4.Tentang Rasa

3.2K 143 2
                                    

Asyhilla, anak dari pengusaha terbaik di Jakarta, jauh dari kehangatan keluarga karena baik Mama maupun Papanya mereka sibuk mengurus semua yang perusahaan perlukan demi kemajuan perusahaan,dan sering kali Asyhilla ditinggal dirumah bersama Asisten rumah tangganya Bi Nin, wanita yang sudah berusia setengah abad ini memiliki nama lengkap Nindi namun ia lebih terbiasa dipanggil Bi Nin. Ia bekerja dari Asyhilla TK, mengasuh dan merawat Asyhilla bahkan Bi Nin lah yang mengajari Asyhilla sholat. Memang, kini Asyhilla sudah tak rutin sholat karena beberapa hal yang membuat ia kecapekan dan tertidur.

"Eh, non udah pulang?" tanya Bi Nin yang melihat kedatang Asyhilla yang menuju ke tangga.

"Iya Bi, aku ke atas dulu. " ujar Asyhilla.

"Ndak dianter sama Mas Bian toh, non?" tanya Bi Nin yang sedang mengelap meja.

"Nggak bakalan lagi kok Bi,aku udah putus. " ujar Asyhilla yang melangkahkan kaki nya ke anak tangga ke 5.

"Loh, waduh maaf ya non, bibi ndak sengaja. " ucap Bi Nin.

"Iya bi, nggak papa kok. " ujar Asyhilla yang melanjutkan langkahnya menuju anak tangga dan akhirnya tiba dikamarnya.

Sesampainya Bian dirumahnya, ia bergegas menuju kamar dan membuang semua foto foto Bian dan Asyhilla.

"Loh, itu mau dikemanain Bi?" tanya Mama Bian.

"Mau dibuang!" ujar Bian.

"Itukan photo kamu sama Syhilla. " ujar Kirana yang melihat Bian mengambil korek api.

"Ya emang ma, maka dari itu mau dibuang." ujar Bian.

"Kenapa? Putus? Kamu kan udah lama sama Syhilla, mama juga udah kenal sama dia, anaknya baik, terus kenapa?" tanya Mama Bian.

"Masalahnya, Syhilla mau-" ucapan Bian terpotong karena ada yang menanggil Bian.

"Fabian..." panggil Nata sahabatnya.

Bian tak jadi membakar fotonya, lalu ia mendekati pagar rumahnya dan melihat Nata yang sedang memegang bola basket.

"Eh, lo Nat? Kenapa?" tanya Bian.

"Ada tanding basket di lapangan, penontonnya rame banget, nonton yuk? Sekalian cari cewek. " ajak Nata.

"Yaudah ayo lah. " ujar Bian. "Ma, Bian kelapangan ya. " ujar Bian dari depan Pagar.

"Iya. " sahut Kirana, Kirana yang melihat semua foto yang akan anaknya bakar itupun segera menyimpan foto itu. "Bian, Bian. Sikapnya kumat lagi. " ujar Kirana, ibunda Bian.

Di Lapangan basket, seorang gadis yang sedang berdiri di pinggir kursi penonton.

"Dek, tolong pegangin tas gua yah, tenang aja ada cemilan buat lu. " ucap Kak Luis yang mengacak-ngacak rambut Asyhilla.

"Iya kak, makasih ya kak. " ucap Syhilla yang tersenyum dengan rambut digerai, sweater warna Putih gading dan rok selutut.

Luis menunjuk kearah salah satu kursi penonton. "Lo duduk disitu ya. " ucap Luis. "Nah itu temen gue." Sambung Luis sembari melambaikan tangan ke arah Malik.

Malik menghampiri Luis, ia juga ikut meramaikan pertandingan sore itu.

"Assalamu'alaikum Syhilla. " ucap Malik yang datang kearah Syhilla.

"Waalaikumussalam. " senyum Syhilla.

Disaat yang bersamaan, Bian yang baru saja datang melihat Asyhilla yang sedang mengobrol dengan Malik.

Rasanya sakit Syhill, liat lo ngobrol, ketawa sama orang lain. Gumam Bian.

"Hoi Bi! Lo liatin apaan?" tanya Nata yang melihat Bian melamun. "Loh, itu bukannya Pacar lo? Syhilla. " ucap Nata.

"Udah.... nggak. " ucap Bian.

"Sabar ya, bro. " Pundak Bian ditepuk Nata perlahan.

Syhilla melihat Bian yang sedang menatapnya dari kejauhan, Syhilla tersenyum tipis menahan luka dalam hatinya. Ia meninggalkan separuh hatinya.

Bian dan Nata berjalan melewati Asyhilla.

"Hai Syhil?" sapa Nata.

"Lo ngapain sih, manggil dia. " bisik Bian.

"Hai, Ta. " sahut Syhilla, "Hai, Bi. " sambung Syhilla.

Fabian hanya berdehem. Lalu Nata meminta Asyhilla untuk duduk berdekatan dengan mereka.

"Eh Syhill, lo duduk deket kita aja gimana?" Ajak Nata.

Yaelah, si Nata ngapain ngajakin Syhilla deketan. Gumam Bian.

"Boleh. " ucap Syhilla.

Mereka lalu menuju kursi penotnon, duduk berdekatan, menonton pertandingan Basket bersama dengan beberapa makanan yang mereka beli di pedagang keliling.

"Kalian kenapa sih?" tanya Nata. "Kok diem mulu, gue tinggal ya, biar kalian ngobrol. " sambung Nata.

"Tapi Ta-"tahan Syhilla.

LUdah jangan kemana-mana!"ucap Nata.

"Lo.."

"Kamu.."

Mereka saling sap secara bersamaan,

"Lo aja duluan. " ujar Bian.

"Kamu, apa kabar?" tanya Syhilla canggung.

"Alhamdulillah baik-baik aja. Sangat baik malahan. " ucap Bian.

Sekedar sapa saja sulit untuk diucapkan.

Fabian tidak menanyakan hal sebaliknya pada Asyhilla. Ia lebih banyak diam, dan sesekali melirik Asyhilla. Mereka menikmati pertandingan sore itu, dan tanpa sadar mereka ikut menyoraki tim basket yang berhasil memasukkan bola ke ring lawan.

Relationship Goals [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang