14

913 143 16
                                    

20.00

"Mami." Panggil lintang.

"Kenapa sayang?" Maminya Lintang pun jalan ngehampirin Lintang sambil bawa secangkir teh hijau hangat di tangan kanannya.

"Lintang mau nanya sesuatu sama mami." FYI, ini masi Bobby yha gengs, mwah.

"Tanya aja, mumpung mami lagi di rumah nih, besok pagi mami harus berangkat lagi ke Singapore." Kata maminya Lintang.

"Gini, sebenernya mami mau aku nikah sama mas Hyungwon, atau cari yanh lain?" Tanya Bobby berkedok Lintang.

Slrrrp

Maminya Lintang menyeruput ingus, eh, teh hijau maksudnya.

"Mami gapernah maksain kamu, nak. Kalo kamu mau sama Hyungwon, ya mami sama orang tuanya Hyungwon bakal bicarain itu, tapi kalo kamu punya pilihan sendiri, ya mami tetep dukung." Jelas maminya Lintang sambil senyum.

"Emangnya kenapa?" Lanjutnya.

"Hm....gapapa mi. Lintang cuma pengen tau, bisa atau gak Lintang sama....."

"Bobby?"

Belum selesai Lintang ngomong, maminya langsung menyelesaikan. Bobby terkaget-kaget, tercengang, ingin sujud rasanya pas tau kalo ternyata maminya Lintang tau dia. Ingin pingsan bos. Rasanya semua utang-utang Bobby di rumah makannya Jinan terbayarkan semua, bonus lagi rendang 5 potong.

"Mami senang kalo kamu sama Bobby, lanjutkan nak." Maminya Lintang pun mengakhiri pembicaraannya dengan putri semata wayangnya malam itu.


"Mikrofon pelunas utaaaang" -bobby


———

20.50

"Syaiful." Panggil emaknya Bobby.

"Iya kenapa mak?" Bobby ngehampirin sang emak yang lagi asik ngerjain jahitan pesanan orang.

"kapan lulus lu?" Tanya sang ibunda tercinta.

"Bentar lagi kan gimana si." Jawab Bobby.

"Nah, terus udah bertaon-taon ngejar Lintang masa kaga dapat-dapat juga lu?" Tanya emak sekali lagi.

Deg

Lintang tau sih Bobby naksir sama Lintang, cuma ga ngira bakal sampe diceritain ke emaknya segala.

"Yaaaa........gitu deh." Jawab Bobby.

"Elu kan udah emak bilangin, rapi dikit jadi cowok, gagah dikit, jan cengegesan sana sini, gimana Lintang mau demen sama elu!" Jelas emaknya Bobby.

"Tapi emak ngerti sih lu gamau malsuin diri lu sendiri di depan Lintang kan? Lu cocok nak sama Lintang, emak bakal bahagia banget dah kalo lu bisa sandingan sama Lintang di pelaminan." Lanjutnya.

"Yaaaa jan mikir segitunya lah mak hahahaha." Lintang berkedok Bobby terbingung-bingung harus menjawab apa, ayo gengs, bantu dia.

"Seandainya ya nak, Lintang bisa tau seberapa tulusnya elu sama dia. Barangnya Lintang hilang elu yang nyariin, dia jatuh ke sungai pas acara juga elu yang tolongin, ngobatin lukanya sampe pulih, dan elu gapernah bilang itu elu yang lakuin." Jelas emaknya Bobby.

Jedharrrr

Jadi selama ini yang selalu bantuin dia itu Bobby? Selama ini dia gamau kalo Lintang tau dia yang bantuin. Dia selalu nyuruh orang lain jadi perantara. Jadi selama ini itu semua Bobby?

"Ohiya gelang yang lu kasih, yang lu taruh di depan pintu rumahnya doang, gimana?" Tanya emaknya Bobby lagi.

JEDHAR

Jadi yang ngasih gelang itu Bobby? Mampus ya mampus dah. Kenapa Lintang gapernah nyari tau!? Arghhhh itu gelangnya bagus yalord.

"Ma-masih sering dipake kok mak. Tiap hari dipake bahkan." Jawab Bobby.


"Mak, Bobby ke kamar dulu ya."


———

10.30

"Eitssss stop! Lo kalo mau masuk kantin harus bayar ke gue sama June." Kata Vania sambil nyegat beberapa adek tingkat yang mukanya udah kelaperan.

"10 rebu perorangnya, dah cepet mana duit lo." Tambah June.

"ya ampun kak duit kita tipis nih akhir bulan." Kata mereka

"Yaudah 10 ribu 3 orang." June memberi kompensasi, lagi baik, soalnya baru dapet duit dari bokap, terus malak buat apa? Hobi aja h3h3h3.

"Eh lo yang ganteng sendiri, id line lo jadi bonus." Kata Vania.

"I-iya kak, chat aja saya on terus kok." Jawab sang korban sambil memberi secarik kertas berisi id line.

"NAAAAAH GITU DONGGGG!!!! Oh nama lo Renjun? Oke oke makan kalian sana yang banyak ya, Renjun jaga kesehatan ya sayanqqqq mwa." Kata Vania.

"Nih buat lo 5 rebu." Kata June sambil menempelkan 5ribuan ke wajah Vania, mereka berjalan menuju tempat duduk.

"EH MUNAROH!" Tiba-tiba Vania dihalangi Yoyong.

"Apasi lo! Sue, nama gue bukan Munaroh!!!!" Omel Vania.

"Lo tuh kaga tobat tobat ye, sini id line di tangan lo!" Palak Yoyong.

"Dih lu mau ngapain anjir, jan lu ajak homoan anak orang." Ejek Vania.

"Siapa yang homo sih!?!!!! Duch." Yoyong mijat pelipisnya sambil kipas-kipas pake kipas frozen kena wabah flu babi.

"Ya elu lah masa gue! Udah minggir gue mau beli cilok!!!" Vania ngedorong Yoyong, tapi cuma tegeser 1cm.

"LO MINGGIR NAPA SI AHHH!!!!!" Emosi si Munaroh, eh, Vania.

"YA GUE KAGA SUKA LU GANJEN SAMA COWOK LAEN ETDAH!!!!" Teriak Yoyong.

"....ha? Lo ngomong apaan?" Vania tiba-tiba lupa cara dengar.

"Gue bilang lo badak jawa. Cih!" Yoyong kibas rambut lalu pergi.

"JUNEDI! TEMEN LO KENAPA SIH AH REMPONG AMAT!" Emosi Vania.


———

"Jadi mellow gini si anj. Pusing gw." -Lintang

"Gue harus ketemu ayanq aq yesterday." -Bobby

"Tomorrow gblk." -June

"Jan ngegas bego." -Naisha

"Duh gue keceplosan lagi ke Munaroh." -Yoyong

"Munaroh munaroh palalu" -Vania



Tbc

21 : 21 - IKON Bobby✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang