11☀Mengalaminya Lagi

960 120 2
                                    

"Aku tidak pernah berpikir akan jatuh padamu secepat ini. Tapi, aku mengalaminya lagi. Perasaan ini lagi."

--


Irene terkesiap ketika melihat Sehun berjalan kearahnya. Ia tidak melakukan apapun ketika Sehun sudah berada di depannya.

"Pagi, Tuan," sapa Irene pada Sehun sambil tersenyum manis dan sopan.

Sehun hanya menatapnya datar,"Bagaimana dengan ibumu?" Sehun bertanya dengan mengacuhkan sapaan yang diberikan oleh Irene tadi.

Huh! Dia kumat lagi.

"Ibuku sudah membaik, Tuan. Hanya masih sedikit sakit saja," jawab Irene.

Sehun mengangguk,"Baiklah, kalau begitu selesai kan pekerjaan mu sekarang." perintah Sehun, sedangkan Irene hanya mengangguk dan membungkuk sopan sebelum ingin beranjak dari sana.

Irene menoleh kembali kearah Sehun saat Sehun memanggilnya kembali.

"Kau tidak perlu khawatir soal biaya. Semuanya sudah kutanggung," ujar Sehun datar lalu dengan cepat ia melangkah pergi dengan meningglakan Irene yang diam dengan perkataan Sehun barusan.

Dia yang membayarnya?

Irene belum sempat memberikan ucapan terima kasihnya, karna sangkin terkejutnya ia lupa memberikan ucapan terimakasihnya pada pria itu. Dan saat Irene ingin mengejar pria itu, Sehun sudah menghilang dibalik pintu lift.

Irene menghela nafasnya. Haruskah ia bilang bahwa nasibnya beruntung bertemu dengan seseorang bernama Oh Sehun?

o0o

"Sial!" rutuknya. Sehun mengumpat kesal ketika melihat sebuah kertas putih yang berisikan huruf-huruf yang tercetak rapi.

Sehun mengalihkan pandangannya pada Kai dan Irene. Sedang mereka berdua hanya diam tak bergeming dan Irene yang menunduk.

"Maaf," gumam Irene pelan. Kai menatapnya lekat dan Sehun yang menatapnya dingin.

Sehun mencampakkan kertas tersebut kearah Kai dan tepat mengenai dada bidang Kai. Kai mengendus sebal, ia melihat kearah Sehun yang terlihat sedang mengepalkan tangannya dibawah.

"Bagaimana bisa, hah?" bentak Sehun pada Irene dan Kai. Irene memandangnya takut dan Kai yang memandanganya penuh peringatan agar tidak marah-marah ketika didepan Irene. Karena Kai merasakan bahwa perempuan itu ketakutan dan menunduk.

"Kalian benar-benar tidak becus!" Sehun menatap Kai dan Irene secara bergantian dengan tatapan tajam menusuknya.

"Bukan kami yang tidak becus. Salahkan mereka yang tidak mengerjakannya dengan baik," ujar Kai membela dirinya dan Irene.

Sehun mengendus kesal. Ia sudah lelah dan ditambah lagi dengan masalah perusahaannya sekarang.

"Lalu siapa yang akan mau rugi 150 juta won?" Sehun bertanya dengan nada sinisnya menatap Kai.

"Sebaiknya kau temui pemiliknya dan tanyakan!" Kai berucap tegas. Lalu ia keluar dari ruangan itu dengan membanting pintu ruangan milik Sehun. Tidak perduli pintunya rusak atau tidak. Lagian Sehun bisa membeli yang baru, pikirnya.

Irene kembali menundukkan kepalanya ketika melihat Sehun yang menatapnya tajam.
"Aku punya pekerjaan untukmu!" Sehun berkata datar.

Irene mendongakkan kepalanya ketika Sehun berbicara padanya, walaupun nadanya datar.

"Kau mau melakukannya?" tanya Sehun memandang Irene.

Irene memasang wajah ragu-ragu,"Baiklah, tapi jika aku bisa."

Damn! I Love You [HunRene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang