1.Awal Persahabatan

106 17 5
                                    

    Tahun ajaran baru dimulai, seluruh siswa di SMP Swasta Graha School kembali masuk sekolah. Silvia Felicia Naura atau biasa dipanggil Silvi, adalah salah satu murid di sekolah itu.

Pagi ini Silvi sangat bersemangat ke sekolah, karena ia naik ke kelas VIII dan masuk kelas VIII-A . Dengan memakai seragam sekolah putih biru, tas berwarna biru, dan rambut digerai memakai bandana biru, Silvi melangkah masuk ke gerbang Sekolah.

Matanya menjelajah, mengamati setiap perubahan di sekolahnya.

Bel masuk pun berbunyi. Layaknya murid pada umumnya, Silvi segera berlari menuju kelasnya. Karena terburu buru silvi tak sengaja menabrak seorang anak perempuan berambut sedikit pirang, dikuncir kuda ,dan memakai tas berwarna ungu.

"Ehh maaf-maaf." ucap Silvi

"Iya, nggak apa-apa kok." balas anak itu sambil tersenyum.

     Setelah itu silvi langsung menuju kelasnya, ia memilih duduk di paling depan barisan tengah. Terbesit dalam pikirannya, "Anak yang radi siapa ya? Perasaan aku belum pernah liat. Mungkin anak baru atau kelas lain."

Silvi tersadar dari lamunannya saat melihat wali kelasnya Bu Tyas datang bersama anak perempuan yang tadi sempat berpapasan dengannya.

"Anak- anak perkenalkan ini ada murid baru." seru Bu Tyas

"Ayo perkenalkan namamu. " bisik Bu Tyas kepada anak itu.

"Teman teman... perkenalkan nama saya Adelia Liony Cassabela, biasa dipanggil Cassa, saya pindahan dari Bekasi, Salam Kenal." Ucapan Cassa menyita perhatian murid di kelasnya.

"Oh ternyata nama anak itu Cassa, nama yang cukup bagus" batin Silvi.

"Cassa sekarang kamu boleh duduk di kursi sebelah sana ya!" perintah Bu Tyas sambil menunjuk kursi di sebelah Silvi yang kebetulan kosong.

"Baik Bu." jawab Cassa.

Pelajaran pun dimulai.
Bu guru mengajarkan matematika tentang Penjumlahan Aljabar , setelah itu diberi 20 soal latihan. Pada saat pembagian nilai latihan soal, ternyata yang mendapatkan nilai 100 hanya Cassa , teman-teman sekelas pun bertepuk tangan untuk Cassa.

Tetapi ada 3 anak yang tidak suka pada Cassa, yaitu Vania, Zifa dan Keshya.

"Ehh anak baru itu ngeselin banget si, masa dia mau coba ngalahin aku, dia nggak tau apa kalo vania ini juara kelas waktu kelas tujuh." gerutu Vania.

"Iyaa baru dapet nilai 100 sekali aja udah sombong." Zifa ikut menambahkan.

"Gimana kalo nanti pas istirahat kita kerjain aja." Keshya mengutarakan idenya.

"Ayoo setuju banget tuh." Ide itu disambut meriah oleh kedua temannya.

Tak terasa, bel istirahat berbunyi. Menandakan bahwa jam istirahat telah tiba.

"Cassa, kamu bawa bekal apa? Kita makan bekal bareng yuk." ajak Silvi

"Ayo, aku bawa nasi goreng kesukaan aku nih." Cassa mengangguk.

Mereka membuka kotak bekal masing masing.

Ditengah keasyikan mereka, Vania dan teman temannya menghampiri. Tak disangka Vania melempar kotak bekal Cassa sampai semua isinya tumpah ke lantai.

"Makanya jangan sombong ,baru dapet nilai 100 sekali aja udah sombong" lalu mereka pergi meninggalkan Cassa dan Silvi.

Cassa menangis, sambil terisak ia berkata, "Emang salah aku apa si? Kok mereka kaya gitu sama aku?"

"Kamu nggak salah kok, mereka dari dulu emang kaya gitu. Udah sekarang kamu makan bekal aku aja ya, kita beresin dulu bekal kamu yang tumpah."

Nasi yang berserakan telah beres, namun air mata masih setia meluncur dari pelupuk matanya.

"Kamu nggak perlu takut buat nangis, nggak perlu malu. Karena itu yg bikin kamu jadi manusia, manusia itu nggak boleh takut sama yang namanya air mata dan rasa sakit. Kadang, orang-orang atau dunia ini pada saat kamu tumbuh, ada orang yang bikin kamu ngerasa malu nangis, tapi enggak... inget kata-kata aku hari ini orang yang nangis itu nggak sama dengan orang yang lemah, tapi orang yang bisa nangis dan ngerasain sakit, nggak takut ngasih liat itu adalah orang yang berani, apapun yang kamu rasain mau itu seneng mau itu nangis tunjukin. Karena itu yang bikin kamu jadi seseorang yang luar biasa." Silvi merangkul bahu Cassa.

"Makasih ya Silvi." Perkataan itu disambut dengan pelukan dari Cassa.

"Tapi mau sampai kapan mereka kaya gitu?" Setelah tangisnya reda, Cassa kembali bertanya.

"Aku juga nggak tau sampai kapan. Tapi kamu yakin aja suatu saat nanti pasti mereka juga akan baik kok sama kamuu. When you believe, somehow you will. Oh iya aku punya lagu nih buat kamu, lagunya tentang kalo kamu percaya kamu pasti bisa dapetin itu."

"Wah, gimana lagunya?" Cassa tampak antusias.

"There can be miracles. When you believe. Though hope is frail. It's hard to kill. Who knows what miracles. You can achieve. When you believe. Somehow you will. You will when you believe. They don't always happen when you ask. And it's easy to give in to your fear. But when you're blinded by your pain. Can't see your way safe through the rain. Thought of a still resilient voice. Says help is very near." Dengan suaranya yang merdu Silvi mentanyikan lagu dari Whitney Houston dan Mariah Carey.

"Wah bagus lagunya. Suara kamu juga bagus banget. Aku jadi percaya kalo kita yakin kita bisa capai hal yang bahkan nggak kita ketahui." Sebuah senyum terukir di bibir Cassa.

Revisi : 12 Juni 2020

When You BelieveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang