9. You make me happy

34 1 0
                                    

Sulit rasanya bangkit dari luka lama tapi waktu akan terus berjalan, bangkit atau tidaknya kita dari luka itu.

13.15

Aku duduk di sebuah halte dekat toko buku, ya apalagi kalau bukan untuk menunggu sebuah bus lewat, aku biasa ke sini untuk membeli beberapa novel yang senasib dengan kisah cintaku hehe.

Kali ini matahari memang hampir membakar kulitku, rasanya hanya lima jengkal dari kepalaku, beberapa kali aku memijit pelepis yang setiap detik makin terasa sakit.

Sebuah motor hitam berhenti di depan ku "naiklah," katanya "siapa kau?" jelas saja aku bertanya, kepalanya ditutupi oleh helm hitam dengan kaca hitam mana ku tau dia siapa, dia tertawa bisa dibilang terbahak-bahak "mukalu pucat sumpah..." lanjutnya tertawa lagi "Alfiiii!!!" teriak ku kesal.

"Bukannya minta maaf malah ketawa." aku mencubit bagian pjnggangnya dan berhasul membuatnya mengeluh kesakitan, dan kali ini aku yang ketawa "ampun sayang, naik yo kita jalan-jalan!" ajaknya menuntunku naik "aku belum izin sama Ibu," jawabku "masalah Ibu, udah aku beresin."

Alfi langsung melajukan motornya "pegangan yang kencang biar ga terbang," teriaknya sambil ketawa "gamau! kamu bau," cibirku mengejeknya sembari ketawa, kali ini ia membalas dengan wajahnya yang masam entah mungkin karna ucapanku "maaf," "karna apa?" tanyanya "perkataanku..." jawabku lagi "tidak apa, aku tau kamu bercanda." ia mengelus tanganku yang memegang erat pinggangnya.

Aku senang, kali ini Alfi menjadi orang yang lebih egois terutama dalam mencintai, aku percaya bahwa selagi kamu berusaha maka semuannya akan punya hasil tersendiri pada akhirnya. Tibalah di sebuah cafe, tak cukup besar mungkin bisa dibilang cafe-cafean buat anak SMA dengan kantung pas-pasan.

"Alfiii !!!" teriak ku kencang, ia menggendongku ke depan pintu, tentu saja dengan helm yang masih melekat di kepalaku. Beberapa orang disekitar menatap kami heran mungkin mereka mengira ada penculikan haha "turunkan aku Alfi!" "Atau akan ku gigit kamu!" "Alfi, ayolah kau membuatku kesal..." tanpa basa-basi langsung saja ku tempelkan gigiku ditangannya dan hup! belum sempat aku mengantupnya ia menurunkanku.

"Masuklah." ia mempersilakanku dan ku masuk dengan seragam kucel "hei, itu helm mau dibawa masuk juga? ga malu? aku sih malu punya pacar gitu." "ALFI!!" aku menghentakkan kakiku dan langsung mencubitnya, tanpa menunggu lama aku menaruh helm dan langsung masuk ke cafe.

Aroma khas dari roti ya aku tau ini roti dengan isian keju yang membuat hidungku kembang-kempis dan tanpa sengaja perutku mulai berontak "Ahaha mampus lo." ejeknya lagi, aku tidak menghiraukannya.

Mataku mulai berkeliling mencari meja kosong dan ya meja nomor 10 aku berjalan ke arahnya, dan pada langkah kedua Alfi menarik tanganku lembut matanya menatap kearahku mengisyaratkan bahwa bukan di sana, ia menuntunku ke sisi cafe dan...

"I love you." ratusan atau bahkan ribuan mawar membentuk kata itu, dihiasi dengan lampu kerlap-kerlip dan ta lupa alunan musik, aku kenal lagunya Calum-you are the reason.

Ah, sempurna bisikku pipiku merah merona dan bisa dibilang seperti tomat merah segar, aku suka tomat.

"Terimakasih sayang." tanganku melingkari pinggangnya tanpa sadar aku meneteskan air mataku, rasanya baru kali ini sebahagia ini.

"For what?" tanyanya ketus.

"Ini semua." Aku tersenyum, siapa lagi yang membuat ini kalau bukan Alfi.

"Hahaha emang lu ga liat? tuh tuh." ia mengarahkan kepalaku ke ujung cafe "nah itu orang yang bikin acara ini, dia lagi nembak orang yang dia suka. Hahahaha." dia ketawa tanpa dosa, dan aku duduk malu sampai ke DNA.

"Makanya, jadi orang jangan pede haha."

"Paan si lu, kesel gue."

"Usayangku." tangannya mengacak rambutku seperti anak kecil, dan aku menurut saja sambil tersenyum padanya.

"Mau pesan apa?"

"Apapun," jawabku singkat.

"Nah gini nih, kebiasaan cewe ntar kalo udah di pesen alasanya macam-macam."

"Denger ya Alfianto, gue bukan salah satu dari itu cewe," aku menekan kata to di sana.

"Kok jadi Alfianto sih." mukanya yang masam membuatku tertawa.

---

Malam itu aku dan Alfi berjalan arah pulang karna emang ga niat buat naik angkot dan setelah seharian penuh bersamanya, dan yang tak lupa seragam kucel yang ku pakai sejak tadi, seragam ini jadi saksi masa putih abu-abu ku.

Alfi menarik ku menuntunku ke pekarangan taman dekat kompleksku, kami duduk di sana lebih tepatnya hanya aku yang duduk sedangkan dia duduk di pangku ku, sesekalu aku mengusap rambutnya lembut.

"Kamu tau berapa jumlah bintang di sana?" tanyanya padaku.

"Berapa?"

"Ta terhingga, sama dengan apa yang ku rasa malam ini, sungguh aku benar bahagia malam ini." ia duduk dan menatapku "Kau bahagia?" tanyanya lagi seraya menatap mataku, kira-kira jarak wajah kami hanya satu jengkal.

"Ya." aku mengangguk, karna hanya itu yang bisa ku lakukan dan tanpa menghitung jeda ia mengecup keningku.

Rasanya ingin marah, tapi aku juga bahagia semuanya bercampur, sedangkan tubuhku hanya bisa diam membeku tanpa membalas apapun "mari pulang," ajaknya.

"Kau menyayangiku?" tanyaku ragu.

"Menurutmu? kau tak perlu ragu sayang, aku jelas menyayangimu dan aku akan berusaha agar kita terus bersama." ia menarik tanganku dan meletakannya pada dadanya "kau merasakannya?" aku hanya diam

"Aku bahagia bersamamu, memilikimu, menemanimu, menjagamu, membahagiakanmu, percayalah aku mencintaimu sayang." Matanya berbinar menatapku mengharap sebuah kepercayaan bahwa dia benar mencintaiku.

Mungkin benar kata sebagian orang, bahwa sulit rasanya bangkit dari luka lama tapi waktu akan terus berjalan, bangkit atau tidaknya kita dari luka itu.

Tapi perkataannya selalu saja berhasil meyakinkanku, entah rasa apa yang membuat perasaanku cukup ragu padanya. Rasanya sulit untuk mempercayai sepenuhnya, benar aku juga mencintainya tapi ini berjalan seperti mimpi berjalan terlalu singkat dengan proses yang begitu cepat.

Aku memasuki pintu kamarku, masih teringat jelas wajah bahagianya, tadi sebelum pulang Alfi memelukku lalu tersenyum dan berjalan mundur, aku hanya membalasnya dengan senyum.

Tiba tiba satu notifikasi muncul di ponselku.

My love
Selamat malam dan selamat tidur, mimpi indah sayang

Aku tersenyum setiap kali fikiran tentang keraguan muncul dia berhasil meyakinkanku bahwa sekarang aku bersamanya dan ia adalah milikku.

Rasanya baru kemarin akun Lineku diblok oleh Alfi, waktu itu setelah di bloknya aku menunggunya di depan gerbang dia dengan motor ninjanya keluar dari barisan parkiran, pikirku setelah aku memarahinya karna kejadian sebelumnya Alfi minta maaf denganku dan memintaku untuk menaiki ninjanya tapi, kenyataannya tidak begitu setelah kejadian waktu itu ia hanya lewat tanpa memperhatikanku sedikitpun, dia dingin. Dulu.

Aku membiarkan jendela kamarku terbuka, membiarkan angin malam memenuhi ruangan, setelah pesan tadi tidak ada balasan dari Alfi dan tak lama mimpi menyambutku dengan ponsel yang masih ku genggam.

Lama tidak update!
Gimana? ada yang baper? Huhu
Maafkan aku teman-teman tercintaku karna kemarin memori ponselku full jadi wp dihapus dan sekarang dah download lagi dan mungkin update setiap sabtu lagi, ttp stay tune!

Buat yang punya ig kalian bisa follow "filosofi.rindu" di sana banyak quote-quote punyaku, di sana juga sering open curhat! Jadi buat kalian yang gabut silakan difollow^^

Dan mungkin kalo waktunya bisa aku update dua kali dalam minggu ini buat nebus kerinduan kalian♥

Terimakasih karna kalian udah setia wkwk.




Tentang RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang