Part 3

19 0 0
                                    

                      Dia Siapa..?(II)
  Seperti biasanya, meski mentari begitu menawan pagi ini. Cuaca pun begitu bersahabat. Namun, tetap seperti biasanya, baginya hari ini tetap biasa saja.
  Ia menata rapi rambutnya yang masih basah. Mengenakan seragam begitu rapi. Beginilah Cinta, ia selalu terlihat menawan bahkan memakai apa pun pakaiannya ia selalu terlihat mempesona.
  Salah satu alasan mengapa gadis itu menyukainya adalah karna ia termasuk cowo yang tampan dan memiliki banyak keahlian. Terutama dalam bidang olah raga dan sastra.
  Wajar, tidak sedikit juga cewe yang menyukainya. Meski begitu banyak yang menyukainya, pria ini tidak pernah sekali pun bermain dengan kata Cinta. Tak sekali pun hidupnya tertulis kata pacaran. Entah karna ia tidak suka atau karna ia belum menemukan hati untuk dicintainya.
  Setelah ia terlihat begitu rapi, ia turun menuju meja makan untuk sarapan sebelum berangkat ke sekolah. Baru beberapa langkah ia menuruni setiap anak tangga kamarnya, ia mendengar suara seorang gadis tengah bicara dengan orang tuanya. Ia berpikir siapa gadis yang datang pagi-pagi seperti ini. Sungguh mengganggu. Begitu pikirnya.
  Ia mencari asal suara yang didengarnya tadi. Sampai pada ruang tamu. Matanya tersorot pada sosok gadis yang begitu cantik di hadapannya sekarang. Gadis itu melambaikan tangannya dan tersenyum begitu manis.
"Hai kak..." gadis itu menyapanya.
  Ia melangkahkan kakinya mendekati gadis itu. Sampai kini di hadapannya. Ia menatap gadis itu lekat mencoba mengingat siapa orang itu. Sedikit ia ingat dengan mata yang kini ditatapnya.
"Lala..?" Wajahnya masih tampak bingung. Anak itu tersenyum padanya.
"Iya kak ini lala. Kakak kaget ya..?" Ucapnya dengan lembut.
"Sejak kapan kamu di sini..?" Tanyanya penasaran.
"Baru sekitar 10 menit kok kak. Oh ya kak, Lala baru pindah sekolah. Lala pindah dekat sekolah kak Cinta. Lala ke sini karna mau berangkat bareng sama kakak. Boleh kan..?" Wajahnya tersenyum penuh harap.
"Bo..boleh kok." Ia tersenyum sedikit.
"Yee.. makasih ya kak." Gadis itu berdiri dan memeluknya erat.
"Ehh..?" Ia terkejut gadis ini tiba-tiba memeluknya.
  Gadis itu menatap ia begitu manis.
"Kak Cinta tambah ganteng.." ucapnya begitu manis.
Pipi cinta kini serasa memanas. Ia terdiam. Tubuhnya kaku tak dapat digerakkan. Gadis ini memang selalu dapat membuatnya tersenyum dan terdiam karna ulahnya sejak dulu.
   Gadis itu kelihatan bingung menatap Cinta.
"Kak Cinta kenapa..?" Ia begitu bingung.
"Ah, enggak. Gak apa-apa kok. Yaudah, kamu sudah sarapan..?" Ucapnya sedikit malu.
"Belum kak.." tatapannya begitu polos.
"Kalo gitu kita sarapan dulu." Ia menggenggam jemari gadis itu membawanya ke meja makan untuk sarapan.
*****

  Ia dan Lala tiba di sekolah dengan mobilnya. Lala turun dari mobil dengan senyum yang masih merekah. Setelah keluar dan mengunci mobilnya Cinta mengantarkan lala menuju kelasnya.
"Kak Cinta.."ucapnya.
"Emm.." cinta menatap ke arahnya.
"Lala seneng banget bisa ke temu kakak lagi. Kakak makin ganteng sekarang. Lala suka liatnya." Gadis itu terus terang padanya. Lagi-lagi ia tediam. Beberapa detik berlalu senyuman kecil terlintas di bibirnya.
Gadis itu membalas senyumannya dengan manis.
   Mereka berjalan beriringan dan bercerita hingga mereka tertawa lepas. Mengingat semua kisah antara mereka berdua dulu.
   Di satu ruang yang masih tak terlalu banyak penghuninya itu, seorang gadis tengah meminkan jarinya begitu lincah di atas ponselnya. Ia menuliskan beberapa kata di sana.

      Nanda

Selamat pagi cinta...

Begitulah tulisan yang tertera di layar ponselnya dan mengirimkan pesan itu.
   Sesaat setelah ia mengirimkan pesan itu, ia melihat sesosok pria berjalan dengan seorang gadis yang tidak dikenalnya itu. Ya siapa lagi, lelaki itu adalah Cinta.
   Ia melihat Cinta tertawa tersenyum begitu manis. Tidak terlihat seperti sedang marah seperti yang dialaminya kemarin. Sepertinya gadis itu begitu membuatnya senang. Sepertinya juga ada hubungam sepesial. Mereka terlihat begitu dekat sekali.
   Melihat Cinta bersama seorang gadis, hatinya merasa marah. Tubuhnya panas seketika. Tapi ia juga sedih. Ia tidak tahu siapa gadis itu. Tanpa pikir panjang ia menghampirinya.

  Nada berjalan begitu cepat. Tangannya terkepal. Namun air matanya juga mengalir. Kini ia sampai di hadapan pria itu. Mereka menatapnya bingung. Mengapa ia datang dan langsung menangis. Matanya memerah, wajahnya basah. Dan tatapannya begitu tajam. Tetapi juga tampak raut wajah yang begitu sedih terlihat.
"Kakak kenapa..?" Ucap gadis itu membuka bicara. Ia tak menghiraukan perkataannya. Ia mentap Cinta begitu tajam.
"Siapa dia Cinta..?" Ucapnya dengan suara tinggi dan bergetar.
   Cinta diam. Ia hanya menatap gadis itu dengan tatapan bingung. Keningnya mengerut. Sebelah alisnya terangkat.
"Dia siapa Cinta..?" Ucapnya kembali bertanya.
"Kenapa nangis..?" Kalimat itu terlontar di mulut Cinta.
"Cinta jawab dulu dia siapa..?" Suaranya semakin serak dan melemah.
"Gak perlu tau. Kenapa nangis..?" Ucapnya pada gadis itu yang tak kuasa menahan tangisannya.
"Ngak apa-apa.." gadis itu menghapus air matanya dan pergi meninggalkan mereka berdua.
   Setelah Nanda pergi, wajah mereka masih tampak bingung.
"Kakak itu pacarnya kak Cinta ya..?" Tanyanya begitu lembut.
"Bukan." Jawab cinta singkat.
"Tapi kok dia nangis gitu. Kayanya dia cemburu sama Lala. Apa lala temui dia aja ya.. lala akan jelaskan sama kakak itu tadi." Ucapnya dengan mulai melangkah. Tapi langkahnya terhenti ketika lengannya di tahan oleh sosok tampan yang ada di sampingnya itu.
"Gak perlu. Lebih baik kamu masuk kelas sekarang." Ucap Cinta tersenyum.
"Tapi kak.."
"Masuk Lala.." tatapan Cinta sedikit tajam.
"Iya kak Lala masuk." Gadis itu pergi meninggalkannya. Setelah dipastikan gadis itu masuk ke dalam ruang kelasnya yang tak jauh dari kelas Cinta, ia pun masuk ke kelasnya.
  Ia menaruh tasnya dengan hentakan kuat. Oji yang tengah tertidur di meja itu pun langsung terbangun. Ia terkejut.
"Astafirullah. Cinta..,kenapa sih kok pagi-pagi udah begitu aja..? Kaya lagi marah besar...?" Ucap temannya itu.
Cinta mengambil posisinya duduk di bangkunya. Menyenderkan punggungnya di kursi dan mendesus kuat.
"Kenapa sih..?" Oji tampak bingung.
"Gak apa-apa." Ucapnya sedikit tersenyum. Oji pun menginyakan saja.
   Cinta menenggelamkan kepalanya pada tasnya yang berada di atas meja. Tiba-tiba, ponselnya berdering.

Dari"Nanda"

                    Nanda
C

inta, cinta cewe itu tadi siapa...?
 
T

ak ada balasan. Masuk kembali satu pesan.

Nanda

Cinta jawab aku. Cewe tadi siapa..? Aku sedih liatnya. Aku gak suka. Aku cemburu Cinta dekat dengan dia.

Begitulah  pesan yang tertulis. Ia membalasnya.

Cinta

Gak perlu tau. Buat apa cemburu, aku bukan siapa-siapa mu kan..?
Jangan nagis di depan dia. Dan jangan bertingkah kayak tadi lagi. Aku gak suka.
Pagi-pagi udah bikin masalah aja.
Jangan sms lagi. Mood gue rusak.

Setelah itu beberapa pesan masuk kembali namun tak ada yang dibalasnya satu pun. Bahkan di read juga tidak. Ia tak ingin mencari masalah pagi-pagi begini dan buat moodnya semakin rusak.

*******
Hehe maaf cuma sampai sini dulu ok. Entar aku sambung lagi kok. Dada...😙😙😙

        
               

CINTAKU ITU ISTIMEWATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang