Assalamu'alaikum Asyhilla, saya Malik. Saat pertama kali kita bertemu disebuah toko buku, yang saat itu kamu masih bersama Fabian. Saya masih ingat betul, bagaimana cemasnya kamu ketika mencari ponselmu yang tertinggal diatas rak buku novel, Alhamdulillahnya saya tak sengaja menemukannya, dan saat itu adalah kunci menuju hijrah bagi kamu. Entah kenapa saya begitu ingin memberikan kamu buku fikih itu, apakah masih kamu simpan, Syhill? Saya harap kamu selalu membacanya ya, dan apakah kamu masih sering bermain basket? Saat itu saya memandangmu ketika Fabian menghampirimu dilapangan, saya juga melihat kamu begitu bahagia saat kejutan ulang tahunmu di puncak. Maaf waktu itu juga saya pernah melintas didepan UKS untuk melihat keadaan kamu.
Asyhilla menahan air matanya,
Syhill, jangan lupa latihan basket yah biar kamu cepet tinggi.
Sejenak senyum terukir di bibir Asyhilla.
Maaf saya menaruh harapan kepadamu Syhill, tapi jika boleh memberi saran, Fabian masih suka kepadamu Syhill ia sudah memperbaiki sikapnya dihadapan Sang Pencipta dan untukmu calon pendampingnya. Syhill maaf, saya meninggalkan hati saya teruntuk kamu, Asyhilla.
Saya suka kamu...
-Malik-
Air mata lagi-lagi menghujani pipi Asyhilla, ia menangis dan Avi hanya bisa menenangkannya. Roda ranjang rumah sakit berdecit, tubuh Malik yang kini tak bernyawa melintas dihadapan Asyhilla.
Kini aku tau rasanya dicintai, tanpa harus tau bagaimana rasanya dimiliki. Caramu mengajarkan aku, agar aku dapat menjaga imanku. Walau kini kamu tak lagi disini, ku harap doa dan harapanku menyertaimu. Maaf, aku tak bisa membalas rasamu. Aku terlalu mementingkan diriku, hingga aku tak sadar ada seseorang yang berjuang dalam diam. Aku ingin mengulangi semuanya, berawal dari pertemuan yang tak kuduga, hingga persahabatan yang menguatkan tekad untuk menuju taqwa. Aku belum bisa menjadi potongan kecil dalam hidupmu, tapi kamu adalah sahabat surgaku. Kamu buat aku tau artinya mengikhlaskan, bukan tentang melupakan rasa tapi ini tentang kekuatan cinta. Cinta yang satu untuk selamanya.
Flashback On
Saat tour ke puncak akhir semester waktu itu. Siang hari itu, udara masih terasa dingin membuat Asyhilla merasa sedikit kedinginan, padahal ia sudah memakai sweater tebal berwarna cream. Malik yang berjalan menuju pepohonan kayu yang sedang diduduki Asyhilla. Saat itu, Asyhilla tengah memandangi Fabian yang sedang berbicara dengan Asti. "Kuatkan hatimu, kamu punya Allah sang Maha Cinta. " ujar Malik dengan nada bersemangat.
Asyhilla melirik Malik. "Maksudnya.."
"Belajar hijrah itu memang butuh proses Syhill. Aku tau kamu pasti bisa. "
Flashback OffAvi menangkan Asyhilla yang sedari tadi masih tak percaya. Asyhilla bahkan menyalahkan dirinya yang tak pernah sadar, akan cinta yang Malik simpan selama ini. Asyhilla juga memberitahu pada mama dan papanya bahwa Malik lah sosok yang menjadi motivator dalam perjalanan hijrahnya. Ia tak tau harus bagaimana sekarang, ia sangat ingin berada disisi Malik. Melihat perkembangannya, dan jika saja ia tau lebih awal tentang sakitnya Malik, ia pasti akan sadar bahwa rasa itu berasal dari Malik.
Aku yang tak sadar hingga tiba waktunya kau kembali ke sisi-Nya. Aku yang tak tau bahwa kau bawakan kebahagian didalam hati yang tenang ini. Aku tak tau harus bagaimana, perasaanmu belumlah terbalaskan tapi kau sudah tiada lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship Goals [REVISI]
SpiritualPacaran?Itu udah biasa dikalangan remaja,nggak jauh dari kata baper?beranjak ke caper?ujung-ujung ke camer?eh pas putus malah musuhan. Yang lu inget cuma dia yang diciptain bukan yang nyiptain. Ini kisah cinta dari mereka... -Fabian Bagaskara- -Asy...