Jika ditanya mana yang lebih baik antara harus lembur atau menemani dia seharian. Aku lebih memilih bekerja. Lagi-lagi nasibku tak beruntung, setelah drama penjemputannya di stasiun, aku harus menghadapi drama-drama lainnya.
Dito menyuruhku menemani cewenya seharian penuh. Aku heran... sebenarnya aku ini siapa? Asistennya Dito atau babysitternya si cewe alay? Entahlah... yang kupikirkan saat ini hanyalah sebuah liburan yang dijanjikan Dito untuk menebus waktuku yang dihabiskan bersama Alysa.
Bandung, 13 Januari 2018 adalah hari sial bagi Dimas. Bagaimana tidak, ia harus menemani Alysa selama kurang lebih 24 jam. Ini semua adalah tugas dari Dito. Karena kesibukkan Dito, ia menugaskan semuanya kepada Dimas. Karena Dimas asistennya Dito maka mau tidak mau Dimas harus menuruti perintahnya.
Dimas berjalan menaiki tangga apartemennya untuk dapat menemui Alysa yang berada di lantai atas.
Ketika sampai diatas, ia mendapati apartemen Alysa masih terkunci rapat dan sepi. Terlihat seperti tidak ada kehidupan disana.
"Pintunya masih terkunci" Gumam Dimas saat ia menarik pintu apartemennya.
Kemudian ia mengetuk pintu apartemen cewe alay itu, berharap ada jawaban dari dalam sana. Tapi....
"Masih nggak ada jawaban. Apa dia masih tidur?"
"Ah tidak.. tidak.. mana mungkin jam 10 pagi masih belum bangun, apalagi dia seorang wanita. Mereka biasanya kan rajin."
"Atau jangan jangaaaaan..."
"Mungkinkah?"
"Bisa jadi! Kemarin Dito sama sekali tidak menghubunginya. Mungkin dia depresi atau putus asa."
"Tidaaaaaak!"
"ALYSA... ALYSA buka pintunyaaa!" Dimas berteriak kencang berharap ada jawaban dari dalam.
"Lo lagi ngapain sih? Mandi? Tidur? Nyuci baju? Gue teriak kenceng gini lo gak denger?"
"Gak lucu lah. Bukain pintunya. Gue tahu gue kemarin ngeselin tapi please jangan bertindak gegabah!"
Dimas mulai resah, sekelumit pemikiran negatif menghampirinya. Ia tidak dapat berpikir jernih lagi.
"Gue telepon aja kali ya" Dimas meraih ponsel di saku celananya.
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau berada di luar jangkauan." Suara operator terdengar menandakan Alysa sedang tidak mengaktifkan ponselnya.
Dimas mencoba menelepon kembali dan hasilnya nihil, tetap sama tidak ada jawaban.
Setelah sepuluh kali melakukan panggilan, Dimas menyerah. Yang bisa ia lakukan hanyalah.....
"WOI ALYSA SHABIYA! Gue udah panggil nama lo dengan benar, please lo jangan ngelakuin hal yang nggak-nggak."
"Please, kalau lo kenapa-kenapa nanti gue yang jadi kenapa-kenapa. Lo tahu kan, Dito itu bos gue? Mau jadi apa gue ntar kalau si bos ngeliat lo kenapa-kenapa."
"Gue dobrak nih pintu ya!"
"Satu... dua... tig---"
KAMU SEDANG MEMBACA
Setengah Hati (COMPLETED ✔)
Romance~Random Private~ Ketika hatinya tak lagi sepenuhnya untukmu, apa yang kamu ingin lakukan? Maju atau mundur? Atau akan diam di tempat? Alysa baru menyadari bahwa setengah hati pujaan hatinya sudah bukan miliknya lagi. Ia bingung akankah harus bertah...