6. Kau Buat Ku Sempurna

58 3 0
                                    

17+

Happy Reading❤

Tio memecahkan gelas dan membuat seisi ruangan hening, ia membentak beberapa karyawan di depannya dengan wajah yang sangat jelas bahwa ia terlihat jengkel lalu setelah puas membentak para pegawainya ia masuk ke ruang dan membanting pintu dengan keras.

Setelah beberapa minggu lalu ia meninggalkan Lia dengan ketiga anaknya di rumah. Ia terlihat kacau. Lia sangat jauh berbeda dengan Meli, Lia lebih pandai merawatnya ketimbang Meli yang hanya datang ketika uang yang ada di dompetnya habis atau hanya sekedar membujuk Tio membelikan barang bermerk dari berbagai negara.

Tak sengaja matanya tertuju pada sebuah pas foto yang ada di meja kerjanya foto keluarganya yang diambil ketika Adis yang masih berumur 7 tahun dengan balon merah yang di pegangnya erat. Di sana mereka nampak bahagia sebelum Tio yang sudah mulai gila dengan pangkat dan kekayaanya.

Tio menampar dinding ruangan itu keras dan membuat tangannya sedikit berdarah. Ia tampak menyesal meninggalkan Lia "Arghhh." erangnya lalu menghantamkan kepalanya beberapa kali ke dinding.

Kling

Ponselnya bergetar, sebuah pesan singkat dari Meli yang ingin mengajaknya berkencan malam ini, tak lain dan tak bukan adalah setelah Meli meniduri Tio ia akan pergi ke luar negri untuk memuaskan istri keduanya itu. Ralat, ia pelakor.

Ia selalu merasa bersalah dengan Lia tapi ketika Meli datang dan membujuknya Tio merasa lemah. Ia dipermainkan oleh fikirannya sendiri.

"Ayah besok mau ke Singapura, ada yang mau dititip? Bilang sama Ibu."

Sebuah pesan teks dikirimkan Tio pada anak perempuannya itu, ia tidak punya cukup nyali untuk menghubungi Lia. Ia sudah banyak menghancurkan hati Lia jika Tio kembali pada Lia ia hanya akan membuat sebuah lubang baru pada Lia.

Adis tidak menghiraukan sebuah pesan dari Ayahnya itu, ia juga sama sekali tidak tertarik untuk membacanya. Karna menurutnya apapun yang telah dilakukan ayahnya pada ibunya tidak bisa ditoleransi sedikitpun.

Ia memasukan ponselnya ke saku dadanya, Adis duduk dibangku kesayangannya bersama sahabatnya Caca yang entah berapa lama Caca bersikap dingin.

Tuk tuk tuk

Ketukan pintu berhasil memecahkan kehikmatan proses belajar mengajar, seketika murid kelas itu menatap pintu seksama.

Riyandra berkata, "buka saja pintunya." tiga anak kelas 11 itu masuk ke ruangan.

"Oke kak, jadi berdirinya saya di sini ingin menyampaikan sebuah informasi, berhubung sekolah kita akan merayakan ulang tahunnya yang ke-30 sekolah kita akan mengadakan sebuah pesta. Setiap kelas akan mempunyai tema yang berbeda acara akan dilaksanakan lusa, ada yang berbeda tahun ini pesta akan dilaksanakan pada malam hari di halaman sekolah, baiklah sekian informasi yang saya sampaikan ada yang ditanyakan?" tawar tiga siswi OSIS tersebut.

"Tidak ada? baiklah saya permisi dulu." mereka bertiga meninggalkan kelas seksama.

Seketika siswa kelaspun kembali ramai memperbincangkan kostum yang akan mereka kenakan hari itu. Adis biasanya mengatur kostum yang mereka pakai.

Setelah jam pelajaran selesai Adis ditarik oleh Daffa, ia ketua kelas di sini Daffa menariknya untuk berada di depan kelas.

Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang