Cewek Cantik | 06

303 80 40
                                    


Semoga suka iya Amin.
Jangan boomVote.
Hargai yang nulis.
--

Hari ini adalah hari Sabtu. Satu Minggu sudah, Laura mengenal sosok Gilang gara-gara janji konyolnya.

Dikelas. Laura datang kesiangan, akhirnya ia mendapatkan sarapan pagi yaitu hormat bendera. Ia duduk satu bangku dengan Cinta dan dibelakangnya ada Ayu.

Masing-masing saling ledek, tertawa yang entah kenapa Laura sungguh tak ingin masuk dalam pembicaraan mereka.

"Kita belajar apa hari ini?" Tanya Laura pada Ayu.

"Matematika, kenapa?"

"Enggak ada."

Itu adalah salah satu caranya untuk mengenal Gilang lewat pelajaran Matematika. Karena ia punya alasan untuk duduk disampingnya Gilang.

Bersikap sok kenal dan sok akrab adalah salah satu mantra jitu untuk mengakrabkan diri dengan orang lain. Ia mengambil buku matematika didalam tasnya dan menuju ke arah Gilang yang ada dipojok.

"Hei, Gilang!"

"Hei," jawabnya singkat namun membuat Laura jatuh bangun. Laura menatap ke arah Gilang, "cuman hei? Nggak ada Tayo nya?"

"Iya," jawabannya lebih singkat.

"Lo tau enggak, ada cewek cantik yang mau duduk disamping sana?"

"Cewek cantik, siapa?" Gilang balik nanya.

"Gue."

Gilang hanya diam tak menyangka Laura bisa memiliki percaya diri yang tak bisa diukur pakai garpu, hingga ia bisa berkata seperti itu. Entah raut muka Gilang antara kagum atau heran.

"Tapi, sebenarnya gue malu buat bilang."

"Tuh udah bilang."

"Gue kan bilang sama lo, bukan sama bangkunya."

"Bangkunya enggak bisa dengar jugakan?"

"Mudah-mudahan."

Laura melirik ke arah Ucup, "Cup, tukaran." Ucup yang suka sama Cinta langsung berdiri pindah tempat duduk.

Gilang memberikan Laura duduk di sampingnya. Karena Laura akan tetap duduk disampingnya meskipun dia larang.

Selagi tidak menggangu apa yang dikerjakan Gilang ia tidak masalah duduk bersebelahan dengan Laura.

"Gilang,"

"Hemm."

"Lo tahu?"

"Enggak."

"Gue, ternyata belum punya nomer Handphone lo."

"Terus?"

"Mau minta."

"Buat?"

"Nelpon, lo."

Fokus itulah yang saat ini Laura lihat dari Gilang, melirik saja ia tak pernah apa lagi memandang wajahnya.

"Gilang!"

"Hem."

"Lo, enggak punya jawaban selain Hem?"

"Punya!"

"Kenapa tidak di jawab kalo punya."

"Lo enggak tanya?"

"Kalo gue tanya lo bakalan jawab?"

"Tergantung!"

"Apa kamu jatuh cinta padaku?"

Hi, Gilaang (Update Setiap Hari)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang