Bab 12

1.3K 237 35
                                    

Apa yang Jongin tidak sukai ketika musim panas adalah ketika cuaca yang bisa berubah tiba-tiba. Siang hari akan terlihat begitu cerah akan tetapi  hujan akan turun dengan deras sepanjang malam. Seperti saat ini, ketika ia mau tak mau bersama Kyungsoo di halte untuk menunggu ayahnya untuk menjemputnya.

Bukan tanpa alasan ia menunggu disini. Terima kasih kepada Kyungsoo sendiri yang telah memamerkan hubungan mereka kepada setiap orang yanh ditemuinya. Berkat gadis itu, Yeri kini mengikuti kebodohan Kyungsoo dan memaksanya untuk mengantar Kyungsoo pulang. Ketika Jongin menolak untuk melakukannya, Yeri langsung berkomentar dengan suara yang begitu terdengar sinis.

"Bos itu, Kyungsoo kan kekasihmu! Bagaimana bisa bos membiarkan seorang wanita diam di jalanan ketika hujan lebat seperti ini? Kau sangat menyebalkan."

Entah Yeri memang memiliki dendam kepadanya atau memang dia sengaja mengejeknya. Pada akhirnya, apapun yang dikatakan Jongin akan terdengar salah di telinga Yeri. Sepertinya prinsip hidup Yeri adalah menuduh bahwa apa yang dilakukan semua pria itu salah.

Tidak ingin banyak berdebat, akhirnya Jongin menuruti perintah Yeri untuk mengantarkan Kyungsoo pulang. Tidak benar-benar mengantarnya, hanya menunggu hingga ayahnya datang menjemput Kyungsoo. Lagipula apa Kyungsoo sama sekali tidak bisa bicara? Setelah ia mengumbar hubungannya, kini gadis itu malah lebih banyak diam; membuat Jongin tidak memiliki alasan lain untuk menolak perintah Yeri.

Sudah terhitung satu jam dimana ayah Kyungsoo seharusnya datang menjemputnya. Namun hingga saat ini mereka masih menunggu dalam diam. Jongin bahkan harus melewatkan bus terakhirnya untuk pulang. Jongin bisa saja pergi, tapi ia juga memiliki akal sehat untuk tidak membiarkan gadis itu sendirian di tengah malam seperti ini.

Ketika kesabarannya telah habis, barulah Jongin membuka suaranya.

"Apakah ayahmu akan benar-benar datang menjemputmu?"

Kyungsoo menoleh dan mengangguk sesaat. "Seharusnya dia datang dari tadi."

Aku tahu itu, namun Jongin hanya bisa menelan ucapannya dalam hati. Jongin kembali diam, mencoba kembali menguatkan kesabarannya namun ketika jalanan mulai nampak lengang bahkan para pejalan kaki sudah bisa dibilang tidak ada. Jongin tidak bisa lagi untuk menunggu.

"Kau tahu, hari ini aku begitu sangat lelah dan ingin tidur," ucapnya membuat Kyungsoo kembali menoleh untuk memerhatikannya. "Aku mungkin saja meninggalkanmu tapi aku juga tidak ingin bertanggung jawab bila terjadi sesuatu yang buruk kepadamu. Jadi bisakah kau hubungi ayahmu dan bertanya dimana dia sekarang sehingga kau bisa pulang."

"Soal itu," Kyungsoo mengigit bibirnya dan Jongin menunggu apa yang akan dikatakan gadis itu di tengah raut kebingungannya. "Aku tidak tahu bagaimana cara menghubungi ayah."

"Tidak tahu?" Tanya Jongin tak yakin dan Kyungsoo mengangguk untuk itu. "Kau kan bisa menggunakan ponsel untuk menelponnya."

"Aku sama sekali tidak memiliki benda itu," ucapnya dengan jujur dan Jongin ternganga untuk itu. "Ayah menjanjikanku untuk memberikannya tetapi sampai sekarang dia tidak pernah memberikannya kepadaku."

"Selama ini kau sama sekali tidak memiliki ponsel?"

Kyungsoo menggeleng lantas menunduk, "aku bahkan ingin memilikinya sekarang," lirihnya dengan sedih.

Jongin terdiam, tidak ia tidak memiliki empati sedikitpun karena gadis ini, yang demi Tuhan.. orang macam apa yang sama sekali tidak memiliki ponsel di jaman sekarang. Yang ia khawatirkan adalah bagaimana cara untuk membuat gadis itu untuk pulang.

Mengantarnya? Bahkan gadis itu sendiri tidak mengetahui alamat rumahnya sendiri, bagaimana bisa Jongin mengantarnya ketika ia sendiri tidak tahu. Jongin juga tidak mungkin menitipkan gadis ini di kantor polisi. Gila saja, mana ada pria yang menitipkan kekasihnya sendiri di kantor polisi dengan alasan Kyungsoo tidak bisa pulang ke rumahnya. Itu terdengar aneh, jika para polisi itu ingin mendengar alasannya.

Angel Has BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang