14. Encounter

11 2 0
                                    


Namjoon's POV

"Oh yang benar saja? Ulangan? Hah? Terdengar menyenangkan....

Aku hanya memandangi buku yang kupegang saat ini sambil membaca satu persatu kalimat yang tersirat di buku ini.

Ulangan? Memang sangat mengejutkan aku sangat menyukainya. Tapi bila jujur aku sangat tidak menyukainya bahkan semua orang pun merasakan hal yang sama.

"Hey brother, ayo kita pergi ke kantin aku lapar." Sahut seseorang yang tengah berada di sebelahku sambil memegangi perutnya itu.

"Aku tidak lapar, kalian pergi saja dahulu. Aku ingin belajar dulu sebentar."

Mendengar kata-kata ku Taehyung berdiam diri tak berkutik "Aaaa? Tidak seperti biasanya woah kurasa kau akan menjadi anak yang baik mulai sekarang." Sahut Taehyung.

"Terserahlah." Sahutku datar

"Baiklah kalau begitu, kami pergi ke kantin dahulu." Sahut nya dan segera pergi keluar dari kelas.

Aku hanya mengangguk pelan dan melanjutkan kembali membaca buku yang aku pegang. "Ahh, benar. Aku melupakan buku catatan ku di loker."

Aku mendesah pelan dan segera beranjak keluar menuju ke loker yang berada di luar kelas.

"Ppaliwa!!!!! Dia datang!! Ppaliwa!!!" Tampak beberapa Yeoja yang berteriak pada temannya yang berada di barisan loker dan segera berlari pergi dari tempat itu.

Entah apa yang mereka lakukan aku tak tahu menahu. Aku membuka lokerku pelan dan dapat kulihat bahwa lokerku telah penuh dengan beberapa makanan, surat dan kado-kado yang tidak aku ketahui.

Hal ini sering terjadi karena apa? Karena aku adalah orang terkenal di sekolah bersama yang lain?

"Sekarang bagaimana dengan ini semua? Harus aku apakan?"

Aku mengumpulkan semuanya ke dalam kardus dan menyusunnya satu persatu.

"Apa itu?" Tampak seorang yeoja berambut hitam dengan pandangan bingung melihat ke arahku.

"Mina? Seperti yang kau lihat."

Dia langsung mengambil beberapa kertas yang berada di kotak itu dan membacanya sambil tertawa pelan.

"Baiklah kita lihat apa saja yang ada di sini." Sahutnya sambil melihat satu persatu barang yang ada di kardus.

"Lumayan juga." Sahutnya. Sementara aku hanya terdiam melihat dia.

"Apa kau mau? Ambillah makanan atau coklat itu." Ucapku sambil tersenyum

"Aniya. Aku terlalu bosan memakan ini semua." Sahutnya

Aku hanya heran dengan kata-kata nya "karena ini semua bahkan aku tidak membuka lokerku selama seminggu." Sahutnya lagi sambil memasang earphone di telinganya.

"Ha? Maksudnya?."

Dia tidak menjawab pertanyaan ku dan berlalu berjalan ke arah loker yang berada tidak jauh dari tempatku berada dan membukanya.

"Meaning Friends"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang