PART 10

404 82 5
                                    

"Tolong kerjakan semua yang ku katakan tadi dengan baik," tegas Jungkook pada beberapa karyawan di depannya.

Mereka semua bersamaan mengangguk. "Baik, Tuan Jeon." Setelah mendapat anggukan Jungkook, mereka pun segera keluar dari ruangan CEO muda itu.

Setelahnya, Jungkook mulai kembali memperhatikan layar tabletnya yang menampilkan video yang diambil dengan kamera kecil dan berisi seluruh kegiatan yang Joy lakukan di lantai dan ruangan yang berbeda.

"Hei! Apa-apaan dia ini?!" pekik Jungkook karena dalam video tersebut, salah satu karyawan bergelagat berpura-pura menanyakan beberapa hal pada Joy. Kelakuannya itu sangat jelas di mata Jungkook.

Bahkan matanya makin menajam saat beberapa karyawan mulai mencuri-curi pandang dengan Joy dan jadi tidak focus. Jungkook harus mengambil tindakan!

Ia pun meraih gagang telepon kantor dan mulai menghubungi salah seorang yang ia ketahui bekerja di divisi dan lantai yang sama dengan Joy.

"Ya. Suruh dia ke ruanganku. Sekarang."

"Baik, Tuan Jeon. Akan saya panggilkan."

"Terima kasih," tanpa meminta persetujuan sang lawan bicara, Jungkook langsung memutuskan sambungan sepihak dan menunggu Joy dengan jantung yang berdetak lebih cepat.

Bagaimana kalau Joy mengetahui kalau dia adalah Kookie?

Ah, tidak. Mana mungkin, pikir Jungkook dalam hati sambil menggeleng kaku.

Dia pun mengambil ponselnya dan langsung bercermin.

Dia pun mengambil ponselnya dan langsung bercermin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ternyata tidak terlalu mirip.

Jungkook langsung merapikan rambut dan dasinya yang sedikit berantakan.

Tok Tok Tok!

Katukan pintu itu membuat Jungkook kaget dan berusaha mengatur napasnya setenang mungkin.

"Masuk."

Ceklek

Dari sini, Jungkook bisa melihat dengan jelas bagaimana cantiknya Joy saat mengenakan pakaian formal. Sial, dia jadi bingung ingin bersikap bagaimana.

 Sial, dia jadi bingung ingin bersikap bagaimana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Permisi, CEO Jeon. Kata Yoora, saya dipanggil ke sini. Ada apa, Pak?"

Jungkook sedikit kesal karena panggilan itu, namun kalau Joy yang menyebutkan, mungkin Jungkook tidak akan marah.

"Jangan panggil aku, Pak. Umur kita tidak terpaut jauh."

Awalnya, Joy yang mendengar itu sempat kaget di tempat namun memilih untuk mengangguk.

"A-ah. Maaf, CEO Jeon. Saya tidak tahu."

"Hm.. boleh ku lihat hasil laporanmu?"

Joy menatap beberapa helai kertas yang yang ada di dalam mapnya, kemudian langsung memberinya pada Jungkook. Jungkook mulai memahami semua isi dari laporan itu meski sesekali melirik Joy yang asik memandangi interior ruangannya.

"Bagaimana selanjutnya?" Tanya Jungkook.

Joy tersadar dari lamunannya dan nyengir gugup. "A-ah, itu! Saya akan langsung memeriksanya kembali, mengcopy data ke dalam flasdisk kemudian menyerahkannya pada bagian pengecekan di lantai lima dan selanjutnya, bagian percetakan yang mengerjakan itu, CEO Jeon."

"Begitu." Jawab Jungkook singkat sambil mengengguk-angguk. Dan tentu saja membuat Joy kesal dalam hati. Dia sudah menjelaskan panjang lebar, tapi hanya itu balasan yang ia terima. Setidaknya tiga kata atau lebih pasti akan lebih menyenangkan hati dibanding satu kata.

"Iya, Tuan."

"Baiklah, silahkan lanjutkan pekerjaanmu dengan baik."

Saat Joy hendak menjawab, Jungkook kembali berbicara,"Dan ingat! Kau harus tetap fokus pada pekerjaanmu agar hasilnya maksimal, dan jangan cukup panggil aku Jungkook."

"A-ah.. bukan begitu-- maksudku, itu terdengar tidak sopan karena T-tuan atasanku," katakanlah bahwa Joy gugup. Mana bisa dia memanggil CEO nya dengan nama, disaat orang tua pun memanggilnya dengan sebutan Tuan/Mr.

"Gwenchanayo, Park Sooyoung. Arraseo?"

"Ah, ne. Arraseo. Kalau begitu aku permisi dulu, Tuan-- anni, maksudku Jungkook," Joy mengakhiri kalimatnya dengan pelan sambil menunduk hormat dan pergi setelah mendapatkan anggukan Jungkook.

Tepat setelah pintu tertutup kembali, Jungkook menarik dan menghembuskan napasnya dengan keras. Jujur, tadi Jungkook sesaat menahan napasnya kala sekilas melihat Joy menyingkap rambut panjangnya ke belakang dengan gerakan yang menurut Jungkook sangat anggun. Bahkan bayangan Joy yang tersenyum nakal padanya sempat menggerayangi pikirannya.

Bagaimana bisa jantungnya berdetak dengan cepat hanya karena terlibat percakapan dengan Joy? Aapakah dia mulai menyukai Joy? Atau ia memiliki perasaan lebih dari sekedar teman terhadap Joy? Tapi, kenapa bisa secepat ini? Atau.. ini hanya sekelebat perasaan nyaman?

Apakah jawaban yang tepat menurut kalian?

TBC...

NERDY BOY IN LUV {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang