9☀Perhatian Kecil

1.1K 128 6
                                    

"Awal tujuan, bisa saja berakhir tidak seperti yang diinginkan."

--

Mobil Sehun berhenti tepat disebuah parkiran besar dekat rumah sakit milik sahabatnya itu. Sehun menatap Irene. Bahu gadis itu terlihat tunduk dan lemah.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Sehun.

Irene tersenyum. Tersenyum getir lebih tepatnya. "Tidak apa-apa." jawabnya.

Sehun keluar dari mobilnya, ia membantu Irene untuk membuka pintu mobil. Sehun mengedarkan pandangannya ke sekitar, mobil Lay sudah berada beberapa menit sebelum mobil Sehun. Sehun mengerti, berarti Lay sudah masuk dan menangani.

Irene segera masuk dan berlari. Sehun yang melihat Irene berlari pun juga mengikutinya. Ia mengeluarkan smarthphone- nya dengan sedikit mengotak atiknya.

Irene berjalan kearah resepsionis, tapi dengan cepat tangannya ditarik dan diajak berjalan kearah yang berbeda. Itu tangan Sehun. Irene melirik kearah Sehun, ia menatap matanya. Bukan sorot mata dingin yang selama ini seorang Oh Sehun tunjukkan, melainkan sebuah tatapan lembut dan sendu.

"Ibumu berada di ICU. Aku mengetahuinya dari Lay." Sehun semakin menarik Irene hingga ruangan ICU.

Dan disitulah, disitulah ia melihat adiknya sedang terduduk lemas di kursi rumah sakit. Irene melepaskan tangan Sehun, ia segera mendekatkan adiknya dan memeluk adiknya seerat mungkin.

"Hikks.. Ini semua salahku, salahku hikks.." Soyou menarik kakaknya sehingga membuat pelukan itu semakin menguat. Irene sendiri tidak tahan dengan air mata yang sudah ia tahan sejak tadi.

"Bagaiman ini bisa terjadi?" tanya Irene setelah melepaskan pelukan. Irene memgatur nafasnya sejenak untuk mengurangi isak tangisnya.

"A--aku.." Soyou gagap.

"Katakan Soyou!" sentak Irene.

Soyou terlonjak kaget. Dari situ ia menceritakan bahwa ia sudah mendapatkan pekerjaan, ia pulang pukul setengah delapan malam. Dan sesampainya dirumah, ia sudah melihat ibunya tergeletak dilantai dengan keadaan yang lemah.

"Sepertinya, ia tidak meminum obatnya karna habis!" tutur Soyou. Gadis itu menundukkan kepalanya untuk menghindari tatapan Irene.

Irene menghela nafas berat, sampai tak menyadari bahwa Sehun sudah berada disampingnya.

Pintu ICU terbuka, menampakkan Lay yang berbalut dengan baju khas dokternya. Ia tersenyum kepada Irene.

"Ibumu tidak apa-apa. Tidak usah khawatir! Ia mungkin memang tidak meminum obatnya secara rutin dan teratur. Apa itu benar nona?" Lay bertutur sopan. Ia memang sangat profesional dalam urusan pekerjaan ataupun diluar pekerjaan.

"Ta--tapi bagaimana dengan penyakitnya?" tanya Irene ragu ragu.

"Ibumu punya penyakit kanker otak bukan? Aku tahu. Memang sangat berbahaya untuk penyakit berbahaya seperti itu. Tapi tenang saja, jika bisa, kami akan segera melakukan terapi dan beberapa pengobatan untuk penyembuhan ibumu. Untuk beberapa hari ia bisa dirawat inapkan disini, nanti ibumu akan dipindahkan ke ruang rawat inap. Aku dan para tim medis lain akan berusaha, tenanglah!" Lay menepuk pelan bahu Irene dan melirik Sehun, lalu segera berlalu dari sana diikuti beberapa perawat lainnya.

Irene terduduk. Rasanya badannya sangat lemas sekali. Ibunya sedang dibawa untuk keruang rawat inap, ia mengikuti langkah para perawat dengan lemas. Soyou dan Sehun dibelakang tetap was- was agar tubuh Irene tidak jatuh. Setelah ibu Irene dimasukkan ke dalam ruang rawat, Irene tidak masuk melainkan terduduk didepan ruangan dengan kursi yang berada di sana.

Damn! I Love You [HunRene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang