Bab 4

1.4K 204 36
                                    

Kyungsoo hanya bisa tercenung ketika pagi ini ia melihat Jongin berlari keluar meninggalkan rumahnya. Ia terdiam bahkan ketika mereka saling berpapasan, tidak sedikitpun Jongin melihatnya-atau mungkin memang Jongin tidak peduli dengan keberadaannya. Yang Kyungsoo amati ada sedikit raut kecemasan dan kepanikan disana. Entah apa yang terjadi, rasa penasarannya membuat ia mengikuti kemana Kim Jongin pergi.

Perjalanan kereta yang Jongin lalui berakhir di sebuah rumah sakit besar di kota. Masih dengan keadaan paniknya, Jongin masih berlari menyusuri setiap lorong di rumah sakit, seolah ia telah terbiasa berada disini hingga mengetahui arah yang tepat untuk tempat yang ditujunya.

Pengejarannya berakhir di depan sebuah ruang unit gawat darurat. Kyungsoo hanya berdiri jauh di belakang Jongin ketika melihat tiba-tiba seorang wanita paruh baya memeluknya dengan raungan tangisan yang keras. Berbanding terbalik dengan Jongin yang masih mematung dengan tatapan lurus menghadap tulisan UGD yang tengah menyala-memberitahu bahwa ada seseorang yang masih ditangani disana.

Kyungsoo ingin sekali mendekati Jongin kali ini tetapi yang ia lakukan sekarang hanya diam di tempatnya tanpa berani mencari tahu apa dan siapa yang Jongin temui kali ini.

Ia bisa saja menyelinap masuk tetapi itu bukanlah urusannya. Ia ingin datang menemui Jongin tetapi itu akan menimbulkan masalah baru jika Jongin juga tahu akan keberadaannya disini. Jadi, daripada ia mengacaukan segalanya. Lebih baik Kyungsoo diam. Akan tetapi beberapa saat kemudian sesosok berpakaian serba hitam keluar dari ruangan unit gawat darurat itu.

Kyungsoo tahu apa yang terjadi bahkan ia tidak perlu menebak ataupun sekedar bertanya untuk itu setelah sosok berpakaian serba hitam itu menghilang. Lampu tulisan UGD telah padam dan tidak berselang lama seorang dokter keluar dari ruangan itu.

Hal selanjutnya yang terjadi adalah tangisan yang lebih keras dari wanita paruh baya itu sebelum akhirnya jatuh tak sadarkan diri di pelukan Jongin. Kyungsoo tentu penasaran raksi apa yang terjadi kepada Jongin. Apakah sampai saat ini pria itu tidak bisa menangis?

Tidak ada sedikitpun tanda kesedihan disana melainkan sebuah kemarahan yang tidak dapat Kyungsoo pahami di tengah kondisi yang menyedihkan ini.

Yang bisa Kyungsoo liat bahwa patahan hati Jongin benar-benar telah hancur tanpa berbekas lagi.

Sebuah serpihan bahkan berada di bawah letak kaki Kyungsoo kali ini. Kyungsoo mengambil sepotong serpihan hati itu. Menatapnya penuh kesedihan ketika memerhatikan si pemilik hati juga tidak bisa mengungkapkan kesedihannya setelah ia mengalami perpisahan.

Ini adalah yang pertama kalinya dan Kyungsoo tahu bahwa semua ini hanya karena sesosok gadis yang begitu teramat dicintai Jongin. Gadis di ruangan itu adalah Eunbi.

***

Kyungsoo memahami bahwa perpisahan tidak hanya berakhirnya sebuah hubungan ataupun ikatan. Perpisahan bukanlah bagian terburuk dari sebuah hubungan, setidaknya jika mereka memang masih bisa bertemu satu sama lain. Tetapi dalam khasus Jongin, Kyungsoo mulai memahami bagaimana pria itu yang masih bisa tersenyum dalam perpisahannya, tidak menyalahkan Eunbi bahkan hingga membenci gadis itu. Jongin tahu bahwa hal yang paling berharga dalam perpisahannya adalah dia masih bisa melihat wanita dicintainya meskipun tidak untuk memiliki.

Meskipun begitu Kyungsoo masih memiliki beberapa pertanyaan yang belum terjawab tentang alasan Eunbi memutuskan Jongin. Kyungsoo bisa saja menebak bahwa perpisahan Jongin dan Eunbi ada sangkut pautnya dengan sakit yang di derita Eunbi. Jika itu memang benar, gadis itu benar-benar jahat telah melepaskan Jongin dan Jongin sendiri telalu bodoh untuk membiarkan hal itu terjadi.

Apakah ini yang disebut amarah?

Kyungsoo bahkan tidak habis pikir dengan hubungan yang seharusnya berjalan begitu sederhana bisa serumit ini.

Angel Has BrokenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang