PART 1

1.5K 135 6
                                    

Titt.. Titt..

Lagi-lagi, bunyi itu yang ku dengar untuk kesekian kalinya saat masuk ke dalam ruangan dimana ayahku di rawat.

Ayahku koma. Ibuku pergi. Aku benar-benar sendirian sekarang dan entah sampai kapan.

"Appa." Panggilku pada appa yang masih menutup matanya. Mungkin ia masih asyik dengan mimpinya sekarang sehingga sempat lupa caranya untuk bangun atau bahkan menggerakkan sedikit anggota tubuhnya.

Dengan cekatan, aku mengganti bunga melati yang sudah layu dengan bunga melati yang baru saja ku beli dan masih segar. Appa -ku sangat senang dengan bunga berwarna putih nan indah itu. Entah apa alasannya, akupun belum tahu.

"Appa. Bisakah appa bangun sebentar? Aku ingin menanyakan alasan appa menyukai bunga melati ini. Tolong..bangunlah."

Aku benar-benar mengharapkan appa bangun dan memberiku sebuah senyuman. Senyuman yang entah sejak kapan tak pernah ku lihat lagi di tampan wajahnya.

Merasa masih tak mendapat jawaban, aku langsung beranjak menuju sofa di dalam ruangan. Inilah rutinitasku setiap hari Sabtu.

Menjenguk appa sambil bekerja-- lebih tepatnya menggantikan posisinya sementara.

Saat appa-ku, Park Chanyeol, mengalami kecelakaan tepatnya setahun yang lalu, aku  langsung merasa putus asa. Ditambah dengan eomma yang pergi begitu saja meninggalkan kami berdua dengan sepucuk surat tidak berguna yang ia tulis.

Namun, dari situlah aku belajar mengikhlaskan untuk pertama kalinya. Dan dari situ juga semangatku kembali membara.

Saat appa sudah dua bulan di rawat di rumah sakit kota Seoul, aku mengajukan permintaan kepada salah satu divisi perusahaan Mr. Jeon --yang kebetulan appa ku menjadi salah satu orang penting disana-- untuk menggantikannya.

Flashback On~

"Tolong. Bisakah kau memberiku kesempatan? Aku janji hasilnya akan memuaskan. Aku yakin aku bisa menggantikan appa-ku. Lagipula, kami juga sangat memerlukan pemasukan. Kalian tahu kan bagaimana keadaan appa ku sekarang?"

"Apa kau yakin kau bisa?"

"Ne. Aku sangat yakin. Aku akan terus belajar agar bisa seperti appa. Bahkan melebihinya." Kataku penuh tekad.

Mereka semua tersenyum.
"Baiklah. Kami memberimu waktu sebulan untuk belajar menjadi seperti appa mu." Dengan sedikit kekehan mereka berkata, "Tapi satu yang perlu kau ingat, jangan pernah menyerah. Fighting!"

"Fighting!" Ujarku penuh semangat sambil menunjukkan tinju udara.

Flashback Off~

Dan beginilah aku sekarang. Bekerja sambil bersekolah. Aku sadar bahwa kebutuhanku sudah tercukupi, tapi tidak selamanya itu akan bertahan. Pasti akan habis juga.

Saat sedang serius menyalin beberapa data, deringan nyaring ponselku tiba-tiba terdengar.

Panggilan masuk.

Dengan hati-hati, aku menutup sedikit laptop dan mengangkat panggilannya, tanpa melihat nama sang penelepon.

"Annyeonghaseyo. Yeoboseo?"

"..."

"Ne. Ada apa, Pak Choi?" Tanyaku. Pak Choi adalah CEO utama perusahaan tempat appa-- dan aku-- bekerja.

"..."

"Mianhae, Pak Choi, tapi kenapa aku yang diutus? Aku takut mengecewakan kalian nantinya." Ucapku ragu.

"..."

"Ne. Baiklah, terima kasih telah mempercayakanku dalam rapat nanti.

"..."

"Annyeong."

Klik

Sambungan pun terputus. Jantung ku benar-benar berdebar tak karuan sekarang. Aku sangat takut akan mengecewakan perusahaan nantinya. Apalagi, CEO atau bisa dibioang pemilik  utama perusahaan Jeon ikut memantau rapat nanti malam.

Tapi, aku harus melawannya. Seperti kata Choi-sangnim tadi. Aku harus bisa menjadi utusan perusahaan untuk rapat malam nanti.

"Sooyoung-ah. FIGHTING!" Menyemangati diri sendiri terkadang membuatku menjadi lebih baik setelahnya.

***

"Baiklah. Pertama-tama aku akan mengenalkan diriku terlebih dahulu."

"Ekhm. Annyeonghaseyo. Namaku Jeon Jungkook, aku CEO sekaligus putra pemilik perusahaan utama. Aku diutus untuk pergi ke salah satu divisi perusahaan appa ku. Dan itulah tujuanku datang ke kantor ini. Untuk memantau rapat. Itu saja. Kamsahamnida." Ucapnya yang entah kenapa membuatku berdebar.

Ternyata benar ucapan para staff di kantor. CEO sekaligus putra pemilik kantor utama memang benar-benar tampan.

Terlepas dari itu, aku mencoba untuk mengalihkan pikiranku dari CEO Jeon Jungkook untuk kembali fokus pada materi yang tadi sudah ku pelajari untuk rapat yang mendadak ini.

"Kau." Tiba-tiba CEO itu menunjukku.

"Bisakah kau memperkenalkan dirimu terlebih dahulu?" Tanya nya yang lantas membuatku mengangguk.

"Ne. Annyeonghaseyo. Namaku lengkapku Park Sooyoung. Aku biasa dipanggil Joy. Aku masih bersekolah, sementara ini aku menggantikan posisi appa ku untuk bekerja di salah satu divisi perusahaan CEO Jeon. Semoga kehadiranku membuat kalian nyaman." Ucapku dengan senyuman ramah. Kemudian duduk.

Tak sengaja aku mengalihkan perhatianku ke arah CEO itu, dan dia menatapku sejenak dengan kening yang mengernyit kemudian kembali menatap yang lain.

Apa ada yang salah? Tapi, dengan cepat aku mengusir perasaan itu dan fokus pada rapat.

Aku bahkan tidak tau bahwa kejadian malam ini adalah awal dari kisahku yang akan ku ceritakan pada kalian. Para pembaca.

📈📃📉

Hello everyone!
Sudah di publish yeah!
H
O
P
E
YOU LIKE MY STORY!
😊😊😊

NERDY BOY IN LUV {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang