Hi, welcome untuk readers setia yang mungkin awalnya gak sengaja kepencet ke cerita ini tapi tetap mau baca sampe sejauh ini. Cuma mau ngucapin terima kasih sudah membaca. Udah ada yang baca aja seneng, apalagi kalau ada yang vote atau sekedar ningalin tulisan buat ngasih saran biar menulisnya bisa lebih baik lagi ^^ so, happy reading guys
*****
Alysa kesal dengan tindakan Dimas. Ia memasang wajah cemberut sepanjang jalan yang membuat suasana di mobil jadi sedikit mencekam."Senyum dikit, kek." Dimas mencoba mencairkan suasana dengan menggoda Alysa.
Alysa tetap cemberut, menandakan ia tak nyaman pergi bersama Dimas. Ia sengaja tak memedulikan Dimas. Alysa malah asyik bermain ponsel ketika Dimas mencoba mengajaknya berbicara.
"Masa calon pengantin gak bahagia sih? Kan mau fitting baju." Dimas kembali menggoda. Berharap Alysa meresponnya.
Alysa menghela napas panjang. "Jangan bahas pernikahan bisa kan?" Ia mulai membuka suara.
Dimas terdiam sejenak. Ia bingung dengan perilaku Alysa yang tidak se-excited biasanya dalam membahas pernikahan.
"Lho.. kok gitu sih? Kan kita mau fitting." Untuk menjawab rasa penasarannya ia bertanya."Aku gak mau bahas. Kamu jangan banyak tanya." Hanya itu kalimat yang Alysa sampaikan. Setelah itu Dimas dan Alysa tak saling bicara. Dimas menyerah mengajak Alysa berbicara dan suasana pun jadi sedikut canggung.
"Sudah sampai." Ujar Dimas saat sampai di Dina's Wedding, tempat Alysa fitting baju pengantin untuk pernikahannya.
Dimas membuka pintu mobil begitupun Alysa. Mereka berjalan menuju tempat tersebut. Namun, Dimas dan Alysa tidak berjalan berdampingan. Mereka berjalan secara terpisah dimana Dimas berada di depan Alysa.
"Selamat siang. Dengan Mbak Alysa bukan?" Seorang resepsionis menyapa. Dia langsung tahu Alysa karena mama Ina sudah memesannya terlebih dahulu.
Alysa mengangguk kemudian resepsionis itu berkata "mari ikut saya mbak."
Resepsionis membawa Alysa ke ruangan fitting. Setelah berlama-lama di ruangan, Alysa keluar dengan memakai gaun kebaya berwarna gold.Melihat Alysa keluar dari pintu ruang ganti, Dimas langsung termangu dan dengan spontan ia berkata "Cantik."
Alysa tersenyum simpul mendengar Dimas memujinya. Pipinya sedikit memerah seperti buah tomat menandakan dirinya sedang tersipu malu.
Alysa bercermin, melihat bayangan dirinya di depan cermin. Ia berputar ke kanan dan kiri menatap pantulan dirinya yang membuatnya sedikit pangling karena sebelumnya ia tak pernah memakai gaun. Hanya satu kali ia memaikai gaun, saat form night masa SMA.
"Apa aku bisa mengenakan kebaya ini dan bersanding dengannya di kursi sakral itu?" Batinnya berkata lirih, merasa sedih atas pernikahannya. Putus asa. Itu yang ia rasakan saat ini. Bagaimana tidak, sebentar lagi ia akan menikahi pria yang hanya mencintainya setengah saja. Tidak, bukan setengah bahkan mungkin seluruh hatinya sudah bukan untuknya lagi. Ya.. kejadian kemarin menjelaskan semuanya.
Alysa kemudian berjalan perlahan menghampiri Dimas yang duduk di samping cermin. Ia ikut duduk bersama Dimas.
Dimas menelan ludahnya. Ia bahkan tidak berani menatap wajah Alysa, cukup canggung baginya untuk duduk berdekatan dengan Alysa saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setengah Hati (COMPLETED ✔)
Romance~Random Private~ Ketika hatinya tak lagi sepenuhnya untukmu, apa yang kamu ingin lakukan? Maju atau mundur? Atau akan diam di tempat? Alysa baru menyadari bahwa setengah hati pujaan hatinya sudah bukan miliknya lagi. Ia bingung akankah harus bertah...