15☀Dia Tak Pernah Berubah

1.2K 136 24
                                    

"Aku salah ketika berpikir kamu sudah mencair seperti air, tapi nyatanya, tidak. Kamu tetap menjadi batu besar yang sangat susah hancur meski air sudah menimpamu berkali-kali."

--

Seperti sesuatu yang menguntungkan, Irene sangat beruntung bertemu dengan Sehun. Pertama, pria itu langsung menjadikan dirinya menjadi asisten pria itu setelah tahu kemampuan Irene. Kedua, pria itu mau membayarkan pengobatan ibunya. Dan sejujurnya, banyak hal yang menguntuntungkan saat bertemu Sehun.

Irene ingin profesional. Ia tidak ingin masalah pribadinya disangkut pautkan dengan masalah pekerjaannya, dan berakhir pekerjaannya tidak berjalan mulus. Irene ingin menepis suatu kenyataan. Kenyataan bahwa dirinya telah jatuh pada pria itu. Tapi ia juga ingin mengharapkan perasaannya terbalaskan. Itu tidak salah, kan? Irene tau jika perasaannya tidak terbalaskan, itu adalah resikonya sendiri. Tapi disisi lain, ia takut akan semakin jatuh pada pria itu. Bukan jatuh yang semakin cinta, tapi jatuh yang semakin hancur. Irene tahu bahwa ia pasti akan merasakan itu nanti. Karena balik lagi, cinta itu indah seperti bunga mawar, tetapi sangat sakit ketika memegang durinya.

Perempuan itu mendongak ketika ibunya menggumamkan namanya. "Ya, Ibu. Ibu butuh sesuatu?" tanya Irene sembari menaikkan selimut ibunya hingga sebatas dada.

Minja tersenyum dan menggeleng sekaligus. "Tidak ada yang Ibu butuhkan, selain melihatmu bahagia selalu," Irene tersentuh, ibunya berkata sangat lembut.

"Aku akan bahagia, Bu. Aku janji," Irene menggenggam tangan ibunya, meyakinkan ibunya bahwa ia akan bahagia.

Minja lagi-lagi menggeleng. "Ibu ingin kau bahagia selalu, bukan hanya sekali bahagia, Ren." Irene terdiam sejenak atas perkataan ibunya, tetapi sesaat kemudian ia tersenyum kepada ibunya.

"Bu, aku akan selalu bahagia. Aku janji." Irene meyakinkan ibunya.

Minja tersenyum lalu mengusap surai anaknya dengan lembut. "Baiklah, Ibu percaya kau pasti bisa bahagia, sayang. Hadapi semua masalahmu, dan cobalah untuk membuat semua orang bahagia, termasuk dirimu. Hidup ini rumit, sayang. Kau harus sabar dalam menghadapi masalahmu, Nak." Irene mengangguk dan tersenyum akibat perkataan ibunya. Lalu dengan segera ia memeluk ibunya.

o0o

Sehun mengacak rambutnya frustasi. Ia benci dengan keadaan seperti ini. Kenangan itu lagi, memori itu lagi, semuanya yang sudah terjadi dan tidak dapat diubah.

Semua ini berawal dari Sena yang tidak sengaja menemukan flashdisk dan menunjukkannya pada Sehun. Sehun tidak ingin melihat isinya, karena tidak ingin memori itu kembali lagi. Tapi Sehun tetap melihatnya, melihat isinya yang penuh dengan kenangan yang menyakitkan.

Sehun harusnya tidak melihatnya dan tidak mengenangnya kembali. Sudah sangat banyak kesakitan dari kenangan itu yang ia miliki dan sampai sekarang pun ia belum bisa menerima kenyataan yang ada.

Sehun berjanji, bahwa ia akan selalu membangun perusahaannya menjadi lebih baik lagi. Sehun berjanji, bahwa ia akan menjaga semua yang ia miliki. Sehun berjanji, bahwa ia..ia tidak akan pernah melupakannya.

"Aarrgghh..." Sehun berteriak frustasi.

o0o

2 hari kemudian...

Dengan tenang, Irene berjalan menuju ruangan Sehun sambil bersenandung kecil. Jieun yang melihat Irene seperti itu, hanya tertawa kecil. Mungkin sahabatnya ini sedang bahagia, pikirnya.

"Irene, aku diluan. Suho sedang menungguku diruangannya sekarang. Aku pergi dulu ya, bye!" Jieun melangkah kearah yang berbeda dari Irene dan melambaikan tangan, yabg dibalas anggukan dan lambaian tangan dari Irene.

Damn! I Love You [HunRene]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang