban, dan lainnya.
Setelah membayar uang muka, Adhira masuk ke dalam mobil Nathusa. Mengambil alih sebagai pengemudi. Nathusa tak menolak, ia juga sudah lama tidak mengendarai mobil sendiri sejak kejadian satu tahun lalu. Semenjak itu lah, Danka yang selalu siap siaga, selalu ada dan selalu mau mengantarnya kemana pun gadis itu mau. Perhatian sekali.
Hening.
Hanya suara radio mengintrupsi ruangan mobil. Pembawa acara radio itu menyampaikan bahwa ada salah satu dari pendengar setia mereka, me-request lagu berjudul Scientist yang dinyanyikan oleh salah satu group band populer, yaitu Coldplay.
Lagu tersebut menceritakan seorang lelaki yang meninggalkan wanitanya, atau menyakitinya. Dia tahu telah melakukan kesalahan, ia menyesal dan ingin bertemu wanitanya untuk minta maaf dengan tulus, karena ia sadar wanita itu adalah satu-satunya yang dia butuhkan. Dia ingin wanita itu mengatakan kepadanya apa yang selama ini dia pendam, dan menanyakan segala pertanyaan yang dia punya kepadanya, sehingga ia bisa menjawab juga menjelaskan semuanya, berharap dengan begitu mereka bisa mencoba memulai kembali semuanya dari awal. Mereka terjebak dalam situasi yang mana mereka selalu mengalami hal (masalah) yang sama, menimbulkan kesalahpahaman sebab mereka seringkali menarik kesimpulan masing-masing, dalam arti mereka gak pernah berhasil untuk menyelesaikan masalah dengan saksama. Dalam menjalani suatu hubungan, mempertahankan bukanlah hal yang mudah, terlebih dalam kasus ini diceritakan mereka tengah terjebak dalam situasi yang buruk, dan baginya berpisah bukanlah pilihan yang tepat. Ketika penyesalan itu datang, kita sering berharap bisa memutar kembali waktu, memulai kembali dengan keadaan yang baik. Layaknya seorang ilmuwan, ia mencoba menganalisis hubungan mereka, mencoba menemukan beberapa kemungkinan yang akan membantunya untuk dapat memahami wanitanya. Bahwa apa yang ia lakukan selama ini tidaklah benar-benar berhasil, karena sekeras apapun ilmu pengetahuan berusaha menjelaskan tentang perasaan manusia, tetap tak akan mampu. Dalam situasi seperti ini, seringkali kita berandai dia kembali, lalu mengatakan bahwa dia pun masih mencintai kita. Kemudian timbul perasaan ingin cepat menyelesaikan segalanya sebelum benar-benar terlambat, memulai kembali dari awal dan merasakan kembali rasanya dicintai juga mencintai sepenuhnya. Dengan kata lain lagu ini menceritakan tentang seorang lelaki yang begitu menyesal karena dia telah mengacaukan segalanya, dia ingin menghapus kesalahan besar yang dia buat dan kembali ke hubungan pada awalnya ketika semuanya masih baik-baik saja, ketika wanita tersebut masih mencintainya. Dan kini ia bersumpah akan memberikan segalanya agar dapat kembali seperti dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt Again
Teen Fiction"Biarlah semua berjalan dengan apa adanya, berlalu dengan semestinya, dan berakhir dengan seharusnya." -Nathusa Delanva "Sudut bumi sebelah mana yang tak mengharuskan bertemu dengannya?" -Adhira Yumara Dilange "Mengikhlaskan lebih baik, daripada har...