Bab 15

1.1K 206 39
                                    

"Bos, sudah dua pekan sejak pengiriman terakhir dilakukan. Apa bos sudah berhenti memesan bahan baku dari Pak Choi?" tanya Yeri setelah jam kerja berakhir.

Jongin seketika terdiam, Yeri benar. Ia bahkan tidak ingat kapan terakhir kali menghubungi Pak Choi untuk memenuhi bahan baku untuk semua jenis kue-kue dan minumannya. Pak Choi adalah salah satu rekan kerja yang masih bertahan untuk bekerja sama dengan cafe ini saat masih ada di tangan Eunbi. Semua bahan baku entah dari terigu, gula, dan bahan pembuatan kue lainnya ia ambil dari Pak Choi.

Jika Yeri tidak mengingatkannya, mungkin Jongin akan benar-benar lupa dan akan tetap menunggu pengiriman yang secara tidak ia sadari mulai berhenti.

"Terakhir kali aku mendapatkan kabar darinya bahwa tokonya tutup karena putrinya mengadakan pernikahan. Aku lupa untuk bertanya kapan tokonya akan kembali beroperasi dengan normal," jelas Jongin.

"Aku lihat semua bahan hampir habis, kita harus segera mengisi stok sesegera mungkin."

"Aku takut bahwa ia masih sibuk, kurasa harus ada yang datang mengunjunginya besok. Itu akan--"

"Oh.. aku ada tes besok disekolah!" potong Yeri cepat membuat Jongin menghela napas.

"Cukup katakan aku tidak bisa, aku akan mengerti. Lagipula siapa yang ingin menyuruhmu?" tanya Jongin.

"Ya bisa saja kan. Bos kan yang selalu menyuruhku. Kecuali..," tatapan Yeri beralih kepada Kyungsoo yang tengah mengangkat kursi-kursi kosong ke atas meja sendirian. "Selain dia kekasihmu, Kyungsoo juga pegawaimu bos. Kau memiliki lebih dari satu pegawai sekarang."

"Kau pikir dia bisa diandalkan?" tanya Jongin ketika secara tidak sengaja gadis itu malah menggulingkan meja yang hendak ia naikkan kursinya. Sepertinya, kecerobohan Kyungsoo tidak sepenuhnya menghilang. Jongin menghela napas panjang. "Mau bagaimana lagi, aku akan berangkat besok pagi."

"Ajak Kyungsoo juga!" sela Yeri membuat Jongin mengernyit. "Setidaknya dia harus mulai belajar untuk membantu pekerjaanmu bukan, tidak hanya menyajikan pesanan dan membereskan kursi dan meja saja."

Ide yang bagus. Itu berarti ia harus lebih berusaha lagi untuk bersabar menyikapi sikap Kyungsoo yang terkadang tidak terduga.

***

"Yak, bos! Tunggu aku," teriak Kyungsoo yang berusaha mengimbangi langkah Jongin di tengah padatnya pengunjung pasar.

Jongin sedikit menoleh untuk melihat Kyungsoo yang tertinggal jauh di belakangnya. Ia berhenti untuk menunggu Kyungsoo mendekat.

"Aku kan baru pertama kali kesini, bagaimana jika aku tersesat," protesnya lagi ketika telah tiba dimana Jongin berdiri.

"Aku tidak terkejut mendengar bila kau baru pertama kali kesini, tapi setidaknya janganlah bersikap manja. Ayo," ucapnya seraya menuntun tangan Kyungsoo kali ini.

Mereka berjalan bersama namun Kyungsoo masih mengerucutkan bibirnya. "Manja apa? Aku sama sekali tidak mengerti."

Dibandingkan menjawabnya, Jongin memilih untuk diam dan masih menuntun Kyungsoo berjalan melewati beberapa kerumunan di pasar yang cukup ramai.

"Kenapa kita harus kesini, kalau berbelanja kita bisa ke supermarket," ucap Kyungsoo lagi.

"Kau mau belajar bisnisku?" tanya Jongin membuat Kyungsoo mengangguk. "Maka kau harus tahu dimana aku bisa mendapatkan bahan baku untuk semua kue yang kubuat."

"Aku masih bingung," ucap Kyungsoo. Nyatanya ia memang sama sekali tidak tahu kemana arah pembicaraan Jongin. Sebenarnya tugasnya disini hanya untuk membahagiakan Jongin bukan tentang bisnisnya. Ia berbohong untuk ingin tahu hanya sekedar memberi kepercayaan kepada Jongin bahwa ia bisa membantunya.

Angel Has BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang