14. Prewedding

2.3K 86 4
                                    

"Biasa aja dong natapnya, terpesona ya sama kakak?" Tanya Dimas ketika memergoki Alysa sedang menatapnya tanpa berkedip.

Alysa langsung menyingkirkan tangan Dimas yang mengelus kaki lecetnya dan ia berkata "Ah... enggak. Aku lagi merhatiin kamu. Kepedean banget sih."

Alysa langsung beranjak dan mengambil air dari dalam kulkas.

"Air putih saja ya?" Katanya sembari menuangkan dua gelas air putih.

"Kenapa sih gak pernah nyetok minuman berasa? Kan hambar kalau air putih doang." Protes Dimas.

Alysa langsung melihat Dimas dengan tatapan bencinya.

"Masih untung dikasih minum."

"Hmmm. Okay. Makasih minumannya." Kata Dimas lalu ia meneguk minumannya.

"Jadi mau cerita apa, dedek manggil malam-malam begini?" Tanya Dimas setelah menghabiskan minumannya.

"Pernikahanku sebulan lagi." Kata Alysa lesu.

"Lah... bagus dong. Itu artinya kamu akan melepas masa lajangmu."

"Kok mukanya ditekuk gitu sih?" Tanya Dimas saat ia baru menyadari ekspresi wajah Alysa.

"Sebenarnya, apa yang terjadi?" Tanyanya lagi seolah ia mengerti dari ekspresi yang ditunjukkan Alysa.

"Semenjak kejadian di kantor itu, saat Dito berduaan dengan Ashilla aku sudah gak respect lagi sama Dito. Tentang aku yang ngajak putus dia, itu benar-benar dari lubuk hatiku yang paling dalam."

Dimas mengangguk paham.

"Lalu kamu mau mengakhiri semuanya? Bagaimana dengan Mama Ina dan Papamu? Mereka yang paling antusias bukan dengan acara ini?"

"Aku tak tahu. Ini sangat merepotkan. Ketika masih pacaran tinggal bilang putus saja sudah selesai. Tapi saat ini situasinya berbeda. Kedua orangtua sudah saling mengenal satu sama lain. Aku takut mengecewakan mereka."

"Jadi apa yang akan kamu lakukan?"

"Aku belum dapat ide. Belum ada pencerahan."

Dimas langsung menyodorkan ponselnya dan menyoroti Alysa dengan fitur senter yang terdapat di ponselnya.

"Apaan ini?" Tanya Alysa heran.

"Katanya belum ada pencerahaan. Ini aku kasih pencerahaan. Apakah sudah cukup cerah?"

Memang ada-ada saja tingkah Dimas. Sepertinya ada segudang tingkah lucu yang tersembunyi dibalik paras tampannya.

"Dasaaaar sule!"

"Kok Sule sih?"

"Abisnya kakak pintar ngelawak sih kaya Sule."

"Iya sih. Soalnya seneng banget lihat kamu tersenyum kalau aku lagi ngelucu" katanya pelan. Tapi perkataannya terdengar jelas oleh Alysa karena hari itu sudah terlalu malam. Jadi sekecil apapun berbicara akan terdengar.

"Wah... apa kamu senang melihatku begini?" Kata Alysa sembari melemparkan senyuman mautnya. Dimas langsung tersedak setelahnya. Padahal ia tidak sedang melahap apapun.

Setengah Hati (COMPLETED ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang