𝐶𝘩𝑎𝑝𝑡𝑒𝑟 𝟨 : 𝑊𝑖𝑛𝑑 & 𝑀𝑒𝑒𝑡

2.5K 270 32
                                    

.

.

.

Jimin kini baru saja memarkirkan mobil sport hitamnya di tempat parkir pinggir jalan di depan sebuah minimarket. Ia segera membuka pintu mobil dan langsung berjalan masuk ke dalamnya.

" Selamat malam, silahkan berbelanja. " ujar kasir itu sambil tersenyum ramah. Jimin tersenyum tipis dan berjalan menghampiri lemari pendingin untuk mengambil kaleng bir. Setelah mengambilnya, Ia langsung berjalan ke arah kasir.

" satu bungkus rokok, please " ujar Jimin. Kasir itu segera mengambil rokok yang ditunjuk Jimin lantas segera menghitung barang pria itu.

" Gamsahamnida! "

  Jimin menganggukkan kepalanya lantas mengambil bir dan rokoknya lalu keluar dari minimarket. Ia tidak akan langsung ke rumah Hoseok, karena sudah dipastikan Ia akan menjadi obat nyamuk disana. Jadi pria itu memutuskan untuk duduk di kursi bermeja yang berada di depan minimarket ini.

Jimin duduk di kursi seraya membuka bungkus rokok dan mengambil satu batang. Merokok di udara malam yang dingin tidak begitu buruk.

" Arraseo. Sementara aku lebih baik disini dulu saja. " gumamnya yang kini tengah menghisap rokok yang sebelumnya sudah Ia nyalakan.

Saat Ia tengah asyik menghisap rokok dan sesekali meminum birnya itu, handphone nya bergetar menandakan ada telepon yang masuk. Jimin menatap nama yang terpampang di layaran handphonenya. 'Kang Mina'. Itu adalah kekasihnya.

Menghela nafas sebentar, lalu tersenyum tipis. Ia pun segera mengangkat teleponnya itu.

" Hello, baby. Ada apa? "

  Disaat Jimin tengah bertelepon dengan kekasihnya, tiba - tiba saja dikagetkan oleh air kopi hangat yang tumpah di pundak dan lengan jas hitam miliknya itu. Jimin yang tidak percaya langsung menoleh dengan wajah kesal dan sedikit marah pada orang yang terlihat sama kagetnya. Sebelumnya Ia sudah menaruh rokoknya di atas asbak.

" Yak! Apa - apaan ini?! " Ujar Jimin yang langsung berdiri dari duduknya dan menatap tajam ke arah pria yang menundukkan kepalanya merasa bersalah.

" M-mianhae...! "

" sayang, kenapa teriak? "

" Ya tuhan, Jeon Jungkook! Kamu kenapa? Dan... astaga! Kamu menumpahkan kopi padanya!? "

  Jimin segera menoleh ke arah orang yang menghampiri dirinya dan pria yang tadi menumpahkan kopi hangat di jasnya itu. Itu pria berbaju seragam kasir di minimarket tadi.

Sedangkan Jeon Jungkook menganggukkan kepalanya dengan wajah yang tertekuk takut. Kedua tangan bergetarnya terus memegang erat gelas kopi itu.

" N-ne, Dokyeom-ah. Aku.. aku tidak sengaja sungguh, k-kakiku tersandung "

'Park Jimin! Jawab aku, sayang'

Jimin yang menyadarinya langsung berniat untuk memutuskan teleponnya yang sedari tadi bersama kekasihnya itu.

" Aku tutup dulu. Maafkan aku sayang " ujar Jimin yang kini telah mematikan teleponnya lalu kembali menatap pria yang bernama Jeon Jungkook itu.

" Hm.. Tuan, maafkan temanku itu. D-dia.. dia memang sedikit ceroboh. " ujar sang kasir yang bernama Dokyeom itu merasa bersalah.

Jimin menghela nafasnya lantas menganggukkan kepalanya.

" Hey kasir! Kemarilah, aku ingin membayar! " Ujar orang yang berada di ambang pintu masuk minimarket. Mau tidak mau Dokyeom harus kembali ke minimarketnya.

[HopeV] PaperCutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang