Bab 6

1.1K 185 22
                                    

Ada yang aneh dengan gadis itu. Dia terus bicara seolah mereka telah saling mengenal sebelumnya tapi Jongin yakin itu adalah pertemuan pertama bagi mereka. Pertemuan yang terjadi di cafe miliknya.

Mungkin itu hanya sebuah kesalahan saja akan tetapi ketika ia bergegas untuk pulang dan kembali dikejutkan dengan keberadaan gadis itu lagi dihadapannya. Jongin tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya terhadap siapa gadis yang tengah memeluknya saat ini? Gadis yang mengakui bahwa pernah bertetangga dengan Jongin. Gadis yang tahu tentang latar belakang hidupnya juga yang paling penting adalah tentang dirinya yang tahu Eunbi.

Jongin menolak semua pernyataan gadis itu dan menyangkal bahwa Kyungsoo mungkin salah orang dan tanpa sepatah katapun, ia memilih pergi meninggalkan gadis itu sendirian.

Setelah ia pulang, Jongin pikir ia akan melupakannya begitu saja tetapi anehnya ia mulai kembali mengingat setiap apa yang gadis itu ucapkan kepadanya termasuk wajah gadis itu yang mulai kembali membayanginya. Sesuatu yang tidak asing coba Jongin amati dari wajah gadis itu. Mencoba mencari tahu siapa kiranya gadis bernama Kyungsoo itu.

Hanya satu hal yang ia sadari saat itu adalah ketika Jongin mengingat mimpinya.

"Tidak mungkin," bisiknya sesaat. "Itu semua hanya sebuah mimpi."

***

Dengan wajah tertelungkup Kyungsoo memerhatikan lekat-lekat sekotak susu yang ada di hadapannya. Seolah ia tengah menunggu apa saja yang bisa menjawab semua pertanyaannya kali ini.

"Dulu aku sering memberimu ini, setiap pagi. Bahkan kau selalu tersenyum kepadaku. Sekarang kenapa kau jadi seperti ini?"

Kyungsoo menghela napas panjang. Matanya terasa perih dan tiba-tiba saja air matanya menetes ketika Jongin melepaskan pelukannya dan pergi begitu saja. Bahkan ketika ia pulang dan berakhir disini. Kyungsoo masih saja terus menangis.

"Inikah tangisan pertamamu menjadi seorang manusia?" tanya sebuah suara yang mulai Kyungsoo kenali saat ini, ayahnya. Pria itu duduk di sebuah kursi yang berhadapan dengan Kyungsoo lantas meraih sekotak susu itu untuk diminumnya sekaligus.

Kyungsoo menatapnya dalam diam lantas mengusap air matanya saat itu juga.

"Apa kau sudah merencanakan ini? Apakah kau yang membantuku untuk bertemu dengan dia lagi?" tanya Kyungsoo.

"Itukah caramu berbicara kepada ayahmu?"

Kyungsoo kembali menghela napas dan akhirnya mengangkat wajahnya untuk duduk berhadapan dengan Minseok.

"Baiklah. Maksudku, apa kau sudah merencanakan semua ini ayah?" tanya Kyungsoo kembali membenarkan cara bicaranya.

Minseok tersenyum bangga sebelum akhirnya ia mengangguk singkat. "Tentu saja, jadi bagaimana pekerjaanmu?"

"Dia tidak mengenalku," jawab Kyungsoo lain. Minseok mengernyit dan Kyungsoo hanya bisa kembali menangis. Kali ini jauh lebih keras dari sebelumnya dan nampak lebih kekanak-kanakkan. "Dia tidak mengenalku.. dia tidak mengenal Kyungsoo.. bagaimana aku bisa membahagiakannya jika dia saja tidak mengenalku!" raungnya dan Minseok mulai berubah panik melihat tangisan Kyungsoo kali ini.

"Ya.. ya.. jangan menangis seperti itu. Hey.. kenapa harus menangis?"

"Dia terlihat menyedihkan. Dia tidak tersenyum bahkan menyapaku dengan ramah seperti sebelumnya. Dan kau tahu ayah, disini.. ini rasanya aneh. Ini sangat sakit dan aku tidak tahu bagaimana cara menanganinya sekarang," ucap Kyungsoo seraya memukul kuat-kuat dadanya. Menunjukkan kepada Minseok bagian mana dari dalam tubuhnya yang terasa sakit.

Minseok menghela napas, ia tahu pada akhirnya Kyungsoo akan terkejut mengetahui fakta ini. Maka dari itu kenapa ia berada disini untuk membantu Kyungsoo.

Angel Has BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang