5. Confluence

20 4 0
                                    

"dia sangat pandai memainkannya" ucapku.

"Kau benar" sahut Seulna.

"Kalian ingin memainkan apa disini?" Tanya Hyura.

"Ntahlah, aku hanya ingin melihat kau bermain piano" ucap Hyesun.

"Aishh" gerutu Hyura sementara yang lain tengah melihat dan memainkan alat musik yang berada di ruangan ini.

Akupun berjalan ke arah bangku yang terletak di pinggir piano dan tengah melihat Hyura memainkan piano dengan cepatnya.

Tampak seorang Namja yang tengah bermain biola tadi tengah memerhatikan Hyura yang memainkan piano dengan kesan tersendiri nya.

"Kurasa Namja itu tengah memerhatikanmu" Ucapku pada Hyura.

"Heol, aku tidak memperdulikan nya."

"Aishh, terserah kau saja aku ingin bermain alat musik juga. Tapi aku tidak bisa melakukannya." Gerutuku kesal.

"Kau ingin memainkan apa? Biar aku ajarkan" Ucap Hyura.

"Eoh, aku ingin memainkan semuanya."

"Yang benar saja" sahut Hyesun dan sontak aku memukul kepalanya.

"Yak! Sakit tahu kau selalu memukul kepala orang tanpa beban!" Ngernyit Hyesun.

"Aishh jjinjja, kalian sangat berisik. Jika kalian ingin bertengkar pergi keluar saja." Ucap Soah disertai anggukan Seulna dan Kyohee.

Tampak Hyesun dengan bibir kuncupnya sambil meletakkan tangannya di dada mulai menggerutu "Ndee". Ucap Hyesun.

Namja yang memainkan biola pun segera mengakhiri permainannya dan meninggalkan ruang musik dengan santai.

Aku hanya memerhatikan perdebatan mereka yang membosankan dan aku memutuskan untuk pergi dari ruang musik.

"Eoh, kau ingin kemana?" Tanya Soah.

"Mencari tempat yang nyaman buatku" ucapku sambil berjalan melewati mereka.

"Aku ikut!" Sahut Soah sambil berlari mengejar ku.

"Kita ingin kemana?" Tanya Soah.

"Kemana saja yang penting tidak berisik."

"Kau mau tempat yang nyaman? Pergi saja ke perpustakaan" ucap Soah.

"Setuju!"

Kamipun berjalan menelusuri lorong yang menjadi jalan menuju ke ruang perpustakaan dengan santai.

Sesampai kami di perpustakaan kami saling berpencar untuk mencari buku yang diinginkan untuk dibaca.

Entah mengapa aku sangat ingin membaca buku yang terletak sangat atas dan aku tidak dapat menggapai nya.

Sampai ketika ada seorang Namja yang menyambar buku itu dan memberikannya kepadaku.

"Eoh, Gamsahamnida" ucapku singkat dan hanya dibalas anggukan olehnya.

"Yak! Mengapa kau lama sekali mengambil buku cepatlah!" Ucap Soah.

"Baiklah."

Setelah mengambil buku aku memutuskan untuk duduk di bangku yang terletak tak jauh dari tempat aku mengambil buku bersama Soah.

"Mengapa Namjoon yang mengambilkannya buku tadi?" Tanya Soah.

"Eoh, siapa? Namjoon? Kau mengenalnya?" Ucapku

"Aishh, dia sekelas dengan ku."

"Hmm begitu, ternyata namanya Namjoon."

"Hmm, begitu ternyata. Tidak apa-apa aku hanya tidak bisa mengambil buku itu dan dia membantuku."

"Meaning Friends"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang