(Percakapan bahasa Jawa)
In, Besok ada pelajaran ngga? Satu pesan facebook kembali masuk ketika Indira online. Dari orang yang sama Fadil Nugi Akbar.
Kenapa engga?
Kirain besok libur.
Bikin libur sendiri kali.
Ada pelajaran berarti?
Iya. Jawab Indira seadanya.
Boleh minta nomer telfon?
Aku menghela nafas, semoga ini bukan modus.
Bukan apa apa kok, biar gampang kalo mau nanya. Katanya lagi, sebelum aku menjawab.
Bukannya temen mu banyak?
Aku percaya kamu doang.
"Siapa juga yang ga percaya ketos, pusatnya informasi." Kataku pada diri sendiri, sudah bagian dari tanggung jawab ku sebagai organisasi intra sekolah, walau sebenarnya aku tidak benar benar tahu tentang informasi semacam ini.
08xxxx Aku mengetikan dua belas digit angka kepada Fadil.
Udah aku sms.
Iya. Jawabku. Beberapa detik setelahnya, handphone ku bergetar. Pesan Fadil sudah masuk.
Simpen nomernya ya, Fadil.
Aku membacanya sebentar, menyimpan nomernya dan membalas dengan, Iya.
sms itu tidak begitu saja berhenti, ada obrolan basa basi yang menyita waktuku untuk lebih lama menatap layar handphone, dan itu terjadi hampir setiap hari selama libur kelas dua semester akhir berlangsung.
Fadil kerap melontarkan hal hal lucu, membuat bibirku tertarik sedikit ketika membacanya. Hingga satu pesan berbeda masuk. Sepertinya sudah bukan basa basi lagi.
Eh, Aku chat terus ada yang marah ngga nih? Tanyanya. Kalau ada yang marah, sudah jelas tidak akan aku balas, tapi aku ingin melihat apa selanjutnya.
Engga. Jawabku.
Kalo gitu, besok aku chat kamu terus ya.
Aku tersenyum.
Beberapa hari sebelum kembali ke sekolah, Fadil tiba tiba menghilang. Tidak ada pesan lagi. Tidak ada alasan untuk membuka handphone lebih lama lagi. Aku tidak tahu alasannya, padahal sebelumnya aku merasa kami tidak bermasalah.
1 minggu setelah libur sekolah.
"In," Panggil pak Sugih, pembina OSIS di SMA Angkasa Biru.
Aku menoleh dan menghampiri lelaki paruh bayah itu, ku cium punggung tangannya dengan senyum merekah. "Ada apa pak?"
"Gimana untuk re-organisasi mu? Sudah masuk kelas dua belas, fokus kalian bukan OSIS lagi lo." Ucapnya mengingatkan.
"Iya pak. Udah ada kandidat, besok mulai tahap satu buat calon ketua OSIS."
Pak Sugih mengangguk, "Pengurusnya gimana?"
"Minggu depan udah keluar nama namanya pak."
"Saya percaya, kamu bertanggung jawab. Kalau gitu segera laksanakan ya."
"Iya pak." Aku mengiyakan. "Pak, proposal pemilos belum bisa diajuin minggu ini, kalau mepet acara gimana?"
"Kebiasaan, ngajuin proposal mepet mepet." Kata Pak Sugih, membuatku meringis. "Yaudah, kalo siap segera bawa ke ruang kesiswaan ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kabar Baik, Nugi
Random"Aku sayang kamu." "Aku sayang aku, juga." "Kok gitu?" Tanyanya heran, raut wajah Nugi terlihat kecewa. "Iya." Jawabku tersenyum, malu. "Kenapa? Apa yang lebih spesial daripada menyangi orang yang sama?" Tanyaku kemudian. Aku menyangi diriku sendi...