16. Good Bye, Alysa Shabiya

5.9K 162 25
                                    

Hi... part terakhir nih. Semoga pada suka yaa.. happy reading ^^

___________________________________________

"Bahkan aku sudah menulis namamu dengan benar apa kamu yakin akan pergi begitu saja?" Dimas menekuk wajahnya memegangi karton berukuran 60cmx60cm bertuliskan Good Bye Alysa Shabiya.

"Kakak ada-ada saja. Kayak mau nyambut aja pake tulisan segede gini." Kata Alysa sembari menunjuk karton yang dipegangi Dimas.

"Kamu tahu, aku begadang membuat ini! Walaupun cuma tulisan biasa tapi aku mikirnya lama. Aku nulis ulang terus karena lupa spelling nama kamu. Takutnya nanti di komen lagi kaya tempo hari."

"Siapa suruh bikin ginian?" Kata Alysa dibarengi dengan juluran lidah yang membuat Dimas kesal.

Dimas dan Alysa berada di stasiun Bandung. Malam ini Alysa akan berangkat ke Yogyakarta karena besok ia sudah mulai bekerja. Jatah cuti tahunannya sudah habis dipakai.

Mereka duduk di kursi yang berada di stasiun. Kereta berangkat pukul 19:00. Sementara jam menunjukkan pukul 18:15. Masih ada empat puluh lima menit bagi mereka untuk dapat melepas rindu.

"Aku masih tak menyangka kamu ambil keputusan itu. Kakak bangga sama dedek." Ujar Dimas yang mengacak-acak rambut Alysa.

"Kebiasaan deh memang... rambutku sudah ditata rapi dihancurin aja."

"Jadi.... apa yang terjadi antara kamu dan Dito? Dito belum cerita soalnya."

*****
12:30, beberapa jam sebelum Alysa berangkat ke Yogya.

"Aku nggak nyangka kamu memesan meja nomor 13." Ujar Dito yang tersenyum saat ia sampai di restoran favorit mereka sewaktu pacaran. Alysa sengaja memesan meja nomor 13 sesuai dengan hari jadi mereka.

Dito duduk berhadapan dengan Alysa. Mereka saling menatap untuk sepersekian detik.

Melihat tatapan Dito kepadanya, Alysa jadi teringat masa-masa indahnya dulu saat mereka masih SMA. Dito dengan tingkah polosnya dan Alysa dengan kecerewetannya. Mereka saling melengkapi satu sama lain sehingga hubungannya dapat bertahan lama.

"Angka kesukaan kamu, kan?" Kata Alysa meyakinkan Dito bahwa ia masih mengingat hal-hal terkecil yang berhubungan dengan Dito.

Dito tersenyum simpul. Ia senang ada orang yang mengingat setiap hal yang disukainya.

"Aku mau langsung membicarakan inti saja." Alysa membuka percakapan dengan serius.

"Baik. Akan aku dengarkan." Dito melebarkan telinganya, siap untuk mendengarkan semua kata yang terucap dari bibirnya.

"Tapi kita pesan makan dulu. Aku lapar. Bentar lagi kan berangkat ke Yogya."

"Oke. Pelayan!" Panggil Dito pada pelayan yang berlalu lalang di hadapannya.

Salah satu pelayan laki-laki datang menghampiri meja mereka dengan memegang pena dan notebook yang dipakai untuk mencatat pesanan. Dia menyodorkan menu di restoran ini.

"Aku mau pesan nasi goreng sosis 1, minumnya jus mangga." Kata Alysa yang melihat menu sepintas. Ia sudah hapal dengan makanan apa yang terenak disini.

Setengah Hati (COMPLETED ✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang