Hari ke-4 setelah pemberitahuan adanya tour ke puncak, siswa/i mulai membayar uang perjalanan tour kepada bendahara.
Di kelas Fabian, seluruh siswa sudah membayar uang tour, kecuali Fabian. Fabian ingin ikut pergi ke puncak bersama teman-temannya, namun ia teringat akan kenangan bersama Syhilla dipuncak, berfoto bersama Syhilla di kebun teh, makan bersama, bernyanyi bersama, dan bahkan saat ia tertawa melihat Asyhilla jatuh terpeleset di kebun teh, hingga Fabian yang demam di perjalanan pulang.
Flashback On
Asyhilla menoleh ke Fabian yang berada disampingnya, ia melihat Fabian yang sedari tadi memegangi dahinya. "Kamu kenapa?" tanya Syhilla sembari berjalan menuju ke Bus berdampingan dengan Fabian.
"Nggak apa-apa, sayang. " ucap Bian yang mengusap hidungnya.
Saat masuk ke dalam Bus, Syhilla meminta izin kepada Bu guru untuk duduk bersama Bian.
"Bu Ineke. " panggil Syhilla yang berdiri mendekati bu Ineke yang duduk di depan sembari memperhatikan Bian yang duduk bersama Tara.
"Iya Asyhilla? Kenapa?"
"Saya duduk sama Bian ya bu, soalnya dia agak demam. " ujar Asyhilla yang berbisik kepada Bu Ineke.
"Oh yaudah, nggak apa-apa. Kamu boleh pindah kesana."
Asyhilla lalu berpindah tempat. Kini ia duduk disamping Fabian. Setelah Bu Ineke menyuruh teman disamping Fabian untuk bertukar tempat duduk dengan Asyhilla.
"Gitu tu bu, kalo ada pasangan, ada yang perhatian. " sahut Pak Bimo yang notabenenya menyukai bu Ineke.
"Ih bapak bisa aja, bilang aja mau diperhatiin, " ucap Bu Ineke yang tersenyum dan menoleh ke Pak Bimo yang berada di belakangnya.
Bian yang duduk di sebelah kanan, tak menyadari bahwa disamping kirinya adalah kekasihnya. Bian kini beristirahat, suhu tubuhnya mulai meninggi.
"Tuh kan, panas. " ucap Syhilla.
Bian membuka matanya, mendengar suara lembut yang familiar ia tau bahwa itu pacarnya, Asyhilla.
"Loh, Syhill. " Bian tersenyum sembari menyandarkan kepalanya dipundak Asyhilla yang tertutupi sweater biru muda.
"Bi, ntar di liat guru loh. " bisik Asyhilla.
"Nggak peduli. " sahutnya.
Bian menarik nafas panjang lalu ia melirikkan matanya ke samping kiri atas, dimana yang ia lihat adalah wajah cantik nan jelita Asyhilla.
Tara yang melirik ke kursi yang tadinya menjadi miliknya, melihat Asyhilla yang mengucapkan terimakasih dengan gerakan bibir. Tara hanya mengacungkan jempol lalu mengedipkan sebelah matanya.
Flashback Off
Gue kangen Syhil, gumam Bian.
Bian terhanyut dalam semua kenangan manis bersama mantan kekasihnya itu. Namun, lamunannya itu terhenti saat Salsa sang bendahara kelas menagih uang pembayaran tour.
"Lo nggak ikut, Bi?" tanya Salsa yang membawa buku catatan pembayaran dan setumpukkan uang yang akan ia setorkan kepada Boy panitia penyelenggaraan tour.
"Gue bingung mau ikut atau nggak. " ujar Bian yang duduk di kursi dengan meletakkan ponsel dengan galery yang berisikan photo-photo kenangannya yang masih terbuka pada ponselnya.
"Ikut aja, Bi."
"Iya, nggak seru nggak ada lo!"
"Kali aja bisa flashback Bi. " ledek Vian.
"Hehe. " Bian tersenyum sinis.
Sesil menghampiri Bian, ia mencoba merayu Bian agar tetap ikut.
"Lo harus ikut, karna Nata juga ikut. " ucap Sesil yang berdiri disamping kursi Bian.
"Hah? Nata? Loh, kok bisa?" kaget Bian.
"Nata panitia kemah Bi, masa lo nggak tau? Sahabat macem apa lo. " ucap Sesil yang mengerutkan dahi.
Bian lalu menghampiri Salsa, ia memberikan uang pembayaran tour kepada Salsa, dengan harapan semoga ia secepatnya bisa dekat dengan Syhilla lagi.
Salsa menghitung uang dari Bian dan berkata, "Oke, pas ya. " ucap Salsa.
"Salsa? Itu mau disetorin kemana? " tanya Bian ditengah kelas yang tidak terlalu ribut itu.
"Ke Boy lah. " ujar Salsa.
"Biar gue aja. " ucap Bian yang berlari menghampiri Salsa.
"Yaudah nih, ini catetan totalnya, makasih. " ujar Salsa.
Bian mengangguk dan ia keluar kelas menuju kelas Syhilla yang berada di depan kelasnya yang terpisah antara jarak lapangan.
"Awas ya kalo lo korupsi!" Pekik Salsa dari dalam kelas.
Asyhilla berniat membuang kertas ke kotak sampah didepan kelasnya, namun yang ia temui adalah sosok yang membawa hatinya pergi dan tak dikembalikan lagi.
"Eh, Syhil?" panggil Bian dengan canggung yang membawa buku tebal seperti orang menangih kreditan.
"Iya?"
"Gue mau nyetorin uang pembayaran tour. " ujar Bian.
"Yaudah masuk aja. " ucap Asyhilla.
Asyhilla mengajak Bian masuk kekelasnya, dan sontak membuat teman sekelasnya kaget.
"Lo balikan Syhil?"
"Cie elah, mantan akur ni ye.." ledek Avi sepupu Asyhilla.
Asyhilla tersenyum melirik Avi.
"Cia.. Syhilla senyum-senyum. " ledek Andri.
Asyhilla menghampiri Boy yang sedang merekap jumlah siswa/i yang ikut.
"Boy, ini Fabian mau nyetor. " ujar Asyhilla.
"Lo ikut Syhil?" tanya Bian yang memberikan Uang dan buku catatan kelas kepada Boy.
Boy menyuruh Fabian untuk menunggu dan bersabar agar Boy bisa teliti memasukkan data. Sembari menunggu, Fabian mengobrol dengan Asyhilla.
"Aku in syaa Allah ikut, kamu?" Asyhilla bertanya kembali kepada Fabian yang sedang duduk didepan kelasnya.
"Gue, ikutlah pasti. " ujar Bian yang melirik Asyhilla.
"Oo, bagus deh kalo gitu, jadi rame. " ucap Asyhilla tersenyum.
"Jangan ileran lagi ya, Syhil. " ledek Bian.
Senyum Asyhilla berubah menjadi datar dan hatinya terenyuh, ia merasakan sesak didada. Ia tau bahwa Fabian rindu akan semua kebersamaan mereka.
"Iya Bi, InsyaAllah nggak bakalan ada yang aku ilerin kok. " ucap Asyhilla dengan nada serius.
"Syhil?" panggil Bian yang kini menatap Asyhilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Relationship Goals [REVISI]
SpiritualPacaran?Itu udah biasa dikalangan remaja,nggak jauh dari kata baper?beranjak ke caper?ujung-ujung ke camer?eh pas putus malah musuhan. Yang lu inget cuma dia yang diciptain bukan yang nyiptain. Ini kisah cinta dari mereka... -Fabian Bagaskara- -Asy...