14☀Satu Hari

1K 128 2
                                    

"Kadang, tokoh yang berada dalam cerita tidak seperti apa yang kamu bayangkan. Kadang, tokoh Protagonis tidak selamanya baik, dan kadang, tokoh Antagonis tidak selamanya jahat."

--

Prangg!!

Seulgi tersentak saat melihat Sehun mengambil vas itu dan melemparkannya kesembarang arah hingga pecah dan menimbulkan suara yang amat nyaring.

Seulgi semakin membeku melihat tatapan mata Sehun. Irene yang sudah sangat pusing karena rambutnya dijambak oleh Seulgi pun terduduk dilantai sambil memegangi kepalanya yang amat pusing.

Sena terduduk dengan terbatuk-batuk. Irene yang melihat keadaan Sena lebih parah darinya pun membantu gadis itu agar bisa berdiri, Sena pun menerima bantuan Irene karena badannya sudah sangat sakit.

Sehun langsung menarik lengan Seulgi dengan kasar dan mencengkramnya. "Apa yang kau lakukan dimansionku, sialan?" desis Sehun.

Seulgi meringis kesakitan karena lengannya dicengkram sangat kuat oleh Sehun. Lalu tanpa aba-aba, Sehun mendorong Seulgi hingga wanita itu tersungkur ke lantai.

Sehun melirik kearah Edward, memberitahu Edward lewat pandangan mata. Setelah mengangguk mengerti, Edward menarik lengan Seulgi kasar dan berjalan keluar dengan Seulgi yang terus meronta.

Sehun mendekati Irene dan Sena, begitu juga para pelayan yang sudah tampak khawatir dengan keadaan dua gadis itu. Sehun langsung menarik Sena dalam pelukannya dan mengusap-usap rambut Sena dengan sayang.
Sementara Irene hanya diam memandangi.

Irene benar-benar memperhatikan kedua insan yang sedang berpelukan itu. Sampai Irene menyadari sesuatu. Tidak! Irene begitu bodoh hingga tidak menyadari gadis yang sudah ia tolong tadi adalah adik Sehun dan....gadis yang ia lihat berpelukan dikantor bersama Sehun semalam. Oh, kenapa ia begitu bodoh hingga tidak menyadarinya? Bukan tanpa alasan Irene mengetahuinya. Pertama, gadis itu ada di mansion milik Sehun. Kedua, tadi Sehun bilang...gadis itu adiknya.

Oh, jadi selama ini Irene hanya cemburu dengan adik bosnya sendiri?

Irene baru menyadari bahwa pelukan Sehun dan Sena kini sudah terlepas, dan sekarang pandangan Sehun tertuju pada dirinya.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Sehun, berusaha menutupi bahwa sekarang ia sangat khawatir.

Irene mencoba tersenyum walau kepalanya masih sangat pusing. "Ya, aku tidak apa-apa," jawab Irene. "Maaf sudah membuat keributan dimansionmu ini." ujar Irene.

Sehun menggelengkan kepalanya, lalu merangkul Sena. "Tidak. Ini bukan salahmu, tidak apa-apa," balas Sehun tulus.

Sehun menyuruh para pelayan agar mengurus Sena dan Irene yang masih tampak tidak baik-baik saja. Sehun terpaksa melakukan itu karena ada hal lain yang harus ia urus, yaitu wanita bar-bar yang Sehun yakini kini sudah berontak didalam mobilnya.

Sebelum pergi, Sehun menyempatkan mengecup kening Sena dan memeluknya sebentar.

"Irene, lebih baik kau disini saja. Pelayan akan melayanimu, dan kau akan menemani Sena juga. Jangan pulang terlebih dahulu sebelum aku kembali. Aku yang akan mengantarmu nanti," ucap Sehun lembut kepada Irene. Irene bahkan sampai terkejut dengan Sehun yang tiba-tiba sangat hangat dan tidak dingin. Ya, tapi Irene harus bersyukur akan itu.

"Cepat minum obat sakit kepalamu agar tidak pusing lagi. Cepat sembuh," ucap Sehun sebelum pergi yang membuat Irene mematung. Ohya, jangan lupakan kepala Irene yang dielus lembut oleh Sehun. Perlakuan yang sama seperti Sena tadi.

Lalu setelah mengatakan itu, Sehun segera beranjak dari sana dan menuju mobilnya.
Benar seperti apa yang Sehun pikirkan, Seulgi pasti berontak dari Edward.

Damn! I Love You [HunRene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang