Hari-hari berlalu, Asyhilla belum lama ini telah mendapat pekerjaan. Hari ini, tepat 1 bulan sudah ia memulai harinya sebagai karyawan di sebuah perusahaan swasta terbesar di Jakarta. Ia bekerja dalam bidang komunikasi.
Kemeja putih bersih, dengan rok wolfis berwarna hijau mint dan jilbab hitam tak lupa blazer berwarna abu-abu. Suara tapakan hak sepatu Asyhilla menyentuh lantai kantor. Senyum hangat mengawali langkahnya. Ia menuju ke lantai 3. Disanalah ia menapaki dunia kerja. Disudut ruangan yang dipadati oleh 12 karyawan, sebuah bilik masih kosong tanpa adanya tas sang pemilik ditempat. Semua bilik sudah ditempati dengan adanya tas para karyawan. Namun keadaan dilantai 3 masih sunyi. Ia heran sekaligus bingung. Tapi Asyhilla duduk meletakkan tasnya dan menyalakan komputernya. 5 detik kemudian, Asyhilla mendapat pesan dari atasannya, ia disuruh menemui Dwi ketua divisi IT di lantai 1. Ia menuju lift, saat ia menghampiri lift, ia berdiri menunggu lift terbuka. Dan ketika lift terbuka, ia mendengar suara tepukan disertai nyanyian datang dari lift.
Lagu selamat ulang tahun dari band Jamrud yang terdenar di telinga Asyhilla. Ia begitu terkejut, melihat teman-teman kantornya berada di lift beramai-ramai hingga mereka berdesak-desakan. Asyhilla terharu, mereka tau hari ulang tahunnya. Ia meniup kue yang bertuliskan Selamat hari lahir ustadzah kantor.
Hari ini hari yang kau tunggu bertambah satu tahun usiamu bahagialah kamu..
Yang ku beri bukanlah hadiah, bukan sepucuk bunga, atau puisi juga kalung hati..
Semoga tuhan melindungi kamu.. serta tercapai semua angan dan cita-citamu
Mudah mudahan diberi umur panjang.. sehat selama lamanya..Mita yang membawa kue kehadapan Asyhilla dengan wajah serius dan nada marahnya. "Tiup lilinnya! Atau saya potong gaji kamu. " ujar Mita dengan suara membentak seperti yang sering ia lakukan dikantor.
Sontak semuanya tertawa. Mereka begitu akrab dan dekat dengan Asyhilla. Asyhilla
"Iya mbak iya. " ujar Asyhilla yang terkekeh mendengar ucapan Mita.
"Jadi gimana? Traktir dong. " ajak teman sekantornya yang masing-masing dari mereka membawakan balon.
Asyhilla mentraktir teman kantornya makan bakso. Selesai pulang kantor. Ia diberi lagi kejutan oleh Avi, Luis, dan Fabian dirumahnya. Suasana rjmah menjadi gelap, lampu teras dalam keadaan mati dan semua sunyi seperti tak berpenghuni. Asyhilla mengucapkan salam, tapi tak ada jawaban. Ia perlahan membuka pintu, dan yang ada hanya kegelapan.
"Bi' Nin.." panggil Asyhilla yang sedang melepas sepatu haknya.
Asyhilla melihat ada cahaya yang mendekatinya, nampaknya itu lilin. Tapi? Mana mungkin lilin bisa terbang? Seseorang menghampirinya membawa sesuatu di tangannya. Dan mengucapkan selamat ulang tahun Asyhilla Putri.
Ctak!!
Lampu seketika hidup, dan yang sedang berdiri dihadapannya adalah seorang pemuda dengan kue ditangannya dan dengan senyum diwajahnya.
Asyhilla tak bisa berkata apa-apa. Ia hanya tersenyum, dengan mata yang berkaca-kaca. Dan saat satu persatu anggota keluarganya keluar dari persembunyian, ia sampai-sampai menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Saat ia melihat Dian ada disana. Hatinya seolah berdesir. Air mata perlahan membasahi pipinya. Sahabatnya, keluarganya, dan keluarga Fabian juga ada di sana.
Mereka satu persatu menghampiri Asyhilla, dan mengucapkan selamat ulang tahun. Diiringi suara tepukan dan nyanyian yang dimeriahkan oleh Avi, Luis, Wulan, Asti, dan Dian. "Happy birthday to you.. happy birthday to you.. happy birthday.. happy birthday.. happy birthday Syhila..."
Luis merangkul Dian, adiknya yang telah kembali satu hari sebelum hari ulang tahun Asyhilla. Semua keluarganya pun baru tiba pagi ini, dan begitu juga keluarga Fabian yang baru saja sampai dirumah Asyhilla 15 menit sebelum ia pulang.
Kini tiba giliran Dian untuk mengucapkan selamat ulang tahun pada Asyhilla. Tubuh mungil Asyhilla dipeluk erat oleh Dian. Ia merasa bersalah, karena pernah menyalahkan Asyhilla. Ia juga sadar, jika tak ada sosok inspirasi mungkin Dian hingga kini masih mengenakan rok mini.
"Happy birthday sayang..." ucap Asti dan Wulan yang kini memeluk Asyhilla, penuh kerinduan yang akhirnya dapat terbalaskan.
Avi mengusap kepala Asyhilla yang tertutup hijab. Ia kini menyadari waktu telah berubah, setiap detiknya usia seseorang bertambah tapi juga berkurang. Avi juga ingin mencari pendamping hidup, dan ia rasa kini tiba saatnya bagi Asyhilla. Untuk menjawab pertanyaan Fabian. Revan dan tunangannya, Dian bersama Brian dan kini Loli bersama kekasihnya. Tinggallah Luis, Avi dan Asyhilla.
"Ada seseorang yang butuh jawaban dari lo?"
"Tapi Vi, kak Luis juga belum-"
Luis tersenyum menatap Asyhilla, ia kini mendekat dan berkata. "Allah, mendatangkan jodoh setiap orang berbeda Syhill, beda orang, beda pula waktunya. Kakak rasa, sekarang saatnya Allah datangkan jodohmu. Kakak sama Avi, gakpapa deh jomblo dulu hehe. "
Asyhilla tersenyum, matanya berkaca-kaca. Ia sejenak melihat kearah kedua orang tuanya. Dan mereka mengangguk, seolah berkata kami setuju. Saat ia melihat kearah kedua orang tua Avi, Revan, dan orang tua Luis serta kakek nenek nya, dan eyang sekalipun secara berurutan, mereka semua tersenyum dan mengangguk perlahan. Kini tiba waktunya melihat orang tua Fabian. Mereka tersenyum, sembari menatap mata mereka ke arah Fabian. Asyhilla sejenak melirik Fabian yang berada dihadapannya, lalu ia menundukkan pandangannya lagi.
"Aku tau Syhill, mungkin kamu belum bisa lupain-"
Belum sempat Fabian menjelaskan ucapannya panjang lebar, Asyhilla sudah angkat bicara terlebih dahulu. "Aku terima lamaran kamu. "
Fabian sampai tak sadar dengan mulut yang terbuka, Asyhilla maju satu langkah dan meniup lilin yang ada diatas kue yang bertuliskan Will you marry me?
Seketika Asyhilla tersipu, hingga ia menutup kedua mulutnya lagi. Ia mencoba menahan raut wajah bahagianya. Tapi sayang, kesempatan itu tak dapat diulang dan ia benar-benar sumringah dibuatnya.
"Asik dong!! Mantan jadi Manten.. " ledek Wulan.
Fabian hanya tersenyum menunjukkan gigi putihnya dan Asyhilla hanya bisa tertunduk, sembari menahan senyum di bibirnya. Semua tersenyum, mereka kini tinggal menantikan hari pernikahan Revan, kemudian Asyhilla.
Mungkin ini cara Allah menyatukan kita kembali. Dengan tanpa adanya ikatan haram. Menjadikanmu kekasih halalku, bukan pacar juga bukan mantan kekasih. Dipisahkan, dijauhkan, didekatkan, lalu dijauhkan lagi. Dipertemukan lalu didekatkan dan disegerakan untuk akad dan walimah, - batin Fabian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship Goals [REVISI]
SpiritualPacaran?Itu udah biasa dikalangan remaja,nggak jauh dari kata baper?beranjak ke caper?ujung-ujung ke camer?eh pas putus malah musuhan. Yang lu inget cuma dia yang diciptain bukan yang nyiptain. Ini kisah cinta dari mereka... -Fabian Bagaskara- -Asy...