𝐶𝘩𝑎𝑝𝑡𝑒𝑟 𝟩 : 𝑈𝑛𝑝𝑟𝑒𝑑𝑖𝑐𝑡𝑎𝑏𝑙𝑒

2K 235 48
                                    

====
Jeon Jungkook pov

06:45 pagi

Hari ini aku menjalani hari - hariku seperti biasa. Pergi ke yayasan khusus guru homeschooling untuk bekerja, aku sudah bekerja disana selama 3 tahun berada di Seoul ini. Memang itulah kenapa alasan aku merantau ke Seoul dari Busan. Walaupun gajinya tidak seberapa, tetapi aku tetap senang bisa memiliki pekerjaan yang dapat mencukupi kebutuhanku dan membantu biaya keluargaku juga.

Aku berjalan kaki sebentar menuju ke halte bus yang memang berada sedikit jauh dari tempat rumahku berada. Ku arahkan pandangan ke pinggir jalan raya yang masih sedikit sepi. Cuaca hari ini terlihat begitu mendung dan terasa dingin dari yang biasanya. Aku mengeratkan jaket hitam kesayanganku, ini adalah satu - satunya pemberian dari almarhum ibuku.

Langkahku terhentikan setelah sampai di halte bus. Aku melirik orang - orang yang sedang menunggu bus datang. Semua kursi di halte telah terisi, aku hanya bisa berdiri diam menunggu bus.

Mereka semua bermain dengan handphone-nya masing - masing, sedangkan aku hanya diam memandang jalanan kota. Kedua tanganku memegang tali tas gendongku yang menggantung.

Diam seperti ini, aku menjadi teringat pertemuan yang tak biasa kemarin dengan Jung Hoseok dan Park Jimin.

" Kkk... pabbo. "

aku terkekeh pelan dan merutuki diri sendiri karena kebodohanku kemarin.

Bagaimana bisa aku menumpahkan kopi di jas Jimin hyung yang aku yakini pasti sangat mahal itu? Dan, Hoseok hyung yang terlihat terburu - buru tak sengaja menabrakku. Ya tuhan, walau mereka bukan artis, tetapi mereka cukup terkenal di Seoul dalam karirnya dibidang dance. Aku mengagumi mereka.

Setelah lama aku tengah mengingat hal kemarin, akhirnya bus yang kutunggu datang. Aku langsung bergegas mengantri sebelum orang - orang duluan memasuki bus dan berakhir penuh tidak kebagian tempat duduk. Aku tidak mau itu terjadi.

End pov
====

Sementara kini Hoseok sudah sampai di sekolah Seokhyun. Anak itu sudah turun dari motor sport ayahnya.

" Belajar yang benar, dude. " ujar Hoseok sambil tersenyum di balik helmnya.

Seokhyun menganggukkan kepalanya.

Tetapi terlihat ada seorang wanita yang menghampiri mereka berdua dengan tatapan serius. Hoseok yang tidak sengaja melihat wanita yang menghampirinya tersenyum dan membuka helmnya. Itu salah satu guru di sekolah ini, makanya dia tahu.

" Selamat pagi, Tuan Jung. " sapanya.

" Oh iya, pagi. "

Wanita itu melirik Seokhyun dengan tatapan kecewa dan lantas kembali menatap Hoseok yang terlihat bingung.

" Tuan Jung, Anda perlu ke ruang kepala sekolah sekarang bersama putramu. "

Hoseok yang melihat raut wajah guru itu terlihat diam sejenak tetapi langsung menganggukkan kepalanya.

" Arraseo. " jawab Hoseok.

Guru itu tersenyum sekilas dan menuntun Seokhyun agar ikut dengannya. Seokhyun menoleh ke arah ayahnya dengan tatapan tidak dapat dimengerti. Hoseok menganggukkan kepala membiarkan Seokhyun berjalan lebih dulu bersama guru itu.

Hoseok melepaskan helm dan memakirkan motornya lalu berjalan sedikit cepat menyusul mereka yang sudah memasuki sekolah.

@principal room

Sesampainya di ruang kepala sekolah. Mereka dapat melihat Jumin, Jino, dan kedua orang tuanya yang menatap sinis ke arah Hoseok dan Seokhyun.

'Oh jadi benar dugaanku?' Pikir Seokhyun yang mengerti dengan keadaan diruangan ini.

[HopeV] PaperCutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang