PART 1

26 1 0
                                    

Cinta
Satu kata yang mempunyai banyak makna
Satu kata tang memiliki sejuta cerita
Satu kata yang menjadi alasan dalam masalah
Satu kata yang hanya mengundang duka dan air mata
Satu kata yang membuat hati rapuh
Satu kata yang menghancurkan segalanya
Namun cinta
Satu kata yang membuat semuanya kembali indah dan nyata
Satu kata yang mempersatukan kembali
Dua hati yang lama berhenti
Dan kini cinta
Adalah segalanya
Untuk selamanya
******

"Selamat pagi Cinta...."
Sapaan itu senantiasa menyambut setiap paginya. Namun raut wajah itu tampak biasa saja. Ekspresinya datar, tak ada sedikit pun kesan untuk sapaan yang setiap pagi menyambutnya itu. Baginya semua itu bukan hal yang istimewa. Melainkan hanya hal yang mengganggunya saja.

Seperti biasa ia mengabaikan sms yang menyapanya itu. Ia hanya duduk dan membuka buku pelajaran untuk memastikan tugasnya sudah selesai ia kerjakan.

Nanda

Selamat pagi cinta. Aku udah buatin kamu bekel. Ada di laci meja kamu. Dimakan ya..

Sontak ia terkejut melihat pesan dari anak itu. Cinta langsung memeriksa laci mejanya. Ternyata benar ada bekal makanan di sana.

Ia membuka kotak makanan itu. Tersedia nasi goreng dengan telur mata sapi yang tersusun rapi di sana.
"Anak ini, semakin menjadi." Tatapannya bingung. Ia hanya memandang kotak makanan itu.
"Woy, ta. Kok cuma diliatin..? Kenapa gak dimakan..? Lu gak doyan ya. Padahal keliatannya enak banget. Kalo lu gak mau, gue dengan senang hati bersedia membantu lo ngabisinnya kok." Perkataan Oji meledeknya.
"Nih buat lo aja.." menggeser kotak makanan itu kepada teman sebangkunya itu.
"Wah serius nih..?"
"Udah makam aja."
Ia langaung menyuap sesendok nasi goreng itu.
"Ta,lo serius gak mau ini enak banget loh..?"
"Enggak. Gue udah kenyang." Ucapnya tanpa menghadap teman sebangkunya itu yang tengah lahap menyantap makanannya.
"Emang ini dari siapa sih..?"
Oji berhenti makan sejenak. Ia meneguk air mineral yang ada di hadapannya. Cinta menatapnya dengan tatapan sinis.
"Gak perlu tau. Bukan urusan lo."ia pergi meninggalkan Oji yang tengah lahap menyantap makanannya.

Cinta pergi ke taman untuk menenangkan diri sejenak. Dengan musik yang masih mengalun jelas di telinganya. Ia menyenderkan kepalnya di bangku dekat taman. Menatap langit yang terlihat begitu cerah. Meski cuaca hari ini cukup bagus tapi tidak dengan suasana hatinya. Hatinya sedang resah. Pikirannya kacau. Ia tidak tahu harus melakukan apa.

"Selamat pagi cinta.." sapa sebuah suara di telinganya saat matanya terpejam. Meski kupingnya masih mendengar alunan musik yang cukup keras, namun suara itu masih ia dengar begitu jelas. Sontak ia terkejut. Ia langsung berdiri dan melihat siapa orang itu.
"Ngapain lo di sini..?"
"Bekelnya udah dimakan belum..?"
"Udah." Ia berbohong agar anak ini tidak banyak bicara.
"Gimana rasanya enak gak..?" Anak itu memandangnya dengan senyuman merekah lebar, berharap cinta menyukai sarapan yang ia berikan.
"Biasa saja" ia meninggalkan anak itu di taman sendirian.
"Cinta mau kemana..?" Ucapnya sedikit berteriak karna melihat ada earphon di telinga anak itu.
"Kelas" jawabnya begitu cuek.
"Aku ikut ya.." ia meminta dengan lembut.
"Gak perlu. Lo punya kelas sediri." Ucapnya begitu jutek.
"Tapi aku ingin bisa dengan cinta." Ucapnya meminta kembali.
"Enggak" anak itu jauh meninggalkannya.
Wajah Nanda tertunduk. Ia ingin sekali bersama dengan orang yang diinginkannya itu.
*****
Oji masih melahap makanan itu dengan semangat. Tanpa menghiraukan Oji ia duduk di sebelah Oji dengan wajah yang tampak kesal.
"Lo kenapa sih ta..?" Menatap cinta bingung.
"Gak papa." Ia mengambil buku dan membacanya.
"Lo yakin gak papa..? Gak mau cerita gitu..?" Tanyanya lagi memastikan.
"Iya" jawabnya singkat.
"Siapa orang yang ngasih lo bekel ? Besok-besok gue mau lagi deh. Enak banget. Nyesel lo gak nyobak ta."
Ucap temannya menggoda.

Tidak lama setelah itu bel berbunyi. Hari di sekolah seperti biasanya. Belajar, mengerjakan soal dan masih banyak aktifitas lainnya.

Hingga jam istirahat tiba. Cinta memasukkan alat tulisnya lalu ia pergi meninggalkan Oji.
"Mau kemana ta..?" Tanya Oji mengikuti langkah kaki Cinta.
"Kantin, gue laper" jawabnya begitu singkat.
"Gue ikut" mereka berjalan beriringan.

(Area kantin)
Kantin penuh dengam berbagai macam suara. Ya, kantin begitu padat hari ini. Mereka hampir tidak dapat tempat duduk. Tapi untunglah masi aja meja kosong untuk mereka nikmati santapan mereka dengan damai.

"Ta.." ucap Ogik memulai pembicaraan.
"Emm.." iya hamya menyahut dengan mulut terbungkam.
"Lo kenapa..? Akhir-akhir ini sikap lo berubah derastis gini. Lo jadi dingin banget. Mudah marah dan bener-bener gak kayak biasanya." Ucap Oji mengutarakan pemikirannya.
"Gak ada apa-apa. Lagi pula, bukan urusan lo. Cukup lu diem aja bisa kan..?" Ucap Cinta tanpa memandang temannya itu.
"Ok" mereka melanjutkan makan siangnya.

Saat Oji dan Cinta melahap makanannya dengan santai seseorang kini tiba-tiba hadir di hadapan mereka.
"Selamat siang Cinta.." sapanya begitu lembut. Cinta tidak menggubris sapaannya.
"Boleh duduk di sini gak..?" Ucapnya begitu lembut.
"Duduk aja nda."ucap Oji.
"Terimakasih Oji." Anak itu duduk di meja mereka.
"Gue udah selesai. Gue duluan." Ucapnya lalu ia pergi.
Wajah nanda tampak begitu sedih. Ia berdiri dan mengikuti kemana Cinta pergi.
Cinta tau dia diikuti sedari tadi. Tapi ia coba pura-pura tidak tahu. Sampi akhirnya tiba-tiba langkah Cinta terhenti.
"Mau sampai kapan lo di situ..? Pergi!jangam ikutin gue." Ucapnya sedikit marah.
"Cinta kenapa..? Marah ya..?" Ucapnya begitu polos. Ia semakin mendekati Cinta.
"Pergi dari sini" ia mengucapkan itu dengan pandangan ke bawah.
"Aku gak akan pergi sebelum aku tahu Cinta kenapa..?" Tegasnya.
"Gue gak papa. Sekarang lo boleh pergi." Ucapnya lebih jelas.
"Gak. Cinta bohong. Cinta kenapa-napa. Cinta gak mau jujur sama aku..?"
Ucapnya menyangkal.
"Pergi dari sini nan, sebelum amarah gue memuncak." Ucapnya mempertegas kembali.
"Gak . Gak akan. Aku gak akan pergi sebelum aku tahu apa alasannya." Ucapnya menjelaskan.
"Apa setelah lo tau lo akan pergi..?" Ucapnya masih dalam mata tertunduk.
"Iya" ucapnya pelan.
"Gue capek. Gue mau istirahat. Dan lo jangan ganggu gue. Udah kan..? Pergi sekarang." Ucapnya menatap tajam Nanda.
"Iya, aku pergi. Tapi nanti, aku akan balik lagi." Ucapnya.
"Terserah." Cinta pergi meninggalkannya. Sesaat setelah cinta menjauh.
"Cinta cemburu ya...?" Langkah cinta terhenti.
"Menurut lo..?" Ucapnnya begitu jutek.
"Menurut aku iya. Cinta bisa bilang ke aku kalo cinta cemburu. Cinta gak perlu harus marah kan..?" Tanyanya memastikan.
"Mending sekarang lo pergi. Tinggalin gue sendiri. " ucapnya masih jutek.
"Yasudah. Tapi nanti aku akan tanya lagi dan aku akan tahu kenapa cinta jadi dingin kayak gini." Ucapnya mengutarakan.
Ia pergi meninggalkan cinta.

"Gue cemburu...?" Ia sedikit berpikir.
"Ah iya gue cemburu. Tapi sama siapa..? Cowo brengsek itu..? Bukan. Gue gak cemburu. Gue gak suka liat lo deket sama dia. Dia brengsek. Lo gak seharusnya dekat dan kenal dia." Gumamnya dalam hati.
Ia memasuki kelasnya dengan langkah yang begitu cepat.

*******

Hai...
Apa kabar semua..? Baik kan..? Hehe. Makasih ya udaj mau baca part ini. Makasih atas waktu luangnya. Jangan lupa baca terus ya.
Dadah.... 😙😙

CINTAKU ITU ISTIMEWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang