I Forgive You (Part 3)

558 57 11
                                    

Dokter Ryan menyelimuti tubuh kurus Raki yang tengah tertidur damai, sepertinya anak itu kelelahan setelah melukis hampir 6 jam lamanya. Tangannya juga kotor terkena cat yang tidak sempat dibersihkan. Andai kondisi fisiknya tidak sedang sejatuh sekarang, Raki pasti masih fokus dengan lukisannya. Hari ini pun, ia terpaksa berhenti karena pusing dan sesah yang semakin parah di tengah-tengah acara melukis, membuat dokter Ryan yang setia berada di samping Raki dengan sigap menarik Raki kembali ke tempat tidur.

Mata dokter Ryan terpaku pada lukisan setengah jadi milik Raki. Dia sepertinya serius sekali melukis wajah kembarannya itu, tapi Raki masih belum melukis bagian mata dan bibir Raka. Dia menghabiskan 6 jamnya melukis rambut dan setengah badan Raka. Sepertinya Raki masih kesulitan menggambarkan ekspresi Raka.

"Raka, kalau keinginanmu sudah terkabul, tolong jangan bawa Raki, ya? Izinkan saya bersama dengan Raki sedikit lebih lama," bisik dokter Ryan sambil membelai lembut puncak kepala Raki. Dia mengambil tissue basah dan mulai mengelapkannya di kulit Raki yang terkena cat dengan begitu lembut dan telaten.

Flashback

Polisi dan ambulan datang tepat saat tubuh Raka sudah tidak bisa bertahan lagi. dua orang polisi itu melayangkan satu tembakan peringatan, membuat penjambret itu panik dan berusaha melarikan diri, tapi polisi itu lebih gesit, dia melayangkan tembakan kedua yang diarahkan tepat di kaki penjambret itu untuk menghentikan usaha penjambret itu untuk melarikan diri.

Sementara kedua polisi itu meringkus si penjambret yang sudah kesulitan bergerak, petugas dari rumah sakit buru-buru memeriksa kondisi Raka mulai dari luka, napas, pupil, dan terakhir denyut jantungnya. Orang-orang yang menjadi saksi kejadian itu perlahan bergerak mendekat. Mencoba mencari tahu lebih mengenai kondisi Raka.

"Detak jantungnya sudah tidak ada, napasnya juga."

"Tidak!!" Ibu-ibu yang Raka tolong tadi berteriak histeris. Dia benar-benar merasa bersalah mengetahui penyelamatnya justru kehilangan nyawa karena menolongnya.

"Apa anda pemilik tas yang berusaha dia ambil tadi?" tanya polisi itu yang hanya bisa dijawab anggukan oleh ibu-ibu itu. Dia masih syok melihat kondisi Raka yang begitu mengenaskan. Tubuh Raka langsung dinaikkan di atas tandu dengan selembar kain putih sebagai penutupnya dan dibawa ke rumah sakit dengan buru-buru.

"Mari ikut kami ke kantor polisi. Kami ingin mendapatkan informasi selengkapnya mengenai kejadian ini." Lagi-lagi si ibu itu mengangguk patuh. Dia mengikuti satu orang polisi yang menggiringnya ke mobil polisi lain, mobil yang baru datang menyusul mobil pertama tadi setelah ambulan Raka pergi.

Salah seorang polisi menatap nenek-nenek di pinggir jalan tengah memeluk erat bungkusan besar sambil tersedu-sedu. Polisi itu reflex mendekati nenek itu dan berjongkok tepat di depannya, menyusap airmata di wajah sang nenek dengan lembut sebelum bertanya kenapa menangis.

"Anak muda itu, ini, barang-barangnya. Dia, anak muda yang sangat baik. Setiap hari lewat gang ini. adiknya, dirawat di rumah sakit itu," kata nenek-nenek itu sambil menunjuk rumah sakit besar yang terlihat dari gang. Polisi itu mengangguk kemudian membawa barang-barang yang nenek berikan. Dia juga mengajak nenek ke kantor polisi untuk menjadi saksi.

Dua orang polisi yang tadi meringkus penjambret itu kini sudah berdiri di depan sebuah ruang rawat sambil membawa semua barang milik Raka. Keduanya berhadapan dengan dokter Ryan yang tidak bisa menghentikan laju airmatanya saat melihat barang-barang Raka. Dia meminta tubuh Raka dipindahkan ke rumah sakit ini untuk diotopsi. Dia sendiri yang akan melakukan otopsinya. Polisi itu setuju mengingat dokter Ryan juga adalah dokter yang paling dekat dengan Raka dan keluarganya.

Dokter Ryan terduduk lemas di samping jenazah Raka yang sudah dibersihkan. Wajah laki-laki itu terlihat begitu damai. Bahkan ada senyuman di wajahnya, seolah dia bangga bisa meninggal dengan cara seperti itu. Dokter Ryan justru yang merasa hancur. Bagaimana dia akan menjelaskannya pada Raki mengenai semua ini? Apa yang harus dia lakukan? Raki pasti sekarang sedang menunggu-nunggu kedatangan Raka.

This Love... ✓Where stories live. Discover now