PART 17

401 72 6
                                    

"Woohooooo!!"

"Berjuanglah, pangeranku!!!"

"Aaaaa! Lihat tadi tembakannya, sangat indah, bukan?!"

"Iya! Kau benar!"

"Minggir, minggir! Aku mau lihat Bangtan Boys!"

"HEY AKU JUGA MAU!"

"AAAAAA DIA TERSENYUM PADAKU!"

Begitulah kira-kira suasana di lapangan pagi ini. Aku tidak terlalu menikmatinya karna sibuk dengan novelku. Diam-diam, aku melirik ke arah Kookie duduk.

Aku sedih. Tidak ada yang mau duduk meski hanya bersebelahan dengan Kookie. Kookie sendirian di bawah pohon. Aku pun mulai membuka aplikasi chat untuk bertanya.

Tadi, dia sempat bilang padaku jika aku tidak perlu menuju ke arahnya saat pertandingan basket berlangsung.

LINE

Joypark

Kookie, aku ke sana, ya.

Bisa kulihat dari sini, dia membuka ponselnya yang berdering kemudian tersenyum. Astaga, bagaimana bisa dia tersenyum disaat dia sendiri.

Kookie
Tidak perlu, Joy. Kan, aku sudah bilang.

Joypark
Tapi, kau sendirian, Kookie.

Kulihat dari tempatku, dia menggeleng sambil berusaha mencari-cari posisiku. Aku pun kembali mengetikkan pesan.

Joypark
90 derajat arah kiri.

Akhirnya dia melihatku, sebentar, dan kembali pada ponsel.

Kookie
Kau cantik.

Entahlah, begini saja aku sudah blushing..hm.

Joypark
HEY! Kau sudah bilang itu tadi pagi!

Kulihat dia tertawa. Ahh indahnya. Akhirnya. Paling tidak dia sedikit terhibur. Baru saja aku akan kembali mengetikkan pesan, diriku seketika kaget. Ada bola basket yang secara tidak sengaja terlempar ke arah Kookie. Tepat mengenai kepalanya. Membuat kaca matanya jatuh.

Aku yakin rasanya akan sangat sangat pusing.

Baru saja akan ke sana, Kookie sekilas melirik ke arahku dan menggeleng. Kenapa tidak boleh?

"Sorry, Ju- argh maksudku Kookie, aku-" Perkataan salah satu anggota The Boys yang kuketahui bernama Min Yoongi dipotong begitu saja dengan seseorang yang paling kubenci.

"Untuk apa meminta maaf padanya! Dia tidak perlu diperlakukan seperti itu. Dasar NERD!!" Lucas.

Aku kembali melirik Kookie yang mulai mengepalkan tangannya meski tetap menunduk. Beberapa orang sudah mulai mendekat dan membentuk kerumunan. Kebanyakan dari mereka hanya menatap Kookie dengan tatapan mencemooh, tanpa berniat membantu sama sekali.

Aku sangat ingin ke sana kemudian membantunya. Tapi, aku lebih takut jika Kookie yang marah padaku, karna aku yang susah dibilangin.

Ya Tuhan, harus apa aku? Ditempatku, aku sudah gelisah sendiri.

Aku melirik ke berbagai arah. Pandanganku begitu saja berhenti di tempat 'The Boys'. Mereka sedang berdiri sambil melirik santai ke arah kerumunan. Yoongi juga sudah kembali ke sana.

"Kau memang tidak berguna! Keluar saja dari sini!" mendengar teriakan itu, aku mencoba kembali menatap Kookie, dari berbagai celah.

Kulihat, Kookie mulai berdiri sambil melayangkan tatapan tajamnya ke Lucas dan beranjak pergi.

Tapi, lagi-lagi Lucas malah mencekalnya. Apa maunya sebenarnya? Dalam hati aku meronta.

"Siapa yang menyuruhmu pergi dari sini?!!" kulihat sudut bibir Kookie berkedut. Aku yakin beberapa orang berpikiran yang sama.

"AKU MENYURUHMU PERGI DARI SINI, DARI SEKOLAH INI!! PINDAH!! DASAR PAYAH!"

Semua kembali senyap. Kulihat, Kookie melayangkan tatapan sinis.

Ya, memang harus begitu. Kookie harus berani.

"Jaga bicaramu! Dan singkirkan tangan kotormu ini dari wajahku!!" semua orang terperangah dengan apa yang Kookie katakan terkecuali aku dan.. The Boys. Mereka sedang menuju ke sini dengan langkah santai. Bahkan, aku sempat melihat senyum sinis Kim Taehyung meski sekilas.

"KAU-"

"Apa? Kau pikir aku takut?"

"Apa aku harus memberitahunya sekarang, Jimin?" semua orang kembali menatap kaget Kookie yang dengan santainya menyebut nama Jimin.

Park Jimin juga merupakan salah satu anggota 'The Boys' yang dingin dan tak tersentuh. Ia hanya akan berekspresi jika dengan 'The Boys' saja.

"Perlu kau tahu," aku kembali melihat Kookie yang sekarang menginjak kaca matanya. Mungkin dia benar-benar kesal.

"Tanpa kaca mata ini pun aku bisa melihat. Namjoon, apa kau membawa tisu basah?" perbuatan-perbuatan itu pun tak lepas dari mata banyak orang.

"Ini." Kookie mengambilnya kemudian mengelap seluruh wajahnya yang membuat semua orang terperangah seketika, kecuali 'The Boys'.

Seketika, aku teringat sesuatu. Tunggu, wajahnya seperti aku pernah liat.

"Aku, adalah Jeon Jungkook! Cucu dari pemilik sekolah ini, dan juga pewaris utama perusahaan JCORP. Aku yakin, kalian pasti tak asing lagi dengan perusahaan itu, bukan?" Tanya nya sambil tersenyum sinis.

Aku kaget, benar-benar kaget. Aku tidak menyangka jika selama ini, teman-sahabat- bahkan pacarku sendiri adalah.. bosku?!!!

Satu yang kutahu, hari ini, saat ini juga, Jungkook telah membuktikan jati dirinya yang sebenarnya.

TBC

NERDY BOY IN LUV {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang