PART 22

274 58 1
                                    

Setelah selesai dengan urusannya, Joy pun segera keluar dari dalam bilik kamar mandi. Saat sedang berkaca untuk mempolesi bibirnya dengan lipbalm anggur, Joy dikejutkan dengan kedatangan empat orang wanita yang tadi sempat ia lihat di kantin. Wanita yang menyukai pacarnya.

Awalnya tidak ada masalah bagi Joy, namun lama kelamaan ia jadi risih sendiri saat wanita-wanita itu mulai mengomentari dan menatap tajam dirinya secara terang-terangan.

"Lihatlah! Apa bagusnya dia?"

"Aku yakin CEO Jeon pasti menyesali keputusannya nanti!"

"CEO Jeon tampan, kaya, dan pintar. Sedangkan dia? Cantik tidak, mungkin hanya pintarnya saja. Ku dengar juga, ayahnya sedang koma dan mereka ditinggalkan ibunya. Menyedihkan, bukan?"

"Yupp! Aku yakin wanita itulah yang mengejar CEO kita. Mana mungkin seorang CEO sepertinya mengejar wanita macam dia!"

Cukup! Hati Joy benar-benar panas!

Apa mereka tidak ada pekerjaan lain? Lagipula, untuk apa juga dia mengumbar-umbar tentang keluarga Joy? Niat sekali!

"Ya! Kalian pikir kalian siapa! Berhak menilai kehidupan orang lain! Harusnya kalian sadar akan diri kalian sendiri!"

Mereka menatap Joy remeh.

"Kau tersindir, huh?" dia Sunmi. Aku bisa melihat name tag nya.

"Lagi juga, bagus kalau kau sadar jika kau tidak sebanding dengan CEO Jeon!" itu Chaeyong.

Sebenarnya bagaimana pengaruh statusnya dengan Jungkook hingga mereka jadi seperti ini?
"Apa mau kalian?" tanya Joy to the point.

"Kami mau, kau putus dengan Jungkook!" lihat? Sopan sekali mereka dengan atasan mereka sendiri. Bagaimana pun, Jungkook merupakan atasan bagi mereka yang bekerja di perusahaan ini. Jungkook tetap Joy hormati, kok, kalau di kantor.

"Aku—" Joy berhenti berbicara karena tiba-tiba dua dari mereka maju dan memegang kedua tangan Joy.

"YA! Apa maksud semua ini?!!"

Belum selesai disitu, Joy kembali dikejutkan dengan siraman air dingin dari atasnya. Joy sangat ingin membalasnya tapi dia tak bisa. Tangannya dipegang dan pintu bahkan dikunci. Apakah dia harus mengadu pada Jungkook? Tidak. Itu sama saja pengecut. Dia yakin bisa mengatasi ini sendiri. Ini sepele.

"Terima ini!" lagi, air disiram kembali dari depan oleh Eun Tak. Bukan ke wajahnya, melainkan ke dadanya. Sial. Dia memakai kemeja putih.

Setelah puas melihat Joy berantakan, mereka tertawa keras.

"Rasakan itu!" Hyejin yang mengatakannya.

Setelahnya, mereka berempat hendak berjalan keluar, meninggalkan Joy yang sudah kedinginan dan terisak kecil. Bagaimana ini? Apa dia menelepon Kookie saja? Tapi, Joy benar-benar malu.

Ditengah kebingungannya, Joy sempat melihat ke arah wanita-wanita tadi yang berdiri di depan pintu keluar dengan bingung.

"Kenapa semua orang dikumpulkan di lobi?" gumaman salah satu dari mereka membuat Joy mengangkat kepalanya dan mengernyit. Apa ada pengumuman? Ya ampun, bagaimana dia keluar?

"Sudah, ayo. Sepertinya penting." Dan mereka benar-benar meninggalkan Joy sendirian.

Dia menghela napas berat. "Sepertinya aku harus menunggu dan bertanya lewat group saja."

Sudah hampir sepuluh menit Joy menunggu dengan duduk di atas wastafel dan menggoyangkan kedua kakinya, dia tak mendengar suara apapun. Rasa penasaran pun tumbuh dengan cepat.

"Untung saja, kamar mandi ini mengarah langsung ke lobi," ucap Joy sembari mulai berjalan keluar kamar mandi setelah berusaha menghangatkan badannya yang tentu saja sia-sia.

Saat membuka pintu, Jungkook tiba-tiba muncul di depannya. "YA! Jungkookie!"

Jungkook hanya diam dan langsung menatap seluruh tubuh Joy yang basah kuyup dari mulai kaki Joy yang tak terlapis apapun hingga ke rambut Joy yang basah dan berantakan. Tatapan Jungkook semakin menajam kala melihat pakaian kantor Joy yang lusuh, dan mencetak dengan jelas bagian dada Joy.

"Kenapa?" tanya Jungkook setelah kembali memusatkan matanya ke netra milik Joy.

Joy malu, dan bingung ingin menjelaskan bagaimana. Hingga akhirnya dia menangis. Sungguh, dia benar-benar malu berdiri di depan Jungkook saat ini. Sebagai lelaki, Jungkook tak tinggal diam. Ia langsung memeluk Joy erat, tak peduli jika pakaiannya sendiri juga akan terkena imbasnya.

Jungkook tersenyum.

"Katakan semuanya di depan mereka nanti."

Ucapan Jungkook membuat Joy bingung. Saat ingin bertanya, Jungkook langsung menyelanya.
"Kalau begitu, lebih baik kau pakai saja jas ku, dan kita keluar."

Setelah jas hitam Jungkook terpakai rapi di badannya yang mungil dalam keadaan terkancing, Jungkook langsung meraih tangan Joy, dan menggenggamnya seraya berjalan keluar. Saat menyadari mulai banyaknya orang yang melihatnya, Joy memilih untuk menundukkan kepala. Namun, Joy menyadari sesuatu.

Tunggu, mereka mau kemana?

Joy segera mengangkat pandangannya dan matanya membulat. Ada apa ini? Kenapa Jungkook membawanya berdiri di tengah-tengah mereka?

"Sekarang, jelaskan apa yang mereka berempat lakukan padamu, sayang.."

Ucapan itu tentu saja membungkam mereka semua yang sedari tadi berbisik-bisik mengenai penampilan Joy yang benar-benar berantakan dan beralih pandang pada empat wanita di sebrang samping Jungkook, yang sedang berdiri menghadap ke arah pegawai lain, termasuk OB dan OG dengan kepala tertunduk.

Joy langsung menatap Jungkook yang sedang memeluk pinggangnya.

"Kau.. tau?"

TBC

NEXT PART PRIVATE.

NERDY BOY IN LUV {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang