Bab 10

1.1K 236 37
                                    

Kyungsoo begitu sangat senang, ia begitu ceria dan terlihat sangat siap dengan pekerjaannya hari ini. Berbanding terbalik dengan cuaca yang lebih nampak mendung membuat siapapun lebih memilih tinggal di rumah dan bergulung dengan selimut dibandingkan beraktifitas normal.

Tentu saja hal itu dikarenakan dengan kondisi suasana hatinya yang sangat baik. Kyungsoo tidak menampik bahwa kebersamaamnya dengan Jongin kemarin pasti berdampak baik dengan kedekatannya juga. Maka dari itu, dengan semangat Kyungsoo lebih memilih berangkat lebih awal seperti saat pertama ia bekerja.

Penutup jendela juga kursi-kursi yang ada di meja telah diturunkan. Pertanda bahwa Jongin telah tiba disana. Tanpa menunggu lagi, Kyungsoo memasuki cafe, tidak sabar untuk menemui Jongin dengan wajah bahagianya.

Namun sepertinya kondisi Jongin kurang baik saat ini, entahlah hanya saja ketika ia baru saja masuk beberapa langkah. Ia malah mendapati tatapan tajam Jongin; lagi, namun ini jauh sangat berbeda dari biasanya. Dia hanya terlihat marah.

"Selamat pagi, bos!" sapa Kyungsoo dengan tenang mencoba melupakan rasa ingin tahunya dengan ekspresi Jongin kali ini.

Meskipun ia ingin tahu, Kyungsoo kali ini hanya bisa menunduk dengan takut. Lagi, ia hanya bisa kalah dengan ketakutannya sendiri terhadap Jongin.

Kyungsoo baru saja menyimpan tasnya ketika akhirnya ia mengetahui alasan tidak menyenangkan dari tatapan Jongin kepadanya; saat itu juga dari mulut Jongin sendiri.

"Apa kau berpikir aku akan menjadi seorang buronan karena belum membayar semua hutangku?"

Kyungsoo tertegun, ia menoleh dan masih mendapati tatapan tajam itu kepadanya. Kyungsoo hendak bertanya namun Jongin kembali menjawab semua kebingungannya saat itu juga.

"Jika kau masih bekerja di perusahaan lamamu, kenapa kau harus bekerja disini? Aku tidak akan melepaskan tanggung jawabku begitu saja karena aku pasti akan membayar semua hutang-hutangku. Jangan berpura-pura lagi karena aku sudah tahu semuanya." Jongin melangkah mendekat dan saat itu Kyungsoo memundurkan tubuhnya takut. "Katakan padaku, apakah Kim Minseok itu memang benar ayahmu atau kau hanya bekerja untuk mengawasi ku?"

Kyungsoo bergumam pelan, ia ingin mengatakan ini tidak benar tetapi ia terlalu takut untuk bicara kali ini. Dan juga tentang Minseok, bagaimana dia tahu bahwa Minseok adalah ayahnya.

"Bagaimana kau tahu?" gumam Kyungsoo perlahan dan tanpa Kyungsoo sadari hal itu menimbulkan kesalahpahaman baru bagi Jongin terhadap Kyungsoo.

Kemarahan itu muncul seketika. Jongin berputar menuju meja kasir lalu kembali lantas menarik lengan kanan Kyungsoo untuk memberikan amplop berisi uang di telapak tangannya. Kyungsoo termenung melihat amplop itu dan hanya bisa tertunduk.

"Ini uang terakhir yang aku dapatkan bulan ini. Katakan kepadanya bahwa aku akan segera membayar sisanya! Dan juga maaf aku tidak bisa membayar gajimu!" ucap Jongin dengan suara yang pelan namun terdengar tegas bagi Kyungsoo.

Jongin menjauhkan tangannya dan menunjuk arah pintu utama kepadaku Kyungsoo.

"Sekarang, bisakah kau keluar dari sini?" pinta Jongin. Kyungsoo sadar bahwa kali ini Jongin telah mengusirnya. Tidak ini tidak boleh terjadi.

Kyungsoo kini berani mengangkat wajahnya untuk dapat melihat bagaimana amarah Jongin yang sengaja ia tahan untuk tidak ditunjukkannya secara langsung kepada Kyungsoo.

"Tidak, itu benar," bela Kyungsoo. "Dia benar-benar ayahku. Aku harus bekerja untuk diriku sendiri. Aku.."

"Bagaimana bisa seorang ayah yang memiliki segalanya membiarkan anaknya untuk bekerja di cafe kecil ini? Bahkan tanpa tahu akan digajih atau tidak?" balas Jongin, memukul telak Kyungsoo yang kini telah kehabisan cara untuk menjelaskan kesalahpahaman Jongin. "Keluarlah dan sampaikan kepada ayahmu aku akan segera melunasi hutang-hutangku."

Angel Has BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang