Mantan Pacar | 11

171 32 7
                                    

Jika ada kesamaan nama, dan tempat. Ini memang tidak disengaja.
Ini hanya imajinasi Kuda Liar.
Kalo ada iklan salahkan yang punya Wattpad wKwkw 😂😂

--

Acaranya sudah selesai semua. Gilang yang langsung disambut dengan tepuk tangan membuat Laura sedikit meringis karena dengan demikian Gilang akan menjadi cowok idaman di sekolah.

Ini bahaya!

menghampiri Gilang yang berada di belakang panggung. "Hei" sapa Laura malu-malu pada Gilang.

"Hei" sambut Gilang singkat.

"Tadi penampilan lo bagus, boleh minta fo..." Ucapnya yang langsung dipotong oleh Gilang.

"Bentar, gue kesana dulu."

Laura menghentakkan kakinya. Dia duduk di bangku yang di duduki oleh Gilang. "Masih hangat, he he."

"Gimana penampilan gue?" Seru Juna menghampiri Laura. Cewek itu langsung mendongak, "biasa aja!"

Juna menarik pipi Laura gemes, "kenapa nih pipi gembul, gemes." Laura menatap Juna kesal. "Lepas! Sakit nyet!"

Juna melepas pipinya Laura setelah Laura mencubit perutnya Juna.

"Jun," tidak ada respon dari Juna.
"Juna!"

"Iya, apa?"

"Juna, gue boleh tanya nggak?"

"Nggak!"

"Oke gue anggap boleh! Moza siapanya Gilang?"

"Mantan pacar." Jawab Juna asal. Ia suka melihat Laura kesal karena ulahnya.

"Berarti Gilang pernah pacaran? Mantan pacarnya Gilang ada berapa?"

Juna terdiam, berpikir sesaat. Pertanyaan Laura memang sulit untuk dijawab, karena Juna hanya Gilang pernah pacaran. Tapi kalo jumlah mantan dia kurang tau.

"Juna! Gue tampol Lo lama-lama!"

"Ah... Iya kenapa?"

"Mantan pacarnya Gilang ada berapa?"

"Mana gue tau!" Jawab Juna ketus lalu berdiri. Laura menarik ujung seragamnya Juna. "Duduk!"

"Sekarang jawab!"

"Nggak ada."

"Serius? OMG. Ya Allah kurang baik apalagi engkau pada hamba." Sujud syukur Laura.

Juna menggelengkan kepalanya, cowok itu sebenarnya mau jujur. Tapi kenapa hatinya tak rela melihat Laura sakit hati atau nangis.

"Juna, gue boleh tanya lagi?"

"Iya, apa?"

"Kemarin... Setelah makan kue, Lo nggak langsung mikirin gue kan?"

Tidak ada jawaban dari Juna. Laura meremas ujung rok abunya karena resah.

"Juna!"

Juna melirik tajam. Ia mencoba mencerna maksud dari pertanyaan Laura. "Nggak, tapi kuenya masih ada kulit telurnya. Dan rasanya hambar."

"WAAA. ALLHAMDULILAH." Teriaknya, "ternyata Pelet mujarab dari Arab tak manjur."

"Allah memang baik tau aja. Gilang jodohku."

Laura menghela napas untuk mengurangi rasa bahagianya.

"Juna,"

"Apalagi?"

"Juna. nanti nggak boleh suka sama Laura."

Juna membulatkan matanya. "Najis! Lo bukan tipe gue."

"Yee... Sama dong." Laura menepuk pundaknya Juna. "Gue kelas duluan. Makasih peletnya nggak manjur di Lo. Ha ha."

-sweet 50ty-

Sesampai di kelas. Laura langsung duduk dan meletakkan handphone nya di atas meja. Ia duduk sambil menopang dagunya dengan tangan kanan.

"Kesambet apa Lo, senyum-senyum sendiri dari tadi?" tanya Ayu pada Laura.

Laura menghela napas berat. "Peletnya nggak manjur, Yu." Seru Laura girang.

"Serius?"

Laura mengangguk. "Dosanya nggak jadi kita bagi rata. Yeee..."

"Wati, apa yang mau di bagi rata?" tanya Cinta yang sedang melahap kripik singkong.

"Dosa gue buat Lo semua."

Cinta langsung mengerucutkan bibirnya, "no no. Dosa gue aja udah muncrat kayak larpa, saking banyaknya."

Laura yang merasa ada yang kurang menegok kanan kiri.

"Roma kemana?"

"Ketangkap polisi," sahut Ayu. Cinta dan Laura langsung berdiri dari mejanya. "Parah!"

"Mau kemana?"

"Mau ke kantor polisi!" Jawab mereka serempak.

"Udah bebas kali."

"Serius?"

"Iya,"

Cinta, Laura lalu menghela napas lega. "Alhamdulillah."

"Benar-benar tuh orang. Gue udah bilang jangan sampai ketangkap polisi, kalo ikut demo."

"Awas lo. Roma!"

Mata mereka terbuka lebar saat melihat kedatangan Ani alias Roma. Ada bekas luka lebam di ujung bibir, rambutnya di potong pendek.

"Hei," sapa Ani, ia pun tersenyum.

"Roma!" Teriak mereka bertiga serempak.

Ani berjalan menuju sahabatnya itu, "kenapa? Kaget gue potong rambut?"

Mereka lalu mengangguk, "iya."

"Gimana?"

"Masih jelek." Sahut Cinta.

"Dasar lo, kripik."

Laura memegang pundaknya Ani, "maaf, gue nggak tau kalo lo ketangkap polisi."

"Iya, santai kali."

"Terus lebam yang dibibir, kenapa?" tanya Ayu.

Ani langsung memegang bibirnya. "Habis di cium, V BTS."

"Hsjdhdhjdjehdhh."




TBC

Hi, Gilaang (Update Setiap Hari)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang